Login
Nggak ada pemain harmonika sebaik Toots Thielemans, itu mungkin yang bisa digambarkan bagaimana kemampuan dari Thielemans. Lahir di Belgia 91 tahun yang lalu, Thielemans sempat menangis karena tersentuh lirik dari penyanyi Django. Dan mulai saat itu, dirinya membulatkan tekad untuk menggeluti music jazz. Thielemans baru saja meninggal dunia pada tanggal Senin 22 Agustus 2016 lalu, dan semua dunia musik Belgia, Eropa dan dunia merasa kehilangan sang master harmonika.
Harmonika dalam irama musik jazz
Pada tahun 50an, setelah perang dunia selesai berkecamuk, Thielemans pindah ke Amerika Serikat. Di sana dirinya bergabung dalam Charlie-Parkers All Stars dan menjadi salah satu pemusik jazz terkenal di dunia. Malang melintang di dunia jazz Amerika Serikat, bersana big bandnya Thielemans konser keliling dunia. Posisi pertama dari Thielemans adalah gitar dan terkadang menjadi backing vocal. Tetapi uniknya, Thielemans ini nggak pernah lepas dari harmonika. Dalam setiap konser, pasti ada salah satu lagu yang menjadi ciri khas dari suara khas harmonikanya.
“Sia-sia belajar harmonika setelah melihat permainan Thielemans”
Itulah gambaran para sesama musisi jazz yang tumbuh kembang bersama Thielemans ataupun musisi muda yang menggemari Thielemens. Salah satu pemain harmonika terkenal asal Amerika Serikat Charles Leighton mengatakan bahwa alat musik harmonika sangat terbatas soal nada. Tetapi ketika melihat Thielemans memainkan harmonika, Charles Leighton mengatakan bahwa harmonika nggak ada batasan sedikit pun.
Lagu-lagu terkenal yang pernah dinyanyikan oleh Thielemans antara lain For my Lady, isn’t She Lovely dan Blue in Green. Beberapa kali juga lagu Thielemans menjadi soundtrack film ternama. Setelah memasuki umur 80an, Thielemans mulai membatasi karir bermusiknya. Akhirnya pada tahun 2014, dirinya memutuskan pensiun bermusik karena masalah kesehatan. Dan akhirnya Thielemans pun tertidur untuk selamanya ketika sedang tertidur di rumah sakit di Belgia.
Source: rollingstone.co.id
Comments