Trending
Rabu, 20 September 2017

Dogiyai, Ikon Baru Kopi Papua

  • Share
  • fb-share
Dogiyai, Ikon Baru Kopi Papua

Tanah Papua punya beragam jenis kopi. Jika sebelumnya, Urbaners akrab dengan Kopi Wamena, kini muncul kopi asal wilayah Dogiyai yang mulai menarik perhatian para pecinta kopi. Kopi yang dihasilkan dari ketinggian 1.000 - 2.000 meter di atas permukaan air laut ini memiliki aroma kacang panggang yang gurih, karamel yang legit dengan rasa akhir rempah-rempah dan cokelat. Sebuah harmoni rasa dan aroma yang lengkap.

Sedikitnya ada empat jenis label kopi yang beredar di Kabupaten Dogiyai. Fransiscus Coffee merupakan kopi yang dikembangkan SMP Santo Fransiskus Moanemani, Kopi Mapia yang berasal dari Distrik Mapia, Kopi Moanemani yang dikembangkan oleh P5 dan Kopi Cenderawasih yang penyebarannya di wilayah Meepago.

Ada kisah menarik dari perjalanan kopi di Dogiyai. Biji kopi Mapia masuk ke wilayah Pegunungan Tengah Papua pada 1964 oleh para misionaris gereja. Wangi kopi yang diolah pada misionaris saat itu cukup menarik atensi warga setempat.

Warga pun ramai-ramai menanam kopi. Namun sayang, belakangan warga lokal melihat kopi dengan sebelah mata. Mereka menilai potensi ekonomis kopi tak lebih menjanjikan dibanding kacang tanah, ternak babi ataupun tumbuhan lainnya. Banyak kemudian, petani kopi beralih menjadi petani sayuran dan peternak.

Pengolahan kopi di Dogiyai masih sangat alami. Petani kopi lokal mengupas satu biji kopi dengan waktu 10-30 menit. Mereka lalu mengolah biji kopi secara manual karena tak memiliki mesin khusus. Namun soal rasa, kopi asal Dogiyai tak kalah dibanding kopi daerah lain.

Bahkan Anomali Coffee memasukkan kopi Dogiyai ke kategori Specialty Grade atau kualitas nomor 1. Biji kopi yang diproses dengan Honey Process dan dipanggang dengan tingkat medium roast dijual Rp 425.000 per kilogram.

Sementara untuk ekspor, biasanya kopi Dogiyai dikirim dalam bentuk biji kopi hijau mentah. Ini lantaran kebanyakan pencinta kopi di luar negeri memiliki pola masak sendiri.

Meningkatnya popularitas kopi Dogiyai ini tentu saja memberi efek positif bagi masyarakat setempat. Yang pada akhirnya meningkatkan ketertinggalan pembangunan di Papua dan Papua Barat.

Baca Juga : 7 Cara Membuat Kopi Susu yang Enak & Edgy di Pagi Hari

 

Source: Liputan6.com, detik.com

Comments
Rio Ardianto
wah keren banget nih
Agung Sutrisno
kisah menarik dari perjalanan kopi di Dogiyai