Trending
Senin, 24 Agustus 2020

Produksi Film Satria Dewa Gatotkaca Dilanjutkan, Rilis Teaser Baru

  • Share
  • fb-share
Produksi Film Satria Dewa Gatotkaca Dilanjutkan, Rilis Teaser Baru

Siapa sih yang nggak kenal dengan karakter Gatotkaca? Seorang pahlawan dari cerita wayang ini memiliki kemampuan sakti, seperti kemampuan terbang dan tenaga kuat layaknya otot yang terbuat dari kawat serta tulang yang tersusun dari besi. Menariknya, tokoh Gatotkaca akan dijadikan film superhero modern dalam “Satria Dewa Gatotkaca”. Sudah nggak sabar menantikan film ini? Coba simak dulu informasi selengkapnya.

 

Pemilihan Cast yang Sudah Rampung

Aktor Rizky Nazar berpose sambil memegang topeng Gatotkaca di separuh bagian wajahnya

Sejak awal tahun 2019, kabar mengenai produksi film Satria Dewa Gatotkaca ini sudah terdengar. Namun, baru di pertengahan bulan Agustus ini, Hanung Bramantyo, sang sutradara, mengungkap para pemain dan karakter-karakter utama yang akan diangkat dalam film lewat video teaser berdurasi 6 menit. Salah satunya adalah Rizky Nazar, aktor muda yang tengah naik daun, sebagai Yuda alias sang Gatotkaca.

Menemani Rizky Nazar, Hanung juga memilih aktris Yasmin Napper sebagai Agni, Omar Daniel sebagai Dananjaya, dan aktor cilik Ali Fikry sebagai Gege. Selain itu, ada juga Edward Akbar dan Yatti Surachman. Cecep Arief Rachman sebagai Pandega dan Yayan Ruhian sebagai Beceng juga akan membintangi film Satria Dewa Gatotkaca, di mana mereka akan menunjukkan aksi bela diri yang super keren.

 

Melanjutkan Jadwal Syuting di Tengah Pandemi

Potret karakter Gatotkaca yang mengenakan tudung hitam dan sedang memasang topengnya dalam teaser film

Sempat tertunda oleh pandemi COVID-19, Hanung telah siap melanjutkan proses produksi film yang sudah menjadi cita-citanya ini. Bisa dipastikan bahwa film Satria Dewa Gatotkaca akan tampil di layar lebar pada tahun 2021 mendatang. Meski begitu, Hanung harus melakukan modifikasi terhadap rencana dan konsep syuting yang telah ia rencanakan.

Semula, Hanung dan tim sudah menetapkan Kota Semarang dan Jakarta sebagai dua lokasi syuting film ini. Menurut Hanung, kota Semarang memiliki latar yang tepat untuk menggambarkan kota Astina dalam film ini, sebuah kota tempat kaum Pandawa tinggal di muka Bumi. Namun sayangnya, Kota Semarang masuk menjadi zona merah dengan kasus COVID-19 yang terbilang tinggi.

Pada akhirnya, Hanung memutuskan untuk pindah ke Kota Yogyakarta, rumah dari budaya pewayangan Indonesia. Setelah diberikan lampu hijau dari Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X, dimulailah proses syuting film Satria Dewa Gatotkaca. Hanung memilih wilayah hutan dan pegunungan sebagai latar belakang tempat untuk syuting.

 

Mengangkat Cerita Tokoh Pewayangan

Visual art dari para pahlawan yang tergabung dalam Jagat Satria Dewa, termasuk karakter Gatotkaca

Kalau Jagat Sinema Bumilangit dibuka oleh film Gundala, beda cerita dengan Jagat Satria Dewa yang akan dibuka oleh film Satria Dewa Gatotkaca. Film yang mengangkat mitologi pewayangan Indonesia ini merupakan salah satu proyek impian Hanung Bramantyo sejak ia berumur 7 tahun.

Diungkapkan oleh Hanung bahwa anaknya, Bhai Kaba, merupakan penggemar berat dari seni wayang. Sehingga, ia melihat proyek ini sebagai moda untuk membangkitkan kembali seni wayang yang selama bertahun-tahun sudah ditinggalkan generasi muda Indonesia.

Rencananya, Jagat Satria Dewa akan mengangkat satu film tokoh wayang setiap tahunnya. Setelah Gatotkaca, akan dilanjutkan dengan Arjuna, kemudian Yudhistira, dan berlanjut ke sebuah event movie Bharatayuda. Setelahnya, akan dirilis film yang menceritakan karakter Bima, Nakula dan Sadewa, serta Srikandi. Jagat Satria Dewa nantinya akan ditutup dengan film epik “Battle of Kurukshetra” yang digadang-gadang akan menjadi film crossover ala Avengers: Endgame.

 

 

 

Sources: Katadata, Antara News, Brilio, Indo Zone

Comments
RAHAYU
Mengangkat Cerita Tokoh Pewayangan
THIAS HASTININGSIH
Semula, Hanung dan tim sudah menetapkan Kota Semarang dan Jakarta sebagai dua lokasi syuting film ini. Menurut Hanung, kota Semarang memiliki latar yang tepat untuk menggambarkan kota Astina dalam film ini, sebuah kota tempat kaum Pandawa tinggal di muka Bumi. Namun sayangnya, Kota Semarang masuk menjadi zona merah dengan kasus COVID-19 yang terbilang tinggi.