Trending
Senin, 16 Mei 2016

Sentuhan Khas Indonesia Kua Etnika Memberikan Warna Baru Pada Musik Jazz

  • Share
  • fb-share
Sentuhan Khas Indonesia Kua Etnika Memberikan Warna Baru Pada Musik Jazz

Indonesia memiliki berbagai keanekaragaman budaya, begitu juga dalam hal musik. Seperti yang sudah lo ketahui, setiap daerah Indonesia pasti memiliki alat musik yang berbeda-beda dan tentunya memiliki keindahan tersendiri. Kalau lo pikir terkesan old school, tidak bagi Kua Etnika. Kumpulan musisi satu ini berhasil menggabungkan dua aliran musik yang bisa dibilang sangat berbeda. Mereka menggabungkan musik tradisional Indonesia dengan musik jazz. Nah, kemarin Kua Etnika berhasil memeriahkan acara Stage Bus Jazz Tour 2016 di Solo. Tepatnya di parking lot The Park Mall Solo Baru, mereka membuat suasana Jum'at malam itu terasa berbeda.

Band asal bantul ini menggabungkan alat musik yang biasanya lo dengar di acara adat atau sebuah pernikahan dengan bass, guitar, dan juga keyboard. Bayangin aja seunik apa penampilan mereka Urbaners! Selama satu jam, pengunjung The Park dimanjakan dengan alunan merdu musik tersebut. Nggak heran deh banyak yang sampai duduk-duduk di trotoar demi menikmatinya alunan music mereka.

Setiap lagu dari Kua Etnika juga tidak sembarangan, Urbaners. Mereka memiliki cerita dan makna tersendiri lho, contohnya saja lagu pertama yang dibawakan berjudul "Jawadipa" merupakan potret aktual kota Solo. Kota yang memiliki perubahan cukup dinamis, tetapi tidak pernah melupakan esensi dan kulturnya. Di lagu ke-2 ada berjudul "Bromo", lagu ini terinspirasi dan dibuat saat Djaduk Ferianto yang merupakan salah satu anggota sekaligus composer Kua Etnika menikmati indahnya matahari terbit di Puncak Bromo. Lagu ke-3 yang mereka bawakan berjudul "Piknik Di Cibulan" yang membicarakan tentang kesenian Jawa Barat tepatnya pesisir utara Indonesia yang memiliki jenis musik Tarling (gitar seruling). Ada juga lagu yang berjudul "Swarnadipa", membicarakan tentang kekayaan budaya dan aset alam Sumatra yang luar biasa.

Kua Etnika memang sangat berbeda dari band lainnya, memberikan warna yang unik di belantika musik Indonesia, bayangkan saja, kelompok yang terdiri dari 9 orang ini memainkan lebih dari 10 alat musik, dan setengah diantaranya adalah alat musik tradisional Indonesia seperti Seruling, Saron, Gendang dan lainnya. Lagu-lagu Kua Etnika lebih banyak bermain di instrumen, mereka juga menggunakan cara bernyanyi seorang sinden untuk membawakan setiap lagunya.

Pada malam itu Kua Etnika juga menggunakan pakaian lurik dan blangkon khas Jawa untuk mendukung penampilannya. Pokoknya, kalau lo mendegarkan lantunan lagu mereka, serasa sedang berada ditengah sawah dengan pemandangan gunung yang indah. Kua Etnika membuktikan bahwa banyak banget musik-musik Indonesia yang tidak kalah dengan musik yang ada diluar sana, begitupun musisinya.

 

Comments
Sadam Husaeni tulloh
Kerennn bangetttt bossss
EDI SASONO
Setiap lagu dari Kua Etnika juga tidak sembarangan, Urbaners. Mereka memiliki cerita dan makna tersendiri lho, contohnya saja lagu pertama yang dibawakan berjudul "Jawadipa" merupakan potret aktual kota Solo. Kota yang memiliki perubahan cukup dinamis, tetapi tidak pernah melupakan esensi dan kulturnya. Di lagu ke-2 ada berjudul "Bromo", lagu ini terinspirasi dan dibuat saat Djaduk Ferianto yang merupakan salah satu anggota sekaligus composer Kua Etnika menikmati indahnya matahari terbit di Puncak Bromo. Lagu ke-3 yang mereka bawakan berjudul "Piknik Di Cibulan" yang membicarakan tentang kesenian Jawa Barat tepatnya pesisir utara Indonesia yang memiliki jenis musik Tarling (gitar seruling). Ada juga lagu yang berjudul "Swarnadipa", membicarakan tentang kekayaan budaya dan aset alam Sumatra yang luar biasa.