Trending
Kamis, 09 Juni 2016

Bersenang-senang di 15 Kota

  • Share
  • fb-share
Bersenang-senang di 15 Kota

Lewat perjalanan keliling selama hampir dua bulan, MLD Spot Stage Bus Jazz Tour 2016 telah menyambangi 18 titik penyelenggaraan di 15 kota. Berbagi pengalaman menikmati musik jazz di akhir pekan yang santai.

Musik jazz dibawa keluar dari kotaknya. Mulai dari Jakarta, Tasikmalaya, Cirebon, Magelang, Surabaya, Purwokerto, Semarang, Denpasar hingga ke Tangerang. Jika biasanya ia dipertunjukan di ruang-ruang kecil, maka tur ini membawanya berkelanan lebih jauh menemui audience yang baru.

Pengalamannya berulang, sudah dijalani tahun 2015 yang lalu. Tapi dengan berbagai penyesuaian kiri-kanan, tur ini mulai menjadi tradisi. Pengalaman untuk menghabiskan sebuah momen bersama-sama membuat orang menjadi satu atas nama musik. Apresiasi yang banjir mengalir mewarnai tiap malam yang dijalani.

Menjadi menarik karena kota yang disinggahi, tidak semuanya berukuran besar. Tur ini, secara tidak langsung, berkontribusi nyata untuk membentuk pasar musik yang baru. Mereka yang biasanya tidak dilewati perjalanan tur musik karena kapasitas kotanya tidak besar, kini mendapatkan kesempatan.

Teza Sumendra, misalnya, yang mendapat kesempatan untuk main di 5 kota. Musiknya yang sangat kota besar, ternyata juga bisa diterima di sejumlah daerah kelas dua yang memang nyata-nyata punya keterbukaan terhadap jenis musik yang baru.

White Shoes and the Couples Company adalah contoh lain. Band yang menggambarkan ke-Indonesia-an versi kontemporer ini, berpartisipasi di Malang dan Surabaya, membuat mereka menemui pasar yang berbeda dari yang biasanya.

Selain itu, nama-nama musisi jazz langganan juga mampir berkontribusi lagi. Syaharani and the Queenfireworks main dengan format yang berbeda. Di Jogjakarta, Djaduk Ferianto membawa jazz ala Jogjanya ke panggung yang ternyata tidak cukup luas untuk Kua Etnika.

Berbagai macam variasi yang muncul itu, punya napas yang sama; kesenangan. Kenyataan bahwa untuk menikmati musik bisa di mana, kapan dan bersama siapa saja, menjadi benang merah yang bisa dirasakan dari pergelaran tur ini.

Akhir pekan yang santai jadi punya cerita tersendiri. Senang mengetahui bahwa urat nadinya bernama jazz.

Comments
THIAS HASTININGSIH
Selain itu, nama-nama musisi jazz langganan juga mampir berkontribusi lagi. Syaharani and the Queenfireworks main dengan format yang berbeda. Di Jogjakarta, Djaduk Ferianto membawa jazz ala Jogjanya ke panggung yang ternyata tidak cukup luas untuk Kua Etnika.
Kamto mun
Mantap juga ternyata