Trending
Selasa, 29 November 2016

Zentuary, Album Solo Kesepuluh Dewa Budjana

  • Share
  • fb-share
Zentuary, Album Solo Kesepuluh Dewa Budjana

Dewa Budjana merilis album solo terbarunya. Merilis album baru yang membela akar musiknya, kini jadi ritual yang sulit dihentikan.

Budjana punya kiprah yang panjang di musik jazz. Gitaris yang juga merupakan salah satu murid legenda jazz, Jack Lesmana ini, seolah hidup dalam dua dunia; menjadi gitaris GIGI yang pasar musiknya besar serta tetap memelihara hasratnya bermusik jazz lewat karya-karya solonya.

Sejak mengawalinya dengan album Nusa Damai di tahun 1997, Budjana membangun cerita panjang di pengkaryaan solo. Album Zentuary, karya kesepuluhnya dirilis bulan Oktober 2016 yang lalu. Interval dua puluh tahun dan sepuluh album, jelas bukan catatan yang main-main.

Zentuary membawa pengalaman mendengarkan jazz yang lebih panjang durasinya. Sedikit berbeda dengan album-album sebelumnya, seluruh lagu di album ini dikemas dalam bentuk double cd.

Seperti beberapa album terakhirnya, Zentuary juga digarap dengan mengedepankan sentuhan internasional. Ada banyak musisi berkualitas internasional yang ikut serta di album ini. Cara pandang distribusinya pun sudah tidak lagi dirancang khusus untuk pasar Indonesia. Dengan sendirinya, reputasi sebagai salah satu gitaris yang paling bersuara kencang di Asia Tenggara pun bisa disematkan padanya.

Dari sisi materi, Zentuary juga mengandung sejumlah komposisi yang seru untuk dimainkan di atas panggung. Dari empat belas track yang ada di album ini, delapan di antaranya dimainkan langsung ketika ia merilis album ini dalam sebuah pertunjukan spesial di Tebing Breksi, Jogjakarta.

Respon penonton ketika menyaksikannya pun cenderung baik. Kendati belum begitu familiar dengan materi-materi itu, penonton nampak begitu menikmati permainan Budjana bersama band pengiringnya malam itu.

Tangan Budjana memang sangat ajaib. Zentuary seolah meneruskan kebiasaannya untuk membuat musik berbicara dengan gitar, bukan vokal penyanyi seperti lazimnya musik pop. Meski begitu, ia berhasil mengendalikan diri untuk tetap membuat bunyi gitarnya berjalan selaras dan tidak terlalu di depan. Bermain dan didengar dengan enak oleh pendengar merupakan skill khusus yang ia terapkan di album-album solonya.

Menikmati dua dunia Budjana jadi sangat enak. Malah, kalau ingin mendengarkan sesuatu yang lebih liar, proyek-proyek solonya, termasuk Zentuary, bisa jadi pilihan.

Comments
Epul Saepuloh
Dewa Budjanaaaa
Epul Saepuloh
Dewa Budjanaaaa