Trending
Kamis, 20 Desember 2018

Perkembangan Musik Jazz di Indonesia

  • Share
  • fb-share
Perkembangan Musik Jazz di Indonesia

Perkembangan musik jazz di Indonesia memiliki sejarah yang panjang. Masuknya musik ini di Indonesia nggak bisa dilepaskan dari keberadaan orang Eropa. Merekalah yang mengenalkan gaya musik baru ini lewat piringan hitam. Alfred D. Ticoalu dalam tulisannya “Irama Jazz dan Peranakan Tionghoa” menyebutkan jika The American Jazz Band adalah band jazz pertama yang datang ke Batavia pada 1919.

Musik Jazz pun mengalami masa populer di tahun 1950-an. Di Surabaya ada grup Chen Brothers yang dibentuk oleh Teddy Chen. Formasi band ini adalah Tedy sebagai pemain klarinet, Nico pada drum, bass oleh Joppie dan Bubi pada piano. Band ini juga punya additional player seperti Jack Lemmers yang dikenal dengan Jack Lesmana dan merupakan ayah dari Indra Lesmana.

Musik jazz Indonesia semakin berkembang di era 1960-an dengan adanya televisi. Jack Lemmers bersama Jopie Item mengisi pertunjukan musik jazz di TVRI di era tersebut. Sejak saat itulah jazz makin dikenal luas berkat adanya saluran televisi. Utamanya TVRI yang melakukan rekaman acara jazz di Selebriti Studio, Kebayoran. Kata Bens Leo dalam wawancaranya dengan Historia.

 

Masa Emas Musik Jazz Indonesia: 1980-an dan 1990-an

Masa Emas Musik Jazz Indonesia: 1980-an dan 1990-an

Dekade 1980-an hingga 1990-an disebut sebagai era emas perkembangan musik jazz Indonesia. Dalam tulisan Adrian Rahmat Purwanto “Becoming A Jazz Musician tahun 1970 hingga 1980-an adalah era kemunculan musisi jazz baru bermunculan. Sebut saja Ireng Maulana Elfa Secoria dan Benny Likumahuwa (ayah Berry Likumahuwa).

Pada dekade berikutnya, yakni 1980-an muncul nama grup band jazz yang jadi idola remaja saat itu. Indra Lesmana dan kawan-kawannya membentuk band jazz bernama Krakatau. Lalu ada Dwiki Darmawan dan Gilang Ramadan. Kemunculan mereka juga didukung adanya sekolah musik seperti Institute Musik Indonesia dan Sekolah Musik Indonesia yang disebut sebagai pencetak musisi jazz ternama di kemudian hari.

Masuk dekade 1990-an jazz semakin semarak dengan berbagai musisi baru dan kawakan. Ada nama Fariz RM dengan hits Sakura, Indra Lesmana, Berry Likumahuwa, Dira Sugandi, hingga Syaharani. Mereka seolah membawa angin segar bagi perkembangan musik jazz di Indonesia.

 

Musisi Jazz Masa Kini

Musisi Jazz Masa Kini

Bagaimana dengan musik jazz saat ini? Bisa dibilang perkembangan musik jazz saat ini sangat beragam. Hal ini terutama dengan adanya perkembangan teknologi. Sehingga para musisi dapat berimprovisasi sekaligus berkesperimen dengan hal baru. Selain itu, juga terjadi pergeseran selera musik di kalangan anak muda tanah air.

Jika sebelumnya anak muda lebih menyukai musik bergenre hip-hop, rock, dan musik dance kini jazz juga menjadi satu alternatif baru. Musisi jazz baru di tanah air ini mencoba meramu musik dengan beragam aliran jazz, seperti fussion jazz yang banyak dimainkan. Beberapa nama yang menjadi idola adalah Kunto Aji, Raisa, dan Tulus. Ada juga nama Rio Sidik dan Tesla Manaf yang mendunia.

 

Festival Jazz dan Kebangkitan Musik Jazz di Indonesia

Festival Jazz dan Kebangkitan Musik Jazz di Indonesia

Menurut wartawan musik senior, Bens Leo mengutip dari Historia saat ini ada lebih dari 60 titik festival jazz di Indonesia. Mengapa hal ini bisa begitu menjamur? Lebih jauh Bens menjelaskan kalau musisi jazz itu paling nggak bikin pusing soal bayaran mereka. Musisi tersebut memiliki toleransi dan kegiatan berkesenian yang bagus.

Di Indonesia, salah satu festival musik jazz paling megah dan bergengsi adalah Java Jazz. Acara ini bahkan digelar tiap tahun. Kerennya lagi, Urbaners, Java Jazz masuk dalam kalender jazz internasional. Digagas oleh Peter Ghonta, acara musik yang sudah berjalan hingga 13 tahun ini awalnya terinspirasi North Sea Jazz Festival di Den Haag Belanda. Bahkan saat membuat Java Jazz, Peter sempat berkomunikasi dan berkonsultasi dengan penyelenggara di sana.

Selain Peter Gontha, ada nama Ireng Maulana yang mencoba membuat festival musik jazz di Indonesia. Acara tersebut bertajuk Jakarta International Jazz Festival atau akrab disebut JakJazz. Langkah yang dilakukan Ireng Maulana ini pun cukup mulus. Mengingat dia bekerjasama dengan kedutaan besar yang ada di tanah air. Sehingga prosedur mendatangkan musisi jazz kelas dunia.

Jazz nggak melulu soal penampilan elegan dan berkelas. Pendapat inilah yang coba dipatahkan oleh Djaduk Ferianto. Jika sebelumnya Jazz ditampilkan di gedung pertunjukan kini bisa ditampilkan di luar ruangan (outdoor). Sebut saja seperti festival jazz berajuk Ngayogjazz yang digelar di kampung Jogjakarta atau Jazz Gunung. Kedua acara musik ini mencoba menghadirkan suasana yang lebih membumi dalam perkembangan musik jazz di Indonesia.

Bahkan sekarang pun muncul pula konsep baru yakni jazz tour. Keunikannya adalah, acara ini merupakan gigs dengan scope yang lebih kecil dan menggunakan kendaraan terbuka. Hal tersebut bisa dilihat contohnya adalah gelaran Stage Bus Jazz Tour 2018 yang digelar oleh MLD Spot. Tentu dengan acara-acara seperti ini meskipun dalam ruang lingkup yang nggak begitu besar, tapi bisa membuat musik jazz selalu hidup dalam masyarakat. Bukan begitu, Urbaners?

 

 

Source: Historia

Comments
Mun mbah iban
Mantap guys
Mursidin
Keren banget