Trending
Rabu, 17 Oktober 2018

Sore Band, Terkenal di Saat Belum Dikenal

  • Share
  • fb-share
Sore Band, Terkenal di Saat Belum Dikenal

Di Spotify, lagu milik Sore berjudul Sssst bertengger di nomor satu list populer dan sudah 2,4 juta kali diputar. Memang lagu tersebut menjadi favorit para Sorealist, sebutan akrab penggemar band Sore. Hal tersebut wajar karena liriknya yang sangat dekat dengan anak muda Indonesia. Tetapi, di antara jutaan yang menjadikan lagu Sssst sebagai favoritnya, pasti dari mereka banyak yang nggak tahu bahwa album Centralismo (2005) pernah masuk ke daftar Five Asians Albums Worth Buying versi majalah TIME edisi Asia.

 

Karya Karate, Tai Chi, dan Jiu Jitsu ala Sore Band

Karya Karate, Tai Chi, dan Jiu Jitsu ala Sore Band

Saat album pertama mereka Centralismo (2005) keluar, bisa dibilang itulah masa paling susah bagi keempat personel Sore. Dilansir dari metrotvnews.com, Reza Dwi Putranto gitaris dari Sore mengatakan bahwa album pertama Sore pada saat itu sangat sulit. Sebelumnya Sore memang sudah tergabung pada album kompilasi JKT:SKRG dan original soundtrack Janji Joni. Baru setelah kedua proyek tersebut selesai, Sore memberanikan diri membuat full album.

“Kalau Los Skut Leboys kayak tai chi, halus. Centralismo itu kayak karate, dan Ports of Lima itu jiu jitsu,” ujar Bemby Gusti Pramudya, sang drummer seperti dilansir dari metrotvnews.com.

Album Centralismo bisa dibilang menjadi album paling kasar yang pernah mereka buat, di mana lagunya penuh dengan idealisme masing-masing personel. Di album kedua ada Ports of Lime (2008), Bemby membandingkan seperti jiu jitsu, bagaimana Sore ingin mengeluarkan sebuah skenario lewat lagu-lagu yang menyambung menjadi satu. Dan terakhir Los Skut Leboys (2015) yang lebih santai dan menghangatkan.

 

Tentang lirik dari album Sore

Tentang lirik dari album Sore

Di interview yang sama, Ade Firza Paloh sang vokalis bercerita bahwa sampai sekarang dirinya sangat ter-influence terhadap Eros Djarot. Ade mengatakan bahwa menulis lirik dengan bahasa Indonesia sangat sulit, tetapi di situ ada rasa kebanggaan yang muncul setelah selesai menulis.

“Menceritakan keindahan yang sederhana dan menimbulkan rasa cinta pada Tuhan, Eros (Djarot) dibalik kan SORE,” ujar Ade mengagumi Eros Djarot.

Sekarang Sore masih terus bermain di beberapa festival di Indonesia. Para Sorealist masih tetap bersenandung dan sesekali bergoyang melihat Ade, Awan, Echa, dan Bemby bermain musik bersama, walaupun usia mereka sudah nggak muda lagi dibanding saat terkenal dahulu.

 

 

 

Source: metrotvnews.com

Comments
Irwandi -
mantap infony
SRI YAYA ASTUTI
Karya Karate, Tai Chi, dan Jiu Jitsu ala Sore Band