Trending
Kamis, 30 Juni 2016

Triyatno Siap Harumkan Nama Indonesia di Olimpiade

  • Share
  • fb-share
Triyatno Siap Harumkan Nama Indonesia di Olimpiade

Olimpiade Beijing 2008 nama Hendra Setiawan dan Markis Kido disanjung karena berhasil mendapatkan medali emas untuk Indonesia. Triyatno ketika itu hanya mendapatkan medali perak di kategori 62 kg angkat besi putra. Olimpiade 2012 di London, ketika bulutangkis nggak dapet medali apapun. Triyatno muncul membasuh kekeringan medali tersebut. Kali ini lebih keren lagi Urbaners, Triyatno mendapatkan medali perak di kategori 69 kg angkat besi putra. Triyatno ini hanya kalah oleh lifter Tiongkok yang memang “nggak mungkin” untuk dikalahkah, Lin Qingfeng.

 

Dibalik bayang-bayang bulutangkis

Sejak Olimpiade 1992 di Barcelona, bulutangkis mesti selalu jadi lumbung emas Indonesia. Kala itu Susi Susanti dan Alan Budikusuma sukses menggondol dua emas. Bahkan saat itu di final bulutangkis, Indonesia berhasil meloloskan 5 atlet. Bagaimana dengan angkat besi? Baru tahun 2000, ketika itu Olimpiade Sydney nama Lisa Rumbewas menjadi olahraga ketiga (panahan meraih medali perak di Olimpiade Seoul 1988) yang mendapatkan medali untuk Indonesia.

Wajar jika angkat besi ini selalu menjadi bayang-bayang bulutangkis. Mungkin perhatian masyarakat Indonesia kepada olahraga angkat besi ini hanya pada saat Olimpiade saja, yang mana cuma 4 tahun sekali. Tapi itu nggak sama sekali meruntuhkan semangat Triyatno, yang pada Olimpiade Rio 2016 besok ini menjadi olimpiade ketiganya.

 

Masih jadi andalan Indonesia

Triyatno masih menjadi andalan Indonesia dalam merengkuh medali, minimal perunggu atau kalau bisa emas. Triyatno yang turun di kelas 69 kg mengatakan bahwa lifter Tiongkok masih sangat sulit dikalahkan. Tetapi itu bukan menjadi alasan, karena dalam angkat besi semuanya bisa terjadi. Ketika membawa nama negara, semangat dan juga mental akan menjadi tonggak terkuat. Triyatno mengatakan bahwa atlet yang maksimal mengangkat total barbel 160 kg misalnya, tiba-tiba saja bisa mengangkat 170 atau bahkan 175 kg. “Semuanya bisa terjadi,” kata Triyatno percara diri.

Sekarang Triyatno dan 6 orang atlet Indonesia lainnya sudah berjuang mati-matian untuk menjadi yang terbaik. Target dari KONI adalah 2 medali, semoga!

 

 

Source : myaminpancasetia.files.wordpress.com

Comments
SRI YAYA ASTUTI
Triyatno masih menjadi andalan Indonesia dalam merengkuh medali, minimal perunggu atau kalau bisa emas. Triyatno yang turun di kelas 69 kg mengatakan bahwa lifter Tiongkok masih sangat sulit dikalahkan. Tetapi itu bukan menjadi alasan, karena dalam angkat besi semuanya bisa terjadi. Ketika membawa nama negara, semangat dan juga mental akan menjadi tonggak terkuat. Triyatno mengatakan bahwa atlet yang maksimal mengangkat total barbel 160 kg misalnya, tiba-tiba saja bisa mengangkat 170 atau bahkan 175 kg. “Semuanya bisa terjadi,” kata Triyatno percara diri.
Nasiban
Inspirasi top