Trending
Jumat, 30 Agustus 2019

Bottlesmoker, Aransemen Musik Elektronik dengan Circuit Bending

  • Share
  • fb-share
Bottlesmoker, Aransemen Musik Elektronik dengan Circuit Bending

Bottlesmoker merupakan sebuah proyek musik elektronik multi-platform yang digagas oleh Angkuy dan Nobe yang berasal dari Bandung. Meskipun Bottlesmoker menggunakan embel-embel musik elektronik, tapi nyatanya mereka membawakan musik yang jauh dari kata biasa, Urbaners! Duo ini selalu bereksperimen dengan berbagai jenis instrumen musik dan bebunyian, mulai dari circuit bending sampai dengan suara tanaman! Mau tau kisah mereka lebih lanjut? Langsung disimak aja, yuk di sini!

 

Dari Tugas Kampus Jadi Proyek yang Serius

Di awal perjalanannya, duo elektronik ini sudah sering memproduksi banyak lagu, tapi belum menggunakan nama ‘Bottlesmoker’. Kala itu, lagu yang mereka kerjakan kebanyakan untuk tugas kuliah, khususnya untuk radio. Dari sana, Angkuy dan Nobe pun mulai tertarik

bereksperimen dan menjadikannya dalam format musik yang lebih serius. Single berjudul ‘Before Circus Over’ dan ‘Slow Mo Smile’ yang rilis antara tahun 2006 sampai 2008 adalah beberapa hasil eksperimen tersebut.

 

Beberapa instrumen musik yang digunakan Bottlesmoker saat manggung

 

Ketertarikan Pada Circuit Bending

Sejak serius terjun ke musik elektronik, Bottlesmoker memang memilih untuk mencari cara yang berbeda dalam proses kreatifnya, yaitu dengan memanfaatkan toy music dan custom equipment dalam menghasilkan bebunyian. Selain itu, Angkuy dan Nobe nggak jarang juga memanfaatkan teknik circuit bending untuk menciptakan suara-suara ‘menarik’ ketika berkarya.

Angkuy, salah satu personel Bottlesmoker menjelaskan kalau circuit bending sendiri sudah bukan hal yang baru di dunia musik elektronik. Teknik ini pada dasarnya adalah melakukan modifikasi terhadap barang elektronik yang menghasilkan bebunyian, bisa berupa alat musik, mainan atau alat apapun yang bisa mengeluarkan bunyi seperti radio. Lewat circuit bending, sebenarnya kita juga melakukan perusakan terhadap jalur komponen bunyinya, sehingga bunyinya berbeda dari biasanya.

Sejak awal berdiri, Bottlesmoker sudah sering melakukan bending sebagai bentuk alternatif menggunakan alat musik untuk live di panggung, karena dulunya belum mampu beli alat

musik yang proper. Karena itu, penggunaan instrumen bending ini digadang menjadi ciri khas dari duo asal Bandung ini.

 

Salah satu dokumentasi Bottlesmoker saat manggung yang kental unsur eksperimental

Salah satu dokumentasi Bottlesmoker saat manggung yang kental unsur eksperimental

 

Eksplorasi Bunyi yang Selalu Berbeda

Eksperimen dengan instrumen yang nggak biasa seperti suara perkotaan, noise box, dan mainan juga merupakan bagian dari proses eksplorasi Bottlesmoker. Hal ini dilakukan karena Angkuy dan Nobe melihat banyaknya fenomena musisi elektronik yang instan dan musiknya yang seragam. Alhasil, para penikmat seringkali menganggap bahwa musik elektronik hanyalah musik yang dimainkan DJ dari club ke club.

 

Dari hal inilah timbul kejenuhan dari Angkuy dan Nobe. Mereka yang mulai terbiasa dengan produksi menggunakan alat yang sederhana seperti software serta sampel-sampel yang mudah dicari juga menganggap kalau proses ini terlalu instan. Nah, eksplorasi dengan benda-benda yang nggak umum untuk musik adalah cara Bottlesmoker membuktikan kalau musik elektronik itu nggak harus terpaku oleh satu brand alat tertentu atau cara tertentu saja, tapi bisa dengan memanfaatkan objek yang ada di sekitar lo. Menurut Angkuy, sebenarnya ini adalah hal teknis yang dulunya dilakukan oleh pionir musisi elektronik dalam memproduksi karya. Duo elektronik ini hanya berusaha mengembalikan ke pola tradisionalnya.

 

Seiring berjalannya waktu, eksplorasi Bottlesmoker terhadap bentuk-bentuk musik yang berbeda terus dilakukan. Mereka seringkali mendengarkan musik tradisional dari negara-negara Pasifik, Timur Tengah, dan juga Afrika saat mencari inspirasi. “Sekarang kami sedang seru-serunya mengolah dan eksplor di ranah ritual dan local wisdom. Kami coba adaptasi

pola-pola yang ada di dalam beberapa ritual di Indonesia, lalu kami jadikan musik baru dengan menggabungkannya dengan musik elektronik”, ungkap Angkuy.

 

Salah satu eksperimen yang tidak pernah terlupakan oleh Bottlesmoker adalah saat merilis audio series berisikan kumpulan lagu yang dibuat dari benda-benda di ruang publik. Hal tersebut ternyata susah, lho. Soalnya mereka harus menangkap suara outdoor yang biasanya berisik. Selain itu, masa pengerjaan album ‘Parakosmos’ juga dinilai Angkuy cukup sulit, karena band ini mengadaptasi nyanyian-nyanyian ritual.

 

Dari Musik untuk Yoga Hingga Pesta

Hal yang menjadikan Bottlesmoker sangat unik adalah format musiknya yang tidak biasa. Bukan hanya untuk party di club saja, ternyata musik yang dihasilkan Angkuy dan Nobe juga dapat berfungsi untuk aktivitas lainnya. Sebut saja yoga dan meditasi, pertunjukan seni kontemporer, sirkus, hingga untuk tujuan self-healing.

 

Salah satunya adalah program ‘ecstatic dance’ yang mulai rutin diadakan Bottlesmoker bersama dengan penggiat self-healing. Program ini merupakan sesi healing tubuh lewat gerakan, dalam format semacam tarian bebas dengan musik sebagai instruktur geraknya. Menurut penuturan Angkuy, ternyata melalui gerakan kita bisa menemukan titik meditatif dan healing, lho Urbaners! Untuk lo yang penasaran, bisa langsung cek tentang program ini di Youtube Bottlesmoker dengan kata kunci ‘Komunidansa’.

 

 

Visual pendukung yang spektakuler di panggung dari Bottlesmoker

Visual pendukung yang spektakuler di panggung dari BottlesmokerSering Tur ke Luar Negeri

Angkuy dan Nobe merasa cukup beruntung, karena banyak diberi kesempatan bermain di luar Indonesia. “Ya mungkin sih karena dari musiknya yang bagi di luar negeri sana tidak biasa, jadinya mungkin itu yang memicu mereka ngajakin kita main,” ungkap Angkuy saat ditanya tentang pengalaman Bottlesmoker tur ke luar negeri.

 

Hal ini juga menjadi motivasi bagi duo elektronik ini, karena musik elektronik sendiri sejarahnya berasal dari Barat. Untuk dapat bersaing dengan karya di luar, Bottlesmoker pun mencoba untuk membuat versi timur dari musik elektronik, menjadikannya berbeda dari band elektronik kebanyakan.

 

Saat ditanya tentang tur paling berkesan, Bottlesmoker menjawab kalau mereka senang sekali saat diberi kesempatan bermain di Mongolia, karena negara ini sangat ajaib dan memiliki panorama layaknya di film. “Pas di Mongolia, (rasanya) kayak wallpaper Windows hahaha. Seru dengan landscape-nya yang masih alami”, jawab Angkuy diakhiri gelak tawa.

 

Bottlesmoker dan eksperimen tradisional di atas panggung

Bottlesmoker dan eksperimen tradisional di atas panggung

 

Tentang Musik Elektronik di Indonesia

Bagi Bottlesmoker, perkembangan musik elektronik yang sangat pesat di Indonesia berdampak positif bagi duo elektronik ini, karena networking dan komunitasnya bisa menjadi kuat dan besar. Saat ini sudah terlihat banyak proyek electronic music baru yang bermunculan dan memiliki format yang lebih seru, didukung dengan festival musik yang juga ikut ramai.

 

Meskipun begitu, hal ini bukannya tanpa tantangan. Untuk dapat berekspansi kepada pendengar yang lebih luas, Bottlesmoker berusaha untuk mengenalkannya pelan-pelan.

Berbagai cara seperti rajin posting di Instagram, hingga memproduksi banyak video dilakukan agar karya Angkuy dan Nobe bisa dinikmati dalam banyak media.

 

Menurut Angkuy, kalau lo tertarik mendalami musik elektronik, hal yang harus dilakukan adalah perbanyak referensi. Musik elektronik bukan sekadar musik ajeb-ajeb, tapi banyak sub-genre yang bisa diulik. Jadi, kalau pas lo dengerin belum sreg sama kuping dan hati, berilah kesempatan untuk didengarkan lagi.

 

Untuk lo yang nungguin karya terbaru Bottlesmoker, siap-siap ya, karena Angkuy dan Nobe sedang mempersiapkan album baru! Rencananya album yang membutuhkan proses riset cukup panjang ini akan diluncurkan pada awal 2020! Karya-karya sebelumnya bisa lo cek melalui bottlesmoker.com ya, Urbaners.

Comments
Noviyanti
Kreatifitas berkarys
Indra Desanri
Mantap bro