Trending
Kamis, 26 Oktober 2017

Making Music: Analog vs Digital

  • Share
  • fb-share
Making Music: Analog vs Digital

Saat ini kita memang berada di zaman yang semuanya sudah serba digital karena teknologi yang ada sudah semakin berkembang. Dalam dunia musik juga mengalami perkembangan, proses rekaman pun sekarang sudah digital. Tapi, ada beberapa hal yang mungkin akan lebih memuaskan jika rekamannya secara analog. Buktinya, nggak sedikit juga musisi-musisi yang masih menggunakan perangkat analog dalam proses rekamannya.

Rekaman analog adalah sebuah teknologi rekaman suara yang penggarapannya menggunakan pita rekaman. Gelombang audio yang terekam kemudian ditransfer ke pita rekaman. Dengan rekaman analog, hasil suara yang direkam lebih hangat dan lebih hidup. Selain itu, data rekamannya juga bisa disimpan sampai kapan saja, karena hasil master-nya berbentuk fisik. Tapi, rekaman analog memiliki keterbatasan track per lagunya, lo juga harus rawat pita master lebih ekstra lagi supaya hasil rekamannya tetap bagus, waktu pengerjaannya juga lebih lama dan lebih ribet. Pita rekaman di Indonesia sendiri sudah jarang banget dijual, dan mungkin sudah jarang juga ada studio rekaman yang menyediakan jasa rekaman dengan analog. Namun, rekaman analog bisa mengasah kemampuan dan menambahkan ilmu bagi musisi atau pun pengarah suaranya.

“Ketika sedang rekaman lalu salah di tengah-tengah, untuk melakukan rekaman dengan cara menyambung di tengah-tengah akan lebih sulit, jadi harus ngulang dari awal. Tapi, dengan begitu kemampuan bermusik artis atau musisi jadi lebih terasah”, tutur Rishanda, bassist band DREW yang juga merupakan music producer.

Berbeda dengan rekaman ditigal yang semuanya sudah menggunakan teknologi yang lebih canggih seperti komputer. Di era digital, lo rekaman sudah nggak pakai pita lagi, tinggal install software di komputer, terus beli sound card, lo sudah bisa rekaman sepuasnya. Gadget saat ini kayak smartphone juga sudah ada fitur yang memudahkan lo untuk rekaman. Yes, lebih praktis! Lo bisa kapan saja dan di mana saja rekamannya. Jumlah track  nggak terbatas, lo juga bisa dengan mudah memanipulasi apapun, mulai dari suara sampai efek. Kalau lo salah di tengah-tengah juga lebih gampang buat di-edit. Tapi, lo suara yang lo rekam nggak akan sehangat rekaman analog, jadi lebih kaku. Dan, bisa saja kemampuan musisi yang sebenarnya jadi nggak terasah karena terlalu banyak manipulasi.

“Untuk zaman digital dan mobile ini, hasil dari rekaman digital setelah di-mixing dan mastering bisa lebih cepat didistribusikan secara digital, karena nggak perlu proses pen-digital-an lagi”, ucap Rishanda.

Well, di zaman sekarang memang lebih mudah dan lebih enak rekaman secara digital, perangkatnya gampang ditemuin dan bisa rekaman di mana saja. Tapi, untuk mendapatkan suara yang lebih hangat, rekaman analog bisa jadi pilihan yang tepat.

“Rekaman digital lebih masuk akal karena ujung-ujungnya mayoritas akan dinikmati secara digital pula. Tapi, saya bersyukur karena pernah mengalami kedua jaman tersebut (rekaman analog dan rekaman digital). Ilmu yang didapat pada era rekaman analog sungguh sangat membantu kehidupan saya sebagai musisi sekarang ini”, tutup Rishanda.

So, kalau Urbaners disuruh milih dengan kualitas suara yang sama. Mau pilih yang mana?

  • Analog
  • Digital
Comments
Irwandi -
Mantap banget
Emmanuel Gracetana P
menggunakan teknologi yang lebih canggih