Trending
Minggu, 28 Juli 2019

Semenjana dan Semenjani, Mini Albumnya yang Manis!

  • Share
  • fb-share
Semenjana dan Semenjani, Mini Albumnya yang Manis!

Urbaners, lagu-lagu tentang Jakarta apa yang pernah lo dengar? Mungkin salah satunya adalah lagu dari grup band Semenjana. Grup Band ini digawangi Didit (gitar/vokal), Abe (gitar/vokal), Ozie (vokal/perkusi), Aditya (vokal/bas). Pada tahun 2017, mereka pernah meluncurkan album bertajuk Kalimatera dan memasukkan banyak hal tentang Indonesia sebagai materi lagu mereka di album tersebut, termasuk tentang Jakarta. Bahkan lagunya menjadi soundtrack film layar lebar lho! Mau tahu lebih lanjut kisah mereka? Langsung simak aja, ya di sini!

 

Kembali Hadir Dengan Suasana Baru

Sukses dengan albumnya yang terkesan ‘serius’ dan menyentil sosial politik Indonesia, di tahun 2019 ini Semenjana hadir agak berbeda lewat single mereka berjudul Semenjani yang rilis di Februari lalu, dan baru-baru ini disusul mini album dengan tajuk yang sama pula.

“Semenjani itu ya Semenjana pas lagi manis aja,”  tutur Ozie. Kalau lo pernah dengar lagu-lagu mereka sebelumnya, lalu mendengar tiga buah lagu di mini album ini, lo memang akan merasakan sisi manis dari Semenjana. “Setelah didengar-dengar, wah ini mah bukan Semenjana, ini mah Semenjani nih,” celetuk Adit ketika bercerita tentang asal mula nama Semenjani.

Awalnya lagu-lagu ini akan dimasukkan ke dalam album kedua mereka yang memang sedang dipersiapkan. Namun setelah dikatalogkan, mereka merasa tiga lagu ini punya taste tersendiri yang di luar kebiasaan Semenjana.

“Tiga lagu ini belang sendiri, jadilah kita bikin mini album. Nantinya kalau luncurin album kedua lagi, bakal beda lagi. Sekaligus kita juga mau buktiin kalo Semanjana tuh nggak se-politik itu, kita nggak seserius yang dikira, kita juga bisa cengeng, dan kita bisa manis juga,” ujar Didit yang disambut gelak tawa para personil Semenjana lainnya.

 

Inspirasi Lagu-Lagu Semenjana

Semenjana memang bermusik dengan santai. Perjalanan musik mereka adalah perjalanan keseharian mereka itu sendiri. Inspirasi lagu pun datang dari obrolan sehari-hari di antara mereka. Di album Kalimatera misalnya, mereka saat itu sedang sangat sering mengobrol tentang Indonesia setelah membaca buku-bukunya Pramoedya Ananta Toer. Karenanya, lo bisa liat ada sebuah lagu diberi judul Mas Pram, yang memang sengaja dipersembahkan untuk novelis legendaris Indonesia itu.

Semenjana saat sedang manggung di Camden Bar Cikini, Jakarta, 12 November 2018.

Sedangkan di mini album Semenjani, Semenjana mengaku memang sedang dalam mood yang manis, sehingga terciptalah karya musik yang penuh romantisme cinta terhadap Sang Pencipta, kekasih dan juga cinta seorang ayah terhadap anak perempuannya. Ini membuat mini album Semenjani juga nggak kalah dalam hal kedalaman makna dibandingkan dengan lagu-lagu sebelumnya.

Proses produksi albumnya pun mengalir begitu saja, dan mereka sangat bersyukur karena karya mereka disambut antusias oleh Dimas Martokoesoemo, produser mereka. Bahkan lagu Tersenyum yang ada di mini album ini, adalah ciptaan Dimas yang dipercayakan ke mereka.

“Buat kita, semua lagu yang kita keluarin itu udah pasti Semenjana banget, udah pasti jagoan kita. Bahkan lagunya Dimas yang Tersenyum, itu ketika kita dengar pertama kali, kita udah merasa wah ini Semenjana banget,” jelas Ozie.

 

Awal Mula Ngeband dan Nama Semenjana

Tau nggak Urbaners, sebelum resmi menjadi grup band, para personil Semenjana sudah saling kenal lama. Mereka adalah anak-anak creative design yang pernah bekerja di satu kantor di bilangan Jakarta Selatan.

“Dulu tiap sore selesai ngantor suka gitar-gitaran, gabut, nyanyi-nyanyi lagu orang. Lalu kita mikir bisa nih kita bikin materi karena sebenarnya kayak Didit, Abe, itu udah punya banyak materi nya. Akhirnya kita coba masuk studio dan tanggapan beberapa orang bagus jadi kita lanjutin, deh,” jelas Adit. Dari situlah bonding musik yang selalu terasa dalam harmonisasi vokal dan alunan musik di lagu-lagu mereka dimulai.  

Mulai dari 2014 hingga 2016 mereka mulai mengadakan workshop, dan itu pun dilakukan di kantor. Saat itu mereka belum memberikan nama pada grup ini karena lebih fokus memantapkan materi lagu. Hingga akhirnya tugas mencari nama didaulatkan kepada Ozie, yang memang punya background sastra.

Para personil Semenjana menginginkan nama yang tidak berkesan sombong, sangat Indonesia, unik dan enak didengar. Munculah nama Semenjana yang mungkin asing di telinga orang kebanyakan. Ini Istilah yang sering dipakai di dunia sepakbola untuk menyebut tim-tim yang underdog, klub-klub yang biasa saja, yang kurang berprestasi. Semenjana dalam kamus KBBI memang berarti pertengahan, sedang, menengah, atau biasa.

Lantas mengapa mereka memberi kesan yang underestimate dalam nama grup mereka?

“Semenjana itu artinya biasa aja. Ya karena kita memang biasa aja, musikalitas kita gak ada yang WAH, dan kita mengakui itu,“ kata Ozie.

Mereka mengaku bahwa semua musik mereka menggunakan feeling dan tidak ada pengkhususan peran tertentu di antara personil. Mereka berempat sama-sama bernyanyi, dan soal instrumen pun mereka sangat dinamis. Tidak ada bass misalnya bukanlah masalah bagi mereka. Mereka selalu ingin tampil apa adanya.

“Tapi meskipun biasa saja, kita punya filosofi; biasa untuk luar biasa, seperti layaknya sepatu Converse all star yang hitam. Sepatunya tuh sebenarnya biasa banget, tapi ceritanya luar biasa sampai jadi sepatu legendaris yang banyak dipakai. Nah, Semenjana punya filosofi itu,“ jelas Didit.

Semenjana saat manggung dalam rangka promo Film 22 Menit. Lagu berjudul Jakarta menjadi OST film tersebut.

 

Menyebut Diri Grup Musik Pop Nusantara

Semenjana seringkali disebut sebagai grup musik folk dan indie. Mengenai hal itu, mereka menyerahkan sepenuhnya pada para pendengar. Bagi mereka, musik adalah soal interpretasi. Boleh-boleh saja mengkategorikan mereka di genre atau aliran manapun, tapi mereka sendiri lebih suka menyebut diri sebagai grup musik pop nusantara. Soalnya, meskipun musik yang mereka buat adalah pop yang memang berasal dari luar, namun mereka ingin menciptakan karya pop yang punya nafas Nusantara-nya.

Aksi Semenjana di Coffeewar dalam sebuah Show Rilis Single.

Banyak juga yang menyebut mereka dipengaruhi oleh musik The Beatles. Semenjana pun nggak menampiknya karena bagi mereka The Beatles itu sudah mendarah daging. Memang harus diakui ada kemiripan, dimana semua personil The Beatles juga merupakan vokalis. The Beatles juga no genre, kadang bisa muncul dengan musik yang marah-marah, tapi lalu muncul lagi dengan lagu yang sweet banget. Bisa dikatakan mereka selalu hadir dengan proyek musik random. Semenjana juga cenderung demikian, penuh kejutan. Tapi, Semenjana mengaku secara musik lebih terinspirasi dari musisi seperti Bon Iver, Iwan Fals, Koes Ploes, dan Fleet Foxes. Sedangkan secara ideologi mereka terinspirasi dari Slank.

 

Bermusik Dengan Jujur

Lantas apa harapan Semenjana terhadap musik Indonesia. Sontak mereka sepakat menjawab “Nggak ada harapan.” Ternyata bagi Semenjana, musik Indonesia itu sudah bagus, dan semakin hari mereka semakin sering melihat kemunculan grup-grup yang lebih berbakat dan lebih keren.

Dan untuk lo yang ingin bermusik, Semenjana berpesan agar lo bermusik dengan jujur. Karena sesuatu yang dimulai dengan kejujuran akan sampai ke hati pendengar dan menyentuh mereka.

“Bermusik ya bermusik aja, gak usah muluk-muluk. Just let it flow. Just do it!”

Nah, buat lo yang penasaran sama Semenjana dan ingin dengar lagu-lagunya. Langsung buka aja di Spotify sudah ada tiga lagu di mini album Semenjani yaitu; Semenjani, Tersenyum dan Masih di Kelas Dua. Lo juga bisa kepoin Instagram mereka di @semenjanasaja.

Comments
Dhimas
semangat berkarya
Linda NM
selamat dan sukses