Trending
Jumat, 12 Agustus 2016

Dianggap Kompetitor Berbahaya, Didi Chuxing Beli Uber di Tiongkok

  • Share
  • fb-share
Dianggap Kompetitor Berbahaya, Didi Chuxing Beli Uber di Tiongkok

Ada pepatah mengatakan, if you can beat them, buy them. Pepatah tersebut sekarang sedang dilakukan oleh Didi Chuxing perusahaan transportasi online asal Tiongkok dengan membeli Uber. Tetapi bukan membeli Uber secara keseluruhan, tetapi hanya membeli saham Uber yang ada di Tiongkok. Sebelumnya Uber sangat mendominasi pasar Tiongkok, setidaknya Uber mendapatkan 150 juta order setiap bulannya di Tiongkok.

 

Daripada berkembang terlalu pesat

Memang jika dibandingkan Didi Chuxing sendiri, Uber di Tiongkok memang nggak ada apa-apanya Urbaners. Didi Chuxing yang muncul sejak tahun 2012 ini sudah mempunyai 1,3 juta pengemudi dan beroperasi di hampir 360 juta kota di seluruh Tiongkok. Bahkan Didi Chuxing sendiri mengatakan sekarang telah menerima setidaknya 4 juta pemesanan telepon setiap harinya. Sekarang valuasi dari Didi Chuxing sebesar 28 miliar dolar atau sekitar 2,8 triliun rupiah.

Tetapi ternyata Didi Chuxing ini was-was melihat perkembangan Uber. Uber yang memang merajai pasar transportasi online dunia ini juga nggak mau kalah untuk bersaing di pasar Tiongkok. Masih ingat kata-kata bahwa “Jika kalian berhasil menguasai pasar Tiongkok, itu berarti kalian sudah menguasai dunia”? Uber merasa belum total jika belum masuk ke Tiongkok.

 

Uber sebenarnya keteteran

Sebenarnya Uber mengetahui bahwa jika masuk ke dalam pasar Tiongkok, mereka harus berhadapan dengan Didi Chuxing yang sudah dahulu berperang di sana. Benar saja, ketika masuk ke pasar Tiongkok pada awal tahun 2015, Uber sudah harus mengeluarkan total pemasaran mencapai 2 juta dolar dalam satu tahun. Walaupun mendapatkan order yang sangat sangat banyak, Uber ditengarai nggak akan berjaya dalam waktu lama.

Pada akhirnya Didi Chuxing ini membeli Uber di Tiongkok 35 juta dolar. Uber CEO Travis Kalanic mengatakan bergabungnya Uber dengan Didi Chuxing membuat kedua perusahaan besar ini mendapatkan keuntungan yang berlipat. Karena sudah nggak ada saingan lagi dalam urusan transportasi online di Tiongkok.

 

Source: engadget.com

Comments
nicolas filbert tandun
Daripada berkembang terlalu pesat
Ricko Pratama Putra
Uber sebenarnya keteteran