Trending
Senin, 29 Agustus 2016

Kisah Guru Indonesia yang Mengajar di Daerah Terpencil

  • Share
  • fb-share
Kisah Guru Indonesia yang Mengajar di Daerah Terpencil

Ada lebih dari 17 ribu pulau di Indonesia dan tentu nggak semuanya tersedia beberapa fasilitas yang ada di kota-kota besar. Contohnya di Pulau Bawean, di sana nggak ada akses internet dan listrik pun hanya ada di beberapa rumah saja. Itu masih Pulau Bawean yang jaraknya hanya 2 jam perjalanan laut dari Gresik. Apalagi jika ngebahas soal pendidikan, tentu fasilitas seperti ruang kelas bahkan buku terkadang menjadi kado ulang tahun.

Tetapi ternyata dibanyaknya tempat terpencil di Indonesia tersebut, masih ada guru-guru yang secara sukarela datang dan mengajar. Nggak hanya anak-anak, tetapi orang dewasa juga mendapat pengajaran di sana.

 

Guru untuk masyarakat Akoja, Aceh

Novianti, ibu guru asal Bandung ini rela menempuh perjalanan jauh untuk mengajar masyarakat Akoja, Aceh. Ternyata infrastruktur di daerah Akoja ini sudah cukup bagus, tetapi yang menjadi masalah Novianti harus mengarungi sungai terlebih dahulu untuk pergi ke tempat mengajar. Sekolah akan libur jika ada banjir datang.

 

Lampu mati setiap malam di Bawean

Di Pulau Bawean Madura, setiap malam sudah dipastikan nggak ada listrik di daerah pedalaman. Di sana bukan listrik mati untuk melakukan pengematan. Ternyata di saat siang pun, beberapa daerah di Bawean masih menggunakan genset untuk menyongkong listrik. Guru-guru di Bawean pun harus berusaha memanfaatkan waktu di siang hari, untuk mengajar para warga yang ada di Pulau Bawean.

 

Desa nelayan di Pulau Bajo, Halmahera

Ada sekitar 10 guru yang sudah dikirimkan pemerintah Indonesia untuk mengajar di Pulau Bajo, Halmahera. Bukan sekarang pedalaman dan jauh dari pusat kota, tetapi para guru hebat ini akan mengajar di desa nelayan. Disebut desa nelayan karena hampir semua masyarakat dari Pulau Bajo ini hidup di atas sungai. Jalur darat terputus karena bencana. Bahkan para guru ini harus mengajar masyarakat desa nelayan.

Bagaimana Urbaners, keteladan guru yang rela harus jauh-jauh meninggalkan daerah asalnya untuk mengajar para anak-anak dan juga masyarakat yang ada di daerah terpencil, tentu harus diapresiasi. Maju terus pendidikan Indonesia.

Comments
Sandi Widiyantoro
Respect for him
asrul firmansyah
Pahlawan tanpa tanda jasa sekarang mah rata2 hidup ya sudah makmurr