Trending

Apple Siap Bangun Pabrik Pertama di Tiongkok

Pada saat Perang Dunia, Adolf Hitler mengatakan jika nggak menguasai Rusia berarti belum menguasai dunia. Dan di dunia teknologi, kata-kata tersebut mungkin cocok jika dikaitkan dengan Tiongkok. Dengan penduduk hampir mencapai 2 miliar orang, jika belum menguasai pasar Tiongkok belum mengusai pasar dunia.

Apple tahu betul jika sudah mengusai pasar Tiongkok, tentu segalanya akan menjadi lebih mudah. Setelah berhasil memasukkan iPhone ke dalam pasar Tiongkok, sekarang Apple bersiap untuk melebarkan sayap di dalam pasar Tiongkok. Pada tahun ini rencananya Apple akan membuka pabrik pertamanya yang berfokus pada pembuatan hardware.

 

iPhone sudah berjaya di Tiongkok

Pada tahun 2015 saja, sudah ada 60 juta iPhone yang terjual di Tiongkok. Jumlah tersebut hanya kalah oleh Xiaomi yang berhasil menjual 70 juta lebih smartphone-nya di Tiongkok. Hanya dalam waktu kurang dari 2 tahun, Apple sudah menjadi salah satu pabrikan smartphone paling laris di Tiongkok. Walaupun tahun ini penjualan iPhone turun dari 60 juta ke 51 juta, tetapi itu nggak menjadikan Apple putus asa dalam mengambil pasar Tiongkok.

Memang harga dari iPhone ini jelas kalah murah dengan Xioami, Oppo ataupun HTC. Tetapi karena tim marketing iPhone yang bekerja dengan baik tetap saja banyak sekali iPhone yang terjual. Sekarang Apple mempunyai 26 persen pasar Tiongkok.

 

Tapi Tiongkok belum sepenuhnya terbuka terhadap Apple

Beberapa fitur yang ada di Apple belum semuanya bisa dinikmati oleh masyarakat Tiongkok. Mulai dari iBooks dan iTunes masih belum bisa dipakai, karena pemerintah Tiongkok masih melarang fasilitas tersebut. CEO Apple Tim Cook sampai harus datang ke Tiongkok untuk melakukan lobi politik di sana.

Pabrik Apple nantinya memang hanya untuk membuat hardware, tetapi nggak menutup kemungkinan ada pabrik baru seperti headquarter atau pabrik pengembangan smartphone terbaru dari Apple di Tiongkok. Pabrik hardware ini saja menelan biaya sampai 45 juta dolar atau sekitar 450 miliar rupiah.

 

Source: theverge.com