Trending

Monita, Gerald dan Aga Menyejukkan Surabaya yang Panas

Setelah bertemu hujan di Malang, panas terik menyambut di Surabaya. Di kota yang katanya punya matahari lebih dari satu ini, ada publik yang menunggu tur MLDSPOT Intimate Sound datang pada 23 April 2019.

Berlokasi di Barn Event Hire, tur yang menampilkan Monita Tahalea, Gerald Situmorang dan Sri Hanuraga ini berlangsung. Hiburan tengah minggu paska aktivitas harian merupakan sesuatu yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. 

Pertunjukan dimulai pukul 19.30 WIB. Meleset setengah jam dari publikasi yang disebar. Beberapa sudut kota memang dikepung kemacetan malam itu. Tidak tanggung-tanggung, Monita, Gerald dan Aga –panggilan Sri Hanuraga— memainkan sebuah set berdurasi tiga jam dengan lebih dari dua puluh lagu. Di tengah-tengah, ada banyak cerita tentang silangan karir satu sama lain. Cocok, kalau tajuk turnya MLDSPOT Intimate Sound. Karena memang ada banyak cerita di belakang layar yang bisa didapatkan oleh penonton yang datang.

Yang menarik, Monita berhasil memberikan sentuhan vokalnya pada sejumlah komposisi instrumentalia yang dimiliki oleh Gerald dan Aga. Dua nama terakhir, memang baru saja merilis album berjudul Metta beberapa bulan yang lalu. 

“Kami bisa memberi karakter masing-masing ke lagunya,” kata Gerald Situmorang di salah satu obrolan jeda antar lagu.

Ide untuk tur ini, dimulai jauh sejak 2016. Waktu itu, Gerald menjadi music director Konser Dandelion Monita Tahalea. Di proyek yang sama, Sri Hanuraga juga terlibat menjadi salah satu session playernya. Dari chemistry yang nyambung, akhirnya tur ini kejadian. “Senang banget bisa keliling ke beberapa kota di Pulau Jawa kayak begini,” tambah Gerald lagi.

Di Surabaya, chemistry yang kental itu, berhasil membuat orang duduk diam dan tidak beranjak pergi. Lagu-lagu seperti Memulai Kembali, Time is the Answer, God of Dragons dan beberapa single baru mereka mengalun. Sesekali menimbulkan koor massal di tengah penonton.

“Kita yakin, teman-teman yang datang mengikuti musik kita, mendengarkan karya-karya kita,” tutup Gerald di sesi obrolan terakhir.

Surabaya yang panas berubah menjadi hangat karena penampilan mereka bertiga. Malam panjang itu, sama sekali tidak terasa lama bagi mereka yang menyaksikannya dari depan sampai belakang.