Trending

Tiga Dara, Dulu dan Sekarang

Film musikal Tiga Dara karya Usmar Ismail menginspirasi Sutradara wanita, Nia Dinata membuat film berjudul "Ini Kisah Tiga Dara". Dari sisi cerita Urbaners pasti menemukan kesamaan antara tiga dara versi lama yang dirilis Agustus 1957 dengan versi terkini yang ditayangkan September 2016.

Sama-sama menceritakan tiga remaja wanita yang hanya diasuh ayah dan sang Nenek. Tiga Dara arahan Usmar Ismail tentu kental dengan kehidupan tiga perempuan di era 50-an. Sementara Nia mengemas dalam kehidupan modern.

Zamannya pun sudah berbeda. Sosok nenek di film Nia menggambarkan wanita agresif yang hobi menyanyi dan menari di umur senjanya. Perbedaan yang mencolok sudah pasti dari para pemerannya. Almarhum Fifi Young pemeran sang nenek dulu digantikan Titiek Puspa.

Penyanyi Shanty Paredes memerankan tokoh Nunung yang pendiam, yang dulu diperankan Chitra Dewi.

Mieke Wijaya pemeran Nana si gadis agresif, kini digantikan oleh Tara Basro.

Sementara si periang Nenny yang dulu diperankan oleh Indriati Iskak kini dilakoni pendatang baru Tatyana Akman.

Tiga Dara arahan Usmar Ismail tentu kental dengan kehidupan tiga perempuan di era 50-an. Sang sutradara menampilkan gadis di zamannya yang ceria, santun, tampil apa adanya dan tanpa beban kehidupan. Meski begitu, Tiga Dara dianggap menjadi karya klasik dari perfilman Indonesia, dengan tema-tema yang masih relevan dengan masyarakat Indonesia modern.

Sementara Nia Dinata mengemas dalam kehidupan modern. Unsur feminisme terasa kental dalam tokoh-tokoh di Ini Kisah Tiga Dara. Ketiganya terobsesi mengejar impian mereka di dunia pekerjaan seperti menjadi Chef, Public Relations dan Guru Bahasa Inggris. Mereka disatukan dengan menjalankan bisnis hotel keluarga di Maumere.

Namun demikian, kedua film tersebut sama-sama mengusung komedi musikal. Para pemainnya pun ikut mengisi soundtrack film. Jadi nggak cuma akting, para aktris pun harus bisa nyanyi lho.

Nia Dinata mengaku kehebatan film Tiga Dara original tak akan tergantikan dengan film apapun. Tiga Dara diakui sebagai karya klasik pada perfilman Indonesia dan sering disiarkan di televisi. Film yang dinilai masih menampilkan pesona kejujuran dan kenyataan umum dalam karya Usmar Ismail. Tak heran warisan perfilman ini direstorasi dan dikonversi dalam bentuk digital 4K oleh Sinematek di Laboratorium L'immagine Ritrovata.

Pilihan tetap di tangan pada Urbaners, mengidolakan Tiga Dara versi lama atau baru?