Trending

WORO & The Night Owls: Jejak Album Baru dan Passion Bermusik

Buat Woro Hartari Trianti, musik adalah sebuah panggilan hidup. Musik adalah penyelamat dan media untuk mencurahkan segala perasaan terdalam ketika sedang terpuruk menjalani liku-liku kehidupan. Itulah yang membuat Woro tetap setia menjalani proyek solonya, WORO & The Night Owls, secara independen. Proyek ini berawal pada tahun 2010 dengan nama WORO & The Konco-konco, sampai akhirnya ia berhasil merilis album perdana “Don't Let This World Make Us Bitter” di bulan Maret 2020 lalu.

Simak perjalanan bermusik Woro di sini!

Passion dan Suka Duka di Musik

Passion dan Suka Duka di Musik

“Musik membuat hidup gue menjadi lebih bermakna dan mempunyai arah dan tujuan. Musik buat gue adalah sesuatu yang layak untuk diperjuangkan, sebesar apa pun hambatan dan tantangannya,” kata Woro mengawali percakapan.

Musik adalah passion, pasti lo udah sering mendengar istilah ini. Tapi, ketika lo mendengar suka-duka yang Woro alami saat merintis Woro & The Night Owls, lo bakal lebih memaknai apa itu passion. Sejak 2010 sampai sekarang, Woro sudah menjalani pahit getirnya merintis jalan di dunia musik. Ia mengirimkan demo ke beberapa music label, namun gayung nggak kunjung bersambut. Ia juga merasakan tampil di acara-acara musik tanpa bayaran. Bahkan, ia pernah harus membayar dari kocek sendiri agar bisa manggung dan merintis nama besar di industri musik.

Setiap manggung, Woro menggotong perlengkapan musik yang berat-berat sendirian karena belum mampu bayar kru. Ia juga mengeluarkan uang pribadi untuk sewa studio saat latihan. Suatu hari, ia dipaksa menunggu hingga 8 jam untuk manggung akibat penyelenggara acara yang nggak profesional. Woro pun akhirnya memutuskan untuk nggak jadi tampil di acara tersebut. Lo juga harus tahu, semua kebutuhan perlengkapan musik untuk merintis WORO & The Nights Owl ia cicil pelan-pelan dengan tabungan yang dikumpulkan selama bertahun-tahun.

Sempat Vakum

Sempat vakum di dunia musik dan bekerja sebagai jurnalis di media perempuan

Banyaknya tantangan yang muncul membuat Woro merasakan dilema untuk meneruskan perjuangannya di dunia musik. Ia sempat vakum dan bekerja sebagai jurnalis di media perempuan selama 3,5 tahun terakhir. Di pertengahan tahun 2014, Woro kemudian mencoba peruntungan di dunia musik dengan mengikuti ajang pencarian bakat.

“Terdorong rasa penasaran dan bagaimana proses audisinya, gue tergerak untuk mencoba Indonesian Idol,” Woro bercerita. Nggak disangka, ia masuk 100 besar dan sempat menjalani karantina bersama seluruh finalis yang terpilih dari seluruh Indonesia. Walaupun akhirnya hanya sampai di Top 100, Woro mengaku ada begitu banyak pengalaman menarik selama mengikuti kompetisi tersebut.

“Gue bertemu dengan penyanyi-penyanyi bertalenta, mencoba untuk lebih mengatasi demam panggung, serta berkesempatan untuk bernyanyi di hadapan juri yang sudah punya nama di blantika musik Indonesia. Gue juga mendapatkan pujian dari salah satu juri, Ahmad Dhani, yang memberikan gue tiket spesial, titanium ticket,” kenang Woro.

Lewat ajang tersebut juga Woro menjadi cukup dikenal di ruang publik. Ada yang menyapa, memberikan dukungan, dan meminta foto bareng. Hal-hal positif ini kembali memberikan suntikan percaya diri dan membuatnya memutuskan untuk fokus lagi di musik.

Tentang Album Perdana “Don’t Let This World Make Us Bitter”

Semua lagu yang ditulisnya berdasarkan pengalaman sehari-hari

Sempat memulai dengan nama WORO & The Konco-konco, di tahun 2015 Woro mengusung nama baru, yaitu WORO & The Night Owls. Menurut pengakuannya, proyek dengan nama baru ini dipersiapkan lebih matang, mulai dari segi kreatif (penulisan lagu, tema lagu, aransemen musik), konsep music video, target audiens, strategi marketing dan promosi, sampai tampilan atau image yang disajikan.

“Dan ini gue lakukan sendiri, gue nggak punya manajer dan nggak berada di bawah naungan manajemen apa pun,” tambah Woro. Di tahun 2017, ia merilis mini album bertajuk “Innervision”. Tiga tahun setelahnya, tepat di tanggal ulang tahunnya, yaitu 20 Maret 2020, musisi berzodiak Pisces ini merilis album perdana “Don't Let This World Make Us Bitter”.

Woro bercerita kalau di album terbarunya, ia lebih bebas mengeksplorasi segi instrumen maupun aransemen musik. Misalnya, ia memasukkan elemen alat musik tiup dan perkusi untuk menjadikan lagu-lagu terdengar lebih groovy. Elemen elektronik melalui drum programming dan modifikasi sound gitar juga memberikan variasi dinamika dalam setiap lagunya.

“Dari segi penulisan lirik, tema yang diangkat juga beragam. Di antaranya yaitu tentang fenomena sosial yang terjadi di masyarakat modern, bercermin dari segala kesalahan dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, ketidakadilan dan kaum minoritas, pentingnya menjadi diri sendiri, juga tentang harapan dan mimpi,” tambah Woro.

Total lagu di album “Don't Let This World Make Us Bitter” ada 12 lagu. “For Once” menjadi lagu pertama yang dibuat video klipnya. “For Once” memiliki mood misterius dan gloomy dari album terdahulu, namun menawarkan sesuatu yang segar dari segi aransemennya yang merupakan ‘jembatan’ ke nuansa lagu-lagu yang ada di album baru. Kalau lo penasaran, lo bisa cek langsung video klipnya di sini!

Ajakan untuk Mendukung Musisi Indie Indonesia

Musik adalah passion buat Woro, walaupun sampai saat ini belum menghasilkan materi secara signifikan

Sebelum menutup percakapan, Woro sempat menghaturkan harapan buat pendengar musik Indonesia supaya bisa bisa lebih terbuka akan genre-genre musik yang beragam dan lebih apresiatif terhadap para musisi yang memiliki aliran musik yang “berbeda”.

“Caranya dengan mendengarkan dan membagikan karya musisi ini ke teman-teman mereka, datang ke gigs, membeli album secara legal, sehingga musik Indonesia bisa lebih berwarna, sekaligus bisa melahirkan musisi-musisi yang berkualitas yang baik untuk perkembangan dan kelangsungan industri musik Indonesia dan dunia,” tutup Woro.

Yuk, dukung terus musisi indie Indonesia untuk terus berkarya! Lo juga bisa mengikuti sepak terjang WORO & The Night Owls di @woro_wht!