Inspiring People
Rabu, 11 Desember 2019

Naya Anindita: Perjalanan Panjang Pencarian Passion Menjadi Sutradara

  • Share
  • fb-share
Naya Anindita: Perjalanan Panjang Pencarian Passion Menjadi Sutradara

Di balik perkembangan industri perfilman Tanah Air dalam beberapa tahun terakhir, nggak bisa dimungkiri bahwa ada sejumlah pihak yang ikut berperan aktif dalam mendukung ekosistem perfilman. Baik para penikmat maupun pegiat film, semua punya kontribusinya masing-masing.

Dari sisi pegiat misalnya, ada sosok sutradara yang terus menghadirkan konten-konten berkualitas melalui beragam jenis film yang mereka hasilkan. Regenerasi sutradara Indonesia pun bisa dibilang cukup baik, terbukti dengan kemunculan nama-nama baru dengan karya-karya segar setiap tahunnya.

Salah satunya adalah Naya Anindita. Banyak di antara lo mungkin lebih mengenal perempuan berusia 31 tahun ini dari kemunculannya sebagai content creator dan host acara “Jalan-Jalan Men”. Tapi, kini dia akhirnya telah menemukan passion-nya di dunia perfilman sebagai seorang sutradara.

Naya merupakan lulusan Liem Kokwing University, Malaysia dan Curtin University, Australia dengan gelar S1 Komunikasi Massa jurusan Film dan Televisi serta Advertising. Sebelum serius menekuni dunia perfilman, dia sempat menggeluti dunia broadcast hingga tahun 2010.

Naya Anindita sedang menjelaskan moodboard saat di lokasi syuting

 
 

Terus Belajar dan Menghargai Proses

Kiprah Naya di dunia perfilman diawali dengan sejumlah film pendek independen. Contohnya adalah “Anna & Ballerina” (2013), yang menandai debutnya sebagai sutradara sekaligus penulis skenario. Melalui film itu pula, dia berhasil memperoleh nominasi Piala Iqbal Rais di tahun 2014. “Dari dulu gue emang suka bikin film pendek. Semenjak kuliah gue juga sering coba-coba kerja di industri-industri entertainment lain, tapi yang paling nyangkut ya di perfilman ini,” jelasnya.

Namun demikian, yang jelas Naya nggak tiba-tiba jadi sutradara loh ya, Urbaners. Dia tentunya harus melalui proses bertahap terlebih dahulu sebelum akhirnya bisa menjadi sutradara. Dia sempat magang sebagai asisten sutradara, asisten camera person, talent coordinator, dan bahkan jadi pemain film pendek. Dia juga kerap membuat web series dan iklan YouTube.

Naya Anindita sedang berjalan di jalanan setapak bersama host MLDSPOT TV

Lantas, apa saja sih film panjang yang sudah dibuat Naya? FYI, yang pertama adalah “Sundul Gan: The Story of Kaskus” (2016), yang bercerita tentang berdirinya Kaskus sebagai forum komunitas di dunia maya. Yang kedua, ada “Berangkat” (2017), sebuah film road trip bergenre komedi petualangan.

Nah, yang terbaru, Naya telah menggarap film “Eggnoid”. Selain menjadi sutradara, dia turut menulis naskah film adaptasi webtoon itu bersama tiga orang lainnya, termasuk penulis komik aslinya. Dia pun mengungkapkan bahwa film tersebut sangat spesial baginya, soalnya dari dulu dia memang sangat ingin mengerjakan film panjang bergenre science fiction. “Saya suka banget sama genre sci-fi,” ujarnya.

Sementara itu, untuk judul-judul film favoritnya, Naya antara lain menyebutkan beberapa judul seperti “Star Wars”, “Matrix”, “Blade Runner”, dan “Pacific Rim”. Sedangkan untuk sutradara, dia membeberkan bahwa dirinya sangat menyukai sosok Quentin Tarantino dan Joko Anwar.

Di sisi lain, ketika ditanya soal hal yang menjadi ketertarikannya di dunia perfilman, Naya mengakui bahwa lebih suka mengeksplor emosi dan hubungan manusia secara mikro, yang menurutnya punya banyak materi untuk digali. Secara khusus, dia juga masih ingin mengeksplor dunia penulisan naskah. “Terakhir kali gue nulis naskah itu film pendek ‘Anna & Balerina’, setelah itu belum pernah lagi nulis untuk film, terutama layar lebar. Baru di ‘Eggnoid’ ini masuk sebagai tim penulis.”

Naya sedang mengobrol dengan host MLDSPOT TV

Nggak ketinggalan, Naya menyampaikan pula harapannya untuk industri perfilman Indonesia. Jika dilihat dari jumlah penonton film akhir-akhir ini yang rata-rata mencapai lebih dari 500 ribu orang, dia optimis akan masa depan perfilman yang semakin baik. “Yang masih bisa berkembang dari industri perfilman Indonesia misalnya soal penambahan jumlah bioskop dan akses pemutaran film, yang bisa memperbanyak jumlah penonton dan pendanaan film,” tutupnya.

Well, semangat Naya dalam berkarya memang patut diacungi jempol, Urbaners. Ditambah lagi, sutradara perempuan di Indonesia memang belum begitu banyak. Yuk, dukung terus Naya dan sutradara lainnya untuk tetap konsisten menghasilkan karya-karya unggulan!

Saksikan obrolan kami selengkapnya bersama Naya di MLDSPOT TV Season 5 episode 4 dengan tema “Cinema Society” di YouTube Channel MLDSPOT TV. Pastikan lo sudah subscribe, and get yourself inspired!

Comments
sumardiyono
Perjalanan Panjang Pencarian Passion Menjadi Sutradara
ANI YUNITA
Terus Belajar dan Menghargai Proses