Trending
Kamis, 10 Oktober 2019

Garhana, Duo Musisi yang Mengajak Orang-Orang untuk Bermimpi

  • Share
  • fb-share
Garhana, Duo Musisi yang Mengajak Orang-Orang untuk Bermimpi

Kalau Urbaners sering main di acara-acara musik, lo pasti tahu kalau ada banyak musisi berbakat yang bisa ditemukan di sana. Bahkan beberapa musisi ini saling bertemu, menemukan kecocokan, dan akhirnya memutuskan bergabung untuk menghasilkan musik yang lebih keren lagi. Itulah yang terjadi pada duo asal kota Bandung, Garhana.

Duo yang Bertemu Lewat Musik

Karena sama-sama bergaul di lingkungan musik, Garzi dan Hana merasa cocok membentuk duo.

 

Nama Garhana ternyata berasal dari gabungan nama kedua personelnya, Garzibaldi (gitar, vokal) dan Hana Hidayati (vokal). Keduanya berasal dari latar belakang yang berbeda, tapi punya satu kesamaan, yaitu sama-sama suka musik.

Bedanya, kalau Garzi mengekspresikan kecintaannya pada musik dengan tergabung dalam sebuah band bernama Zaggle Griff. Sedangkan Hana lebih suka menulis untuk media online musik. Berkat kesukaan yang sama inilah, mereka berdua pun bertemu di sebuah acara musik dan berteman.

Saat Garzi ingin mencoba untuk bersolo karir, dia meminta bantuan Hana untuk mengembangkan lirik lagu yang sedang diproses, sekalian meminta Hana mencoba menyanyikan liriknya. Ternyata suara lembut Hana cocok untuk lagu tersebut, dan dari situlah terpikir untuk membentuk sebuah duet.

“Terbentuknya Garhana adalah sesuatu yang terjadinya mengalir begitu saja, tanpa direncanakan sebelumnya. Benar-benar organik dimulai dari karena kita berdua sama-sama suka bermusik,” jelas Garzi.

Karya yang Penuh Ekspresi dan Jujur

A Long Short Dream adalah single perdana Garhana.

 

Sejak terbentuk di tahun 2017, Garhana sudah mengeluarkan dua buah lagu ciptaan mereka sendiri. Lagu pertama yang mereka rilis adalah A Long Short Dream pada bulan Maret 2018. Lirik dari single debut Garhana tersebut berisi ajakan untuk bermimpi bersama terbang ke bulan dan bermain bersama bintang. Lagu ini juga punya video klip lho, Urbaners. Lo bisa coba cek keunikan video klip lagu di ini di official YouTube Garhana.

Nah, nggak lama setelah rilis single debut, Garhana mendapat kesempatan untuk tampil di festival musik We The Fest 2018, sebagai salah satu grup musik yang lolos kompetisi WTF: Submit Your Music. Dari sinilah nama Garhana semakin dikenal komunitas musik Indonesia.

Hampir setahun kemudian, Garhana mengeluarkan album perdana mereka, The Introduction. Di album yang rilis bulan Februari 2019 ini, terdapat dua lagu, yaitu A Long Short Dream dan Sailing. Jika A Long Short Dream membawa pendengarnya menjelajahi bulan dan bintang, lagu Sailing bicara tentang ajakan pergi berlayar mengarungi lautan dan melihat dunia yang berbeda. Genre musik folk-pop dengan nuansa jazz terasa di kedua lagu ini. Suara jernih Garzi menyatu sempurna dengan suara lembut Hana, ditambah alunan gitar Garzi yang membuat pendengarnya seolah masuk ke alam mimpi. https://imgur.com/AnikqVj

Seringnya Garhana tampil dengan akustik duo atau trio, tapi terkadang bisa dengan full band.

“Seperti judulnya ‘The Introduction’, di album ini kita ingin nunjukin the truest form of Garhana. Yah, kayak orang baru kenalan gitu. Pertama kali kan baru tahu permukaannya saja. Lama-lama akan saling paham pribadi masing-masing. Itulah yang ingin Garhana tunjukkan. Di album ini, Garhana akan memperkenalkan diri lebih dalam dan jujur,” ungkap Garzi dan Hana.

Ketika ditanya dari mana inspirasi penciptaan kedua lagu tersebut, Garzi dan Hana menjawab kalau terinspirasi dari kejadian di sekelilingnya. Mulai dari keresahan, day dreaming hingga perjalanan hidup mereka berdua.

“Bahkan sekedar melihat bulan, bintang, dan matahari saja bisa jadi karya. Yang penting peka sama lingkungan di sekitar kita. Komposer dari lagu-lagu ini adalah Garzi, sedangkan untuk lirik banyak Hana yang nulis. Kita berdua saling menyesuaikan mana yang cocok untuk dimasukkan dalam lagu ini,” ujar keduanya.

Ingin Memberi Sesuatu yang Berbeda

Garhana selalu tampil dengan format berbeda-beda setiap kali manggung.

Jam terbang manggung Garhana di berbagai acara musik sudah cukup tinggi saat ini. Dan, setiap tampil, Garhana selalu berusaha memberikan penampilan yang berbeda untuk para penontonnya. Misalnya saja, meskipun mereka grup musik duo, setiap tampil live Garhana bisa dengan format duet, trio akustik, atau full band, tergantung dari konsep acaranya.

“Selama terbentuk hampir 2 tahun ini, kita berkesempatan berpartisipasi di berbagai festival musik dan seni berskala nasional. Bangga dan senang sekali ternyata banyak teman pencinta musik yang mengapresiasi karya-karya kami,” kata Garhana.

Dari semua festival musik itu, ada beberapa yang memberikan pengalaman tak terlupakan buat Garhana. Seperti di acara Jazz Atas Awan Dieng Culture Festival 2019 yang mengharuskan Garhana bernyanyi di suhu -3 derajat celcius. “Sampai semua alat musik dan panggungnya ditutupi es saking dinginnya. Meski dingin banget, tapi tetap seru karena penontonnya sangat antusias. Melihat itu, tim Garhana sampai lupa kalau kita semua merasa kedinginan,” cerita Garzi.

Saat ini Garhana sedang dalam proses penggarapan single dan album baru. Dengan didasarkan keinginan yang sama; bisa memberikan karya musik yang dinamis ke dunia musik Indonesia. “We want to be organic and as honest as possible dalam berkarya dan mengekspresikan diri kita, baik lewat lagu ataupun penampilan di panggung. Semoga dengan begitu, kita bisa menginspirasi banyak orang dengan berbagai macam cara,” tutup Garhana.

Nah, kalau lo penasaran sama karya-karya Garhana, Urbaners, dan ingin tahu kegiatan mereka, lo bisa coba cek di Spotify, official akun YouTube dan Instagram Garhana, @gar.hana, ya

Comments
YAN SEBASTIAN
Masih ingat dengan film Cloverfield yang dirilis tahun 2008 silam? Baru-baru ini, 8 tahun berselang dari film tersebut, dirilis film baru berjudul 10 Cloverfield Lane. Kalau lo pernah nonton film Cloverfield, mungkin lo tahu tentang monster dan bagaimana upaya orang-orang buat ngalahin monster tersebut. 10 Cloverfield Lane memberikan hal yang serupa tapi tak sama. Bukan parodi atau sekuel, melainkan film yang masih punya “hubungan darah” dengan film Cloverfield. Film ini bahkan digadang-gadang jadi film psychological terbaik di tahun 2016.
YAN SEBASTIAN
Masih ingat dengan film Cloverfield yang dirilis tahun 2008 silam? Baru-baru ini, 8 tahun berselang dari film tersebut, dirilis film baru berjudul 10 Cloverfield Lane. Kalau lo pernah nonton film Cloverfield, mungkin lo tahu tentang monster dan bagaimana upaya orang-orang buat ngalahin monster tersebut. 10 Cloverfield Lane memberikan hal yang serupa tapi tak sama. Bukan parodi atau sekuel, melainkan film yang masih punya “hubungan darah” dengan film Cloverfield. Film ini bahkan digadang-gadang jadi film psychological terbaik di tahun 2016.