Trending
Selasa, 31 Oktober 2017

Rilisan Musik Fisik di Era Digital

  • Share
  • fb-share
Rilisan Musik Fisik di Era Digital

Zaman memang sudah serba digital, segala sesuatu lebih dimudahkan pada era digital ini. Seperti foto misalkan, jika zaman dulu harus menggunakan kertas film untuk mengambil gambar pada kameramu, dan butuh waktu cukup lama untuk mencetaknya, lain halnya dengan zaman sekarang, kamu sudah nggak harus menggunakan kertas film lagi, yang dibutuhkan hanya memory card, dan kamu bisa langsung memindahkan foto ke ponselmu tanpa harus mencetaknya terlebih dahulu. Begitu juga dengan musik, sudah banyak sekali platform digital untuk berjualan lagu. Lebih simple-nya, jika kamu suka dengan salah satu lagu milik musisi favoritmu, kamu bisa membeli hanya satu lagu tersebut, nggak harus satu album dibeli, dan lagu tersebut bisa langsung masuk ke music player yang ada di smartphone.

Namun, walaupun begitu, rilisan musik fisik masih banyak yang mengincarnya, nggak sedikit musisi-musisi tanah air maupun dunia yang berani merilis karya mereka dalam bentuk fisik di era yang sudah serba digital ini. Bentuk fisik dinilai bisa lebih awet untuk disimpan. Mempunyai album musisi idolamu dalam bentuk fisik mungkin bisa menjadi kebanggaan tersendiri.

Kehadiran rilisan fisik dianggap sebagai langkah yang penting, sebab album dalam bentuk fisik bisa memberikan ruang bagi seniman pendukung sebuah rekaman. Mulai dari nama sound engineering, nama pemain musik, produser, desainer cover, fotografer, backing vocal, dan pendukung lainnya.

Keuntungan lain dari rilisan fisik adalah jika kamu ingin meminta tanda tangan dari musisi favoritmu, kamu bisa gunakan rilisan fisik tersebut sebagai untuk diberikan tanda tangan.

Rilisan dalam bentuk CD mungkin saat ini masih yang paling banyak dijual, tapi, ternyata masih ada juga musisi yang merilis dalam bentuk kaset dan vinyl meskipun keberadaan kedua benda tersebut masuk dalam kategori yang sudah mulai langka. Radio pada mobil contohnya, jika dulu kita masih sering menemukan mobil yang dilengkapi oleh cassette player, di zaman sekrang kebanyakan mobil hanya dilengkapi oleh CD player dan USB port saja, sehingga wadah untuk kasetnya itu sendiri sudah mulai berkurang.

Di era digital ini, sebagian orang masih ada yang berburu tape untuk memutar kaset yang mereka miliki. Piringan hitam atau vinyl juga masih ada yang memburu lho, bentuk vinyl dianggap punya nilai tersendiri karena bentuknya yang klasik membuat benda ini dicintai oleh beberapa orang.

Band The S.I.G.I.T adalah salah satu musisi yang berani merilis album dalam bentuk kaset, pada tahun 2013, band asal Bandung ini merilis album yang berjudul “Detourn” dalam format kaset, tapi memang album dalam format kaset ini hanya tersedia dengan jumlah terbatas. Dan, album ini pun sudah habis terjual.

Selain itu, ada band White Shoes and the Couples Company yang berani merilis album mereka yang berjudul “Vakansi” dalam format vinyl. Meski dirilis dalam format vinyl, suara dalam lagu-lagu yang ada di album tersebut juga berkualitas tinggi, nggak cuma dari segi kualitas suara, artwork dalam pengerjaan album ini juga dipikirkan matang-matang.

Mempunyai kaset dan vinyl seakan mengingatkan kembali memory masa lalu pada era sebelum tahun 2000-an. Dan, terbukti memang bahwa musik dalam rilisan fisik masih mendapatkan tempat di hati para penikmat musik dunia, apalagi para kolektor-kolektor benda klasik, mereka akan tetap memburu album dalam bentuk fisik seperti kaset dan vinyl untuk dikoleksi, karena memang memiliki nilai sejarah tersendiri. Para musisi juga nggak ragu untuk merilis album dalam bentuk fisik, karena mereka yakin musik mereka memang ada pasarnya sendiri yang membuat album mereka tetap laku dijual di pasaran.

Comments
Asep hidayatulah
Artikelnya keren
Iriyandi
Okey mantap bro