Trending
Selasa, 01 November 2022

Arctic Monkeys Semakin Nge-Jazz di Album The Car

  • Share
  • fb-share
Arctic Monkeys Semakin Nge-Jazz di Album The Car

Rekam jejak kuartet indie-rock veteran asal UK, Arctic Monkeys, terbilang sangat unik dengan segala keberaniannya dalam mengolah konsep musik yang berbeda di tiap albumnya. Mereka seakan enggan takut untuk kehilangan fanbase-nya yang terkadang ada dalam titik tertentu, enggak siap untuk menerima perubahannya.

Hal itu terjadi ketika Turner (lead vocal, gitar), Jamie Cook (gitar), Nick O’Malley (bass), dan Matt Helders (drum) mulai menggila pada tahun 2013, di era album AM kemudian berlanjut merasuki album Tranquility Base Hotel & Casino circa 2018.

Setelah keangkuhan yang meremajakan karir Arctic Monkeys dalam AM, Turner seketika kerasukan hantu-hantu putus asa yang menari dalam kegerahan alunan piano dan synthesizer. Bisa dibilang Tranquility Base Hotel & Casino berhasil membuat gaya flamboyan Turner kembali bergairah.

Sebagai selebrasi istimewa karier bermusik Arctic Monkeys selama 20 tahun, mereka melahirkan album penuh ketujuh yang diberi judul The Car melalui Domino Recording Company. Jangan berharap banyak dulu kalo lo pengen menikmati distorsi khas Arctic Monkeys, karena sepuluh lagu dalam album The Car menjadi sebuah revolusi paling halus menghilangkan pesona indie-rock dan memperkenalkan balutan musik jazz/classic rock super catchy.

Gelombang alunan vokal Turner menjadi penghubung di antara tingkat labirin yang tinggi akan cerita keresahan, keraguan, kerinduan, kontroversi percintaan dalam album ini. Ia pun mencoba menyalurkan bahwa kebenaran di atas tingkat kebenaran yang sulit ditemukan itu benar-benar nyata.

Daya tarik Turner semakin kaya untuk meleburkan kiasan lirik-liriknya. Meskipun sesekali selalu merasakan ketakutan untuk menyalurkan paranoia dalam lirik tersebut, ia berhasil menutupinya dengan notasi yang elegan. Simak saja dalam penggalan lirik lagu nomor sembilan pada The Car, "Mr Schwartz", Turner berkata, “Wardrobe’s lint-rolling your velveteen suit and smudging dubbin on your dancing shoes,” seraya sisi elegan dari dalam dirinya terbentuk dengan kuat.

Dalam ketiga album terakhirnya ini, Arctic Monkeys memang sangat jenius untuk membuat transisi musik yang berkelas. Turner bersama rekan satu band-nya sudah terlalu ahli dalam pergantian frase yang enggak selalu koheren tapi masih terasa benar. Saat ini, karakter suara falsetto sudah menjadi standar Turner bersua dalam The Car. Semua ia nyanyikan seperti itu untuk beberapa momen paling tulus.

Apakah The Car bakal jadi album favorit lo dari Arctic Monkeys, Bro? Kasih rating berapa untuk album tersebut dan bagikan alasan versi lo di kolom komentar.

Simak artikel-artikel musik dan lifestyle menginspirasi lainnya hanya di mldspot.com, follow juga Instagram @mldspot, dengerin terus keseruan episode-episode MLDPODCAST, serta subscribe channel YouTube MLDSPOT TV.

Kumpulin juga MLDPOINTS lo sebanyak-banyaknya, Bro. Lo bisa dapetin rewards iPhone, PS5, E-gift voucher, sampai official merchandise menarik MLDSPOT. Gimana caranya? Cek di sini!

Comments
Theo
semangat terus berkarya
Arif H
lanjutkan bro