Trending
Selasa, 10 Mei 2016

Jazz di Taman Kota

  • Share
  • fb-share
Jazz di Taman Kota

Purwokerto menghadirkan pengalaman baru menikmati musik jazz. Salah satu kota penting di Jawa Tengah ini, memberikan taman kotanya untuk MLD Spot Stage Bus Jazz Tour 2016.

Buat orang Purwokerto, Taman Andhang Pangeran adalah sebuah tempat spesial. Taman kota yang tadinya merupakan terminal bus antar kota ini, adalah sebuah ruang publik yang bisa diakses oleh orang banyak sepanjang hari. Mulai dari sekedar bercengkerama bersama kawan-kawan dekat sampai berkegiatan alam terbuka yang menyegarkan, semuanya bisa dilakukan di taman kota yang juga jadi kebanggaan ini.

Pilihan aktivitas yang banyak itu, tidak terbatas juga pada penyelenggaraan pertunjukan musik. Setelah Magelang, Teza Sumendra serta Syaharani and the Queenfireworks melanjutkan cerita tur mereka ke Purwokerto.

Venue yang bagus mengingatkan kembali bahwa kodrat jazz memanglah untuk orang banyak dan bisa dinikmati dalam suasana yang beragam. Sudah beberapa hari, Purwokerto menjadi kota langganan hujan di sore hari. Tidak terkecuali Minggu, 8 Mei 2016. Hujan turun dengan rajin setiap petang. Namun, ia menghilang di malam hari.

Yang bersisa hanyalah udara sejuk yang membuat banyak orang keluar rumah dengan baju hangat. Untuk semalam, bisa jadi Purwokerto menjelma menjadi kota dunia di mana jazz mendapatkan ruang untuk dipertunjukan. Nuansa taman kota yang cantik menambah bumbu, pemandangannya enak dilihat.

Berbekal nuansa yang baik itu, Teza Sumendra serta Syaharani and the Queenfireworks beraksi. Kali ini tanpa kehadiran musuh besar bernama hujan super deras seperti di Magelang. Hujannya lebih bersahabat sehingga tidak meninggalkan cobaan yang signifikan. Acara masih bisa dilangsungkan sesuai dengan rencana semula.

Teza Sumendra mengulangi skenario perkenalan yang sama dengan apa yang ia tampilkan di Magelang malam sebelumnya dengan memainkan sejumlah lagu dari debut album penuhnya. Sementara Syaharani and the Queenfireworks untuk pertama kalinya kembali ke Purwokerto setelah bertahun-tahun absen di sana.

“Kami terakhir kali main waktu tur album kedua. Sekarang kami sudah menghasilkan tiga album. Jadi, sudah cukup lama kita tidak ketemu ya, Purwokerto?” tanya Syaharani di awal-awal setnya. Pertemuan melepas rindu ini berlangsung sukses. Yang memotong hanya durasi waktu, rindu yang lama masih belum hilang. Rasanya memang tidak pernah cukup menyaksikan vokal berat nan mencengangkan itu.

Melihat orang-orang bercengkerama dengan hangat bersama sejumlah kawan, menikmati suguhan musik bermandi cahaya secukupnya dan bernyanyi sembari goyang-goyang kecil, merupakan sebuah pengalaman seru yang bisa dihadirkan oleh Purwokerto. Musik jazz, kembali menemui publik yang baru.

Comments
ERRI HARI WULANDARI
Yang bersisa hanyalah udara sejuk yang membuat banyak orang keluar rumah dengan baju hangat. Untuk semalam, bisa jadi Purwokerto menjelma menjadi kota dunia di mana jazz mendapatkan ruang untuk dipertunjukan. Nuansa taman kota yang cantik menambah bumbu, pemandangannya enak dilihat.
SARI ASTUTI
“Kami terakhir kali main waktu tur album kedua. Sekarang kami sudah menghasilkan tiga album. Jadi, sudah cukup lama kita tidak ketemu ya, Purwokerto?” tanya Syaharani di awal-awal setnya. Pertemuan melepas rindu ini berlangsung sukses. Yang memotong hanya durasi waktu, rindu yang lama masih belum hilang. Rasanya memang tidak pernah cukup menyaksikan vokal berat nan mencengangkan itu.