Trending
Kamis, 31 Juli 2025

Kenapa Lo Lebih Suka Suara Cewek di Google Assistant Daripada Suara Cowok?

  • Share
  • fb-share
Kenapa Lo Lebih Suka Suara Cewek di Google Assistant Daripada Suara Cowok?

Gue mesti akui, kadang ngerasa asisten digital itu lebay—tapi anehnya, suara cewek di Google Assistant bikin kita kok nyaman aja ngetik “Hai Google, set timer 5 menit” sambil nyeruput kopi. 

Bayangin, meski cuma suara, dia kayak temen nongkrong yang santai, beda sama suara cowok yang kadang terkesan kaku. Nah, sebelum lo mikir soal kecanggihan AI atau fitur-fiturnya, coba deh perhatiin dulu pilihan suara ini—karena ternyata di balik nada dan intonasi, ada riset dan psikologi yang seru buat diulik. 

Yuk, kita bedah kenapa suara cewek ini lebih ‘nendang’ dan gimana cara lo nemuin voice pack paling “nyambung” sama kepribadian lo.

Suara Cewek yang Lebih “Nendang"

Kalau lo pernah iseng gonta-ganti voice pack, lo mungkin juga ngerasa suara cewek terdengar lebih ramah dan enerjik. Intonasinya naik turun, gak monoton, dan berasa hidup. Suara cowok, walaupun jelas dan tenang, kadang terdengar terlalu formal buat interaksi harian yang kasual. Ada vibe “bos nyuruh bawahan” dibanding “temen ngajak ngobrol”.

Riset Ungkap Preferensi Gender Voice

Yang lo rasain itu ternyata gak ngadi-ngadi. Beberapa riset soal interaksi manusia-dengan-mesin nunjukin bahwa mayoritas orang cenderung memilih suara cewek buat asisten digital. 

Suara cewek dengan pitch yang sedikit lebih tinggi dianggap lebih hangat, positif, dan bisa bikin interaksi jadi terasa lebih manusiawi. Ini bukan cuma soal suara enak didengar. Tapi juga karena suara cewek sering dikaitkan sama sifat empati dan approachable

Makanya, dari Siri, Alexa, sampai Google Assistant, default-nya biasanya suara cewek duluan. Mereka sadar, suara bisa ngaruh ke cara kita ngerespons teknologi.

Suara dan Mood Lo: Ada Efek Psikologisnya

Ternyata, suara yang lo pilih buat asisten digital itu bisa banget ngaruh ke suasana hati. Nada suara yang lembut atau ceria bisa bantu bikin lo lebih rileks dan semangat, apalagi pas pagi-pagi buta atau saat lo lagi hectic kerjaan. 

Sebaliknya, suara cowok yang cenderung berat dan datar bisa terasa kurang hangat. Bukan berarti jelek, tapi mungkin lebih cocok buat lo yang pengen vibe profesional atau butuh ketegasan di tengah distraksi. Intinya, suara itu bisa jadi trigger buat mood lo—kayak soundtrack kecil dalam keseharian lo.

Pilih Voice Pack yang “Nyambung” Sama Lo

Biar interaksi sama asisten digital lo makin asik, ada beberapa cara simpel buat nemuin voice pack yang paling cocok. Pertama, cobain semua opsi yang ada. Jangan puas cuma sama default-nya doang. Beberapa suara cewek punya karakter yang beda—ada yang lebih tegas, ada yang lebih kalem. 

Kedua, lo bisa sesuaikan pilihan suara sama kebutuhan harian. Buat lo yang butuh semangat di pagi hari, pilih suara yang ceria dan energik. Tapi kalau lo lebih sering ngobrol sama asisten buat hal-hal chill, mungkin suara yang tenang dan soothing bakal lebih cocok. 

Terakhir, jangan ragu buat minta feedback. Kalau lo sering nyetel Assistant di speaker rumah atau mobil, teman atau pasangan lo juga pasti denger. Kadang, ada insight seru dari mereka soal suara mana yang paling enak didengar rame-rame.

Intinya, pilihan suara itu bukan sekadar gimmick. Ini soal kenyamanan dan koneksi yang lo bangun sama teknologi yang nemenin lo tiap hari. Dengan suara yang pas, Google Assistant bisa berasa kayak partner ngobrol yang ngerti lo luar-dalam.

Jadi, kapan terakhir kali lo coba ganti suara di asisten digital lo? Coba deh explore sekarang—siapa tahu, lo nemuin suara yang bukan cuma enak didengar, tapi juga bisa bikin hari lo jadi lebih menyenangkan.

(PC)

Comments
Andhika Prasetya Herlambang
Lebih enak di denger kalo cewe hahaha
Tedi Permana
artikel menarik