Trending
Kamis, 03 Desember 2020

Kerja Dari Rumah atau Dari Manapun: Sepertinya Ini Mulai Disukai Millennial!

  • Share
  • fb-share
Kerja Dari Rumah atau Dari Manapun: Sepertinya Ini Mulai Disukai Millennial!

Pernah nggak sih lo kepikiran buat jadi digital nomad – yang mana lo bisa kerja #MauLagiDimanapun even di rumah, di puncak gunung, di tengah hutan pinus – atau bahkan di beach club. Sounds interesting, right?

Akan tetapi di Indonesia sendiri, culture untuk bekerja masih dalam image atau gambaran yang cukup ortodoks. Bekerja di kantor, masuk jam 8 atau jam 9 pagi, lalu pulang jam 5 atau jam 6 sore. Apakah menurut lo ini bakal menyenangkan?

Sesuatu yang dilakukan terus-menerus tanpa ada variasi, memungkinkan untuk terasa sangat membosankan, bro. Kalau lo setuju dengan pernyataan di atas – mungkin lo adalah salah satu orang yang selalu mampir dulu entah ke mana – baru pulang ke rumah setelah jam kantor.

Setiap orang punya kapasitasnya tersendiri, sih. Ada yang mudah bosan, dan ada juga yang gila kerja. Gila kerja atau hustle culture adalah salah satu ‘oposisi’ dari lifestyle digital nomad. Memang sih ada beberapa hal yang nggak bisa dipaksakan.

Tapi apakah lo pernah membayangkan diri lo bekerja untuk sebuah perusahaan di mana pemandangan meja kerja lo adalah pantai yang biru bersih dengan pasir putih yang luas menghampar? Tinggal dilengkapi dengan tropical cocktail – sepertinya lo akan jarang mengeluh kalau pekerjaan lo membosankan, atau setidaknya nggak ada bos atau atasan yang menyebalkan.

Dilansir dari salah satu artikel yang ada di VICE, judulnya sudah cukup membuat beberapa orang tergelitik untuk meninggalkan opini mereka. Ditambah ada sub-judul yang seperti ini bro: Ngapain kerja di kantor kalau bisa bekerja dari rumah?

 

Bisa Saja Sih, Tapi…

kerja dari rumah atau work from home memang membawa hal positif dan hal yang kurang positif, bro. Bagaimana menurut lo?

Credit Image: workplaceless.com

Relate dengan keadaan new normal – mungkin beberapa orang di Indonesia, terutama – sudah cukup nyaman dan menemukan pace tersendiri yang menyenangkan untuk bekerja di rumah. Cukup banyak hal positif yang bisa lo temukan saat bekerja di rumah atau #MauLagiDimanapun.

Kalau dari VICE – di dalam artikelnya, menyatakan kalau ternyata di Amerika, para pekerjanya mengatakan siap berhenti jika ada peluang atau kesempatan lain di perusahaan yang mengizinkan bekerja dari rumah. Nggak tanggung bro, dari survei yang mereka jalankan, 74%-nya mengatakan seperti itu.

Mereka, mayoritas yang meng-iyakan untuk kesempatan bekerja dari rumah saja, tentu mempunyai pendapat tersendiri. Seperti bekerja dari rumah, bisa membuat mereka berhemat. Tidak mesti keluar ongkos transportasi atau makan siang, sore dan malam.

Yang pasti nggak selalu pesan kopi susu kekinian, sih. Lalu, mereka juga berpendapat kalau bekerja dari rumah, bisa membuat mereka mempunyai waktu lebih banyak untuk hobi, mengurus hewan peliharaan, atau yang paling menjanjikan karena bisa cuan: melakukan bisnis rumahan.

#MauLagiDimanapun even bekerja dari rumah, ternyata bisa mengoptimalkan produktivitas, bro. Lo jadi mudah untuk fokus menyelesaikan pekerjaan. Akan tetapi, sesuatu hal yang positif – pastinya diseimbangkan dengan adanya hal negatif yang mengikuti.

Cukup relate dengan keadaan yang ada di Indonesia juga kalau ternyata selama bekerja dari rumah atau work from home – jam kerja yang fleksibel sering diabuse oleh para bos. Meminta menyelesaikan pekerjaan di jam 9 malam itu hal yang aneh, bro. Are you agree with me?

Kalau sudah ada celah seperti ini, jangankan melakukan hobi atau menjalankan bisnis sampingan – lo lagi makan saja bisa ditanya sudah menyelesaikan revisi atau belum. Jam kerja ‘fleksibel’ ternyata membawa konsekuensi yang besar, ya.

 

Digitalisasi Jadi Hal yang Fundamental

kerja dari rumah atau work from home memang membawa hal positif dan hal yang kurang positif, bro. Bagaimana menurut lo?

Credit Image: forbes.com

Menurut lo nih bro – apa sih yang kiranya mendasari kalau ada banyak orang yang setuju untuk bekerja bisa dilakukan dari rumah saja atau #MauLagiDimanapun – satu hal yang pasti, kemajuan teknologi.

Thanks to technology to help us tapi disaat yang bersamaan, ternyata teknologi juga bisa membuat lo mengalami kesulitan. Whatsapp call bisa saja tidak berhenti – undangan untuk virtual meeting terus mengalir, ditambah tekanan dari bos yang di mana lo tahu kalau di waktu itu gaji belum bisa naik? Well, setiap hal positif, pasti ada hal yang kurang positif yang mengikuti. Cukup seimbang.

Internet jadi salah satu alasan yang paling fundamental untuk menjadi penengah kenapa semua orang bisa bekerja dari rumah. Akan tetapi, untuk di Indonesia sendiri – mempunyai akses internet yang cepat dan sehat sepertinya baru dimiliki oleh beberapa kalangan saja.

Oleh karena itu, mungkin deretan hal di atas masih jadi berbagai pertimbangan semua pihak, mulai dari pihak manajemen, pihak pegawai dan sebagainya – masih saling menimbang apakah di Indonesia bisa menerapkan seperti itu?

Well, kalau di Bali sih sudah banyak bro turis-turis yang sembari telanjang dada di pantai tapi buka laptop – atau setidaknya mereka buka laptop ditemani oleh pemandangan khas Ubud. Jadi bagaimana nih menurut lo bro? Lo pilih kerja dari rumah – atau tetap kerja dari kantor?

 

Feature Image – manofmany.com

Comments
Sandi Widiyantoro
Karena kerjanya bisa sambil koloran 🤣
asrul firmansyah
Mantap banget nich artikel ya