Trending
Minggu, 05 Maret 2017

Kisah Tiga Orang di Java Jazz Festival Hari Kedua

  • Share
  • fb-share
Kisah Tiga Orang di Java Jazz Festival Hari Kedua

Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2017 jadi salah satu tujuan utama para penikmat musik jazz di Tanah Air. Pada gelaran hari keduanya, semakin banyak aksi musik yang diberikan dan semakin kaya juga pemenuhan kebutuhan audiovisual para penikmat konser musik. Setelah Jumat lalu diberikan cerita lengkapnya, hari ini juga akan dibahas tentang pengalaman seru yang terjadi nih.

Pada Sabtu, 4 Maret, panggung-panggung Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2017, kali ini kebanyakan yang ditonton adalah grup musik yang terdiri dari tiga orang Urbaners, atau biasa juga disebut sebagai trio!

 

Fareed Haque

Pertama, ada Fareed Haque sebagai maestro gitar dan Tony Monaco pemain kibord handal yang dibantu seorang pemain drum. Mereka memainkan musik yang tidak wajar dengan tingkat progresif musik yang berubah-ubah, diiringi dengan suara kibord dengan nada-nada tinggi dan tabuhan drum yang harmonis. Cara Fareed Haque bermain gitar juga perlu perhatian lebih dengan perubahan-perubahan tempo mendadaknya. Contohnya lagu “Donald Duck” jadi bulan-bulanan eksperimentasi mereka.

 

Alfredo Rodriguez

Berikutnya ada Alfredo Rodriguez Trio yang beranggotakan Alfredo Rodriguez sendiri pada piano, Munir Hossn pada bas enam senar, dan Michael Oliveira pada posisi pemain drum. Musik yang mereka mainkan adalah repetisi bunyi piano yang semakin intens mampu diimbangi dengan musik yang harmonis. Komposer asal Kuba ini kemudian memberikan kesempatan untuk bernapas dengan nomor “Snails in the Creek” yang dirilis tahun lalu. Musik ala Amerika Latin yang kental mereka tunjukkan dalam lagu “Ye Maya”.

 

Justin Kauflin

Selanjutnya ada Justin Kauflin yang bermain musik secara ekletik. Musisi yang akan berusia 31 tahun seminggu lagi ini juga diiringi dengan kedua temannya. Mempersembahkan sebuah musik yang serius dan butuh konsentrasi, namun tidak gagal untuk memainkan perasaan penonton. Terlihat jelas bahwa ucapan Kauflin telah memainkan piano sejak usia 9 tahun itu bukan hanya isapan jempol belaka.

 

Kinga & Iren Glyk

Lalu, Kinga Glyk Trio juga memeriahkan pentas Jakarta International BNI Java Jazz Festival dengan merayakan musik blues, yang tergambar jelas bahwa blues merupakan salah satu pengaruh dalam hidup penyanyi asal Polandia yang baru berusia 19 tahun ini. Bisa disimak juga bahwa dua lagu pertama yang dimainkan menggunakan kata Blues, yaitu “Sad Happy Blues” dan “Simple Blues”/ Permainan basnya sangat rapih dan Glyk mampu berkomunikasi dengan para penonton. “Lagu berikutnya tentang refleksi diri dan ketenangan, untuk memikirkan tentang kehidupan,” jelasnya sebelum memulai “Hope”.

Paris Strother, Anita Bias, dan Amber Brother yang tergabung dalam unit bernama King juga jadi pelengkap daftar trio musisi di hari kedua Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2017. Tampil elegan menggunakan kostum jingga kebanggan mereka dan musik urban kontemporer, King dengan nomor-nomor berjudul “Supernatural”, “Carry On”, dan “Hey” berhasil menjadi katarsis dari hiruk-pikuk Ibukota.

 

Comments
SAMSUL BAHRI
Justin Kauflin
Sandi Widiyantoro
We love Jazz much 🤩