Sumpah, kalo lagi nongkrong santai, ngebahas film Gie selalu asik.
Film lawas 2005 ini memang bikin lo bangga sama perjuangan anak muda. Ceritanya diangkat dari buku harian Soe Hok Gie berjudul Catatan Seorang Demonstran. Gak cuma kisah klasik, situs Cultura bahkan menyebut Gie sebagai salah satu film Indonesia terbaik tahun 2005.
Lo pasti inget Nicholas Saputra yang perankan Gie, sosok idealis keturunan Tionghoa yang berani speak-up soal negara. Yok, kita inget-inget lagi film keren satu ini!
Nostalgia Gie
Cerita film ini terbagi dua babak: masa SMA sampai kuliah Gie. Waktu kecil Gie sudah kritis soal keadilan; di kampusnya pun ia ga mau gitu-gitu aja. Di satu adegan, Gie terang-terangan nolak ikut golongan manapun dan bahkan terlibat gerakan menurunkan Soekarno.
Gie adalah pemuda idealis yang sadar hukum tapi ga memihak siapapun. Film ini juga nunjukin kalau Gie suka ngabisin waktu buat ngilangin kepenatannya dengan naik gunung. Gunung jadi sisi alam yang Gie suka.
Film ini nunjukin Gie sebagai sosok “pemberontak berdasi”: jujur, lurus, dan berani melawan korupsi. Konteksnya tahun 1965, konflik internal Orde Lama-Orde Baru. Meski setting gak di medan perang, Gie berjuang melawan ketidakadilan sosial.
Di satu titik penting, film ini menekankan kalau meraih “kemerdekaan sejati” butuh harga diri tinggi, dan kadang memberontaklah caranya
Lo bisa denger di filmnya bagaimana Gie jawab "Kawan, bahwa demi cita-cita Indonesia adil, ada harga yang mesti dibayar". Semua itu bikin kita inget kata-kata dari poster filmnya, “Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan”, motto yang nunjukin keteguhan Gie.
Makanya gak heran banyak yang angkat Gie sebagai “salah satu film Indonesia paling berpengaruh” dengan akting keren dan ide kuat
Kenapa Lo Harus Nonton Gie
Menariknya, Gie ngajarin patriotisme tanpa adegan tembak-tembakan. Film ini nunjukin cinta tanah air lewat suara rakyat kecil. Misalnya dalam voice-over-nya seinget gue Gie bilang, “Aku disini untukmu, orang-orang yang terlindas dan tertindas”.
Itu artinya Gie siap berjuang buat yang lemah, bukan cuma soal bendera merah putih. Bahkan salah satu ulasan di internet bilang, di tengah banjir film komersial, “Gie” jadi film paling patriotik waktu itu
Sutradaranya, Riri Riza, bilang kalau patriotisme Gie adalah rela berkorban demi kepentingan rakyat. Dia pengen ngubah stereotip bahwa patriotisme cuma perang, karena bagi Gie “tindakan sederhana karena peduli sesama” sudah bisa dihitung sebagai patriotisme.
Intinya, Gie cocok banget buat lo yang suka nongkrong sambil cari referensi film berisi. Film ini tetap relevan sampai sekarang karena nunjukin pentingnya idealisme anak muda zaman dulu. Ini bikin Film Gie makin sayang buat dilewatin.
Pokoknya, buat lo yang pengen tahu gimana anak muda kita dulu berpikir soal nasib bangsa, Gie wajib di-queue, bro. Dari jalan ceritanya sampai sisi patriotiknya yang nyentuh, ngobrolin film Gie bikin nongkrong lo gak cuma seru tapi juga ngena.
Jadi, kapan nih lo bakalan rewatch Gie lagi?



Comments