Trending
Senin, 12 November 2018

Mesin Waktu Raksasa itu Bernama 90's Festival

  • Share
  • fb-share
Mesin Waktu Raksasa itu Bernama 90's Festival

The 90’s Festival is back! Dan gak salah kalau festival musik ini melabeli dirinya ‘The biggest Indonesia Nostalgic Festival’. Walaupun sudah masuk ke tahun keempat penyelenggaraannya, pengunjung 90’s Festival gak surut tuh, bro. Malah semakin banyak penonton baru yang ikut meramaikan ajang throwback massal ini.

Gimana gak throwback? Begitu masuk ke lokasi acara, lo bakal langsung dihadang dengan berbagai dekorasi yang mengingatkan lo akan masa kejayaan 90-an. Mulai dari oplet biru Si Doel yang ikonik banget itu, sampai photo wall dengan desain grafitti, atau stiker angkot yang bikin lo keinget sama masa-masa lo kecil dulu. Yang juga wajib buat semua pengunjung adalah foto di depan photo wall 90’s Festival untuk jadi tanda kalau lo semua udah sah jadi 90’s People.

Mesin Waktu Raksasa itu Bernama 90’s Festival

Jam 15.10 WIB, Protonema jadi band pertama yang membuka festival musik nostalgia ini dengan lagu Cinta (Dia dan Aku). Siapa sih yang gak kenal Protonema? Apalagi dengan hits mereka seperti ‘Kiranya’ dan ‘Adinda’ yang populer banget pada masanya. Meski matahari masih agak menyengat, penonton yang mendengar lagu-lagu favoritnya dibawain sama Protonema tetap semangat dan ikut nyanyi bareng.

Gak lama berselang, lo bisa mendengar musik dari arah MLDSPOT Stage yang ada di sisi kanan venue. Kalau stage lain menghadirkan rock 90-an lewat Protonema, stage MLDSPOT kali ini menghadirkan Fatur dan Nadila yang merupakan pasangan duet pop favorit anak muda di akhir tahun 90-an.

Mesin Waktu Raksasa itu Bernama 90’s Festival

Itulah serunya 90’s Festival. Sama seperti kancah musik di tahun 90-an sendiri yang amat beragam, 90’s Festival menyuguhkan 4 panggung untuk mengakomodir musisi-musisi dari berbagai genre yang tampil. Gak cuma rock dan pop, di perhelatan ini lo bahkan juga bisa menikmati musik hip hop old school dengan sosok legendaris Iwa K yang kembali berkolaborasi bareng Sweet Martabak. Ada juga pop jazz yang diusung duo Dian Pramana Poetra dan Dedi Dhukun yang menamakan dirinya 2D Project, hingga Funky Kopral yang beraliran funk rock.

Mesin Waktu Raksasa itu Bernama 90’s Festival

Di 90’s Festival, lo yang kangen sama lagu-lagu dari Lingua, Wayang, Bunga, Sket, Bayou, hingga Cherry Bombshell juga bisa menikmati penampilan mereka yang ternyata malah makin keren setelah 20 tahun berlalu. Performance dari TIC band misalnya, yang terlihat menambahkan warna psikadelik ke beberapa lagunya. Atau proyek reuni Kidnap Katrina, yang dijamin bikin lo kaget melihat karakter musik seorang Anang Hermansyah sebelum jadi salah satu produser ternama di Indonesia.

Di 90’s Festival, lo yang kangen sama lagu-lagu dari Lingua, Wayang, Bunga, Sket, Bayou, hingga Cherry Bombshell juga bisa menikmati penampilan mereka yang ternyata malah makin keren setelah 20 tahun berlalu. Performance dari TIC band misalnya, yang terlihat menambahkan warna psikadelik ke beberapa lagunya. Atau proyek reuni Kidnap Katrina, yang dijamin bikin lo kaget melihat karakter musik seorang Anang Hermansyah sebelum jadi salah satu produser ternama di Indonesia.

Mesin Waktu Raksasa itu Bernama 90’s Festival

Mengutip kalimat yang diucapkan Iwa K sebelum membuka set panggungnya, “Kita lagi ada di dalam mesin waktu raksasa”, sepertinya ini juga yang dirasakan para pengunjung 90’s Festival. Semua yang datang seolah pengen menghidupkan kembali pengalaman yang mereka rasakan di tahun 90-an, sampai-sampai ada yang datang memakai kostum seragam sekolah, atau kostum training wear yang populer di awal tahun 90-an. Dan gak cuma itu, lo bahkan bisa foto bareng cosplayer Kamen Rider yang berkeliaran di area venue.  

Mesin Waktu Raksasa itu Bernama 90’s Festival

Lo juga bisa menemukan segala macam pernak-pernik hobi di tahun 90-an di booth-booth yang ada di sini. Mulai dari perangkat fotografi analog, kaset-kaset, majalah jadul kayak Anita dan Kawanku, sampai game konsol lawas kayak Atari dan Nintendo, semua ada dan bisa lo beli untuk melengkapi koleksi lo.

Mesin Waktu Raksasa itu Bernama 90’s Festival

Buat yang dulu tiap pulang sekolah sering main arcade game, atau lebih populer dengan istilah ‘Dingdong’, lo bisa nyobain replika game center yang dihadirkan di venue 90’s Festival. Di dalam satu ruangan ada berbagai arcade game maupun game konsol yang dipasang lengkap dengan joystick. Gak tanggung-tanggung, game konsol yang ada di sini disambungin ke TV tube seperti waktu kita kecil dulu, biar pengalaman main game lo semakin total!

 

Kembalinya Kings and Queens of the 90s

Karena highlight acara ini memang musik, maka 90’s Festival sudah menyiapkan sederet penampil yang merajai era 90-an, yang bikin 90’s Festival semakin malam semakin hangat.

Mesin Waktu Raksasa itu Bernama 90’s Festival

Gak ada waktu buat capek, karena begitu selesai break maghrib, lo langsung disambut dengan penampilan BE3 yang tetap enerjik meskipun semua personelnya telah menjadi ibu. BE3 banyak berinteraksi dengan para penggemarnya dengan obrolan yang membuat penonton bernostalgia ke masa mereka muda, contohnya ketika Cynthia Lamusu membahas tren ‘alis segaris’ yang pernah dilakukannya.

Mesin Waktu Raksasa itu Bernama 90’s Festival

Suasana makin memanas ketika grup internasional The Moffats tampil ke panggung. Buat para penggemar The Moffats, ini adalah untuk kesekian kalinya The Moffats datang ke Jakarta untuk proyek reuninya. Jika tahun lalu mereka hanya tampil bertiga, tahun ini Dave Moffats melengkapi formasi band mereka agar dapat lebih mengobati kangennya para penggemar.

Mesin Waktu Raksasa itu Bernama 90’s Festival

Di konferensi pers yang digelar sebelum mereka tampil, Dave sempat bercerita tentang perjalanannya ke Bandung beberapa waktu lalu. The Moffats juga menjanjikan akan menampilkan lebih banyak lagu lama di panggung kali ini, meskipun juga akan menyelipkan lagu-lagu mereka yang lebih baru. Dan benar, saat tampil, The Moffats mengabsen hits-hits mereka seperti ‘Don’t Walk Away’, ‘Who Do You Love’, ‘Saying I Love You’, ‘Girl of My Dreams’, ‘Misery’, ‘Bang Bang Boom’, dan ‘If Life is So Short’. The Moffats juga mengucapkan terima kasih untuk para penggemar mereka yang sudah setia menunggu dan mendukung musik mereka hingga saat ini.

Mesin Waktu Raksasa itu Bernama 90’s Festival

Setelah The Moffats (Reunion), giliran Blue yang bikin penonton heboh. Lee Ryan, Duncan, Simon, dan Antony tampil seperti mereka nggak pernah bubar sama sekali. Vokal dan stage blocking mereka masih fresh dan solid banget. Beberapa hits yang mereka bawakan semalam antara lain, ‘All Rise’, ‘If You Come Back’, ‘U Make Me Wanna’, ‘Sorry Seems to Be the Hardest Word’, dan masih banyak lagi yang tentunya bisa mengajak seluruh crowd untuk karaoke bersama.

Band-band yang pernah merajai panggung-panggung festival maupun chart musik di TV dan radio di era 90-an pun tampil berurutan setelahnya. Contohnya saja /rif yang tampil sangat ekspresif membawakan lagu-lagu seperti ‘Jeni’, ‘Aku Ingin’, ‘Bunga’, ‘Radja’, ‘Cinta Adalah’, dan ditutup oleh ‘Loe Toe Ye’ yang diselipi aksi jamming oleh Jikun, Ovy dan Iwan.

Mesin Waktu Raksasa itu Bernama 90’s Festival

Tak kalah seru dari /rif, Padi Reborn pun tampil habis-habisan dengan lagu-lagu mereka. Di antara penampilan mereka, Padi mengajak penonton untuk berdoa untuk Indonesia yang sedang banyak ditimpa musibah akhir-akhir ini, lalu membawakan ‘Harmoni’. Sayangnya, lagu ‘Sobat’ yang jadi request dari penonton tidak dibawakan untuk encore karena Padi harus bertukar panggung dengan Sheila on 7 yang tampil sesudahnya.

Mesin Waktu Raksasa itu Bernama 90’s Festival

Menutup 90’s Festival, Sheila on 7 tampil dengan repertoar hits mereka yang cukup lengkap. Semua lirik lagu Sheila on 7 yang pernah lo tau, bisa lo nyanyiin bareng di sini. Gak tua, gak muda, semua penonton larut dalam nostalgia yang dibawa oleh lirik dan musik besutan Eross Chandra ini.

Mesin Waktu Raksasa itu Bernama 90’s Festival

Lagu pamungkas ‘Sebuah Kisah Klasik’ pun seolah merangkum seluruh pengalaman menghadiri 90’s Festival ini, “bersenang-senanglah, karena hari ini akan kita rindukan, di hari nanti..” Dan tanpa disadari, mesin waktu sudah membawa kita kembali ke tahun 2018, back to reality, seperti slogan yang terpampang di pintu keluar 90’s Festival.

See you next year in another time travel to the 90s with the 90’s Festival!

 

 

 

Comments
RESPENI RIMA KUMALASARI
Jam 15.10 WIB, Protonema jadi band pertama yang membuka festival musik nostalgia ini dengan lagu Cinta (Dia dan Aku). Siapa sih yang gak kenal Protonema? Apalagi dengan hits mereka seperti ‘Kiranya’ dan ‘Adinda’ yang populer banget pada masanya. Meski matahari masih agak menyengat, penonton yang mendengar lagu-lagu favoritnya dibawain sama Protonema tetap semangat dan ikut nyanyi bareng.
EDI SASONO
Gak lama berselang, lo bisa mendengar musik dari arah MLDSPOT Stage yang ada di sisi kanan venue. Kalau stage lain menghadirkan rock 90-an lewat Protonema, stage MLDSPOT kali ini menghadirkan Fatur dan Nadila yang merupakan pasangan duet pop favorit anak muda di akhir tahun 90-an.