Dulu, tempat nongkrong bukan cuma soal bangunan atau alamat di Google Maps, tapi lebih ke ruang nongkrong yang membuat identitas generasi terbentuk.
Nah, gue bakal ngajak lo semua napak tilas ke tempat-tempat ikonik yang pernah jadi jantung pergaulan anak muda Jakarta. Gue bakal bongkar gimana suasananya dulu sama sekarang yang beda abis, terutama di kawasan Blok M dan Jalan Melawai.
Inget banget kan pas Blok M masih punya julukan "Little Tokyo" yang vibes-nya beda banget sama sekarang? Dulu, tempat ini kental banget sama nuansa Jepang, dipenuhi sama ekspatriat Jepang, restoran otentik, sampe bar karaoke. Rasanya kayak lagi di distrik hiburan Tokyo, padahal di Jakarta!
Tapi, tempat ini berubah drastis. Sekarang, Blok M justru jadi pusat tongkrongan anak gaul Jakarta, tempat kuliner viral bertebaran, dan jadi surganya Gen Z. Penasaran kan gimana ceritanya Blok M ini bisa berubah 180 derajat kayak gini? Gue jelasin dikit nih based on observasi gue.
Tempat Nongkrong Mana Aja Sih di Jakarta yang Dulunya Hits Banget?

Sebelum Blok M jadi primadona, ada satu area yang duluan jadi melting pot anak muda: Cikini. Yep, Cikini dulunya jantung pergaulan. Bayangin aja, kawasan sekitar Taman Ismail Marzuki (TIM) dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) itu jadi magnet buat mahasiswa sama seniman.
Banyak yang nongkrong di tempat kayak "Batmer" alias Bata Merah sampai pagi. Konsepnya sih simpel: kumpul, ngobrol ngalor-ngidul, tanpa harus keluar duit banyak. Di Cikini juga ada bioskop legendaris kayak Megaria (sekarang Metropole XXI) yang jadi bagian dari ritual nongkrong.
Selain Cikini, ada juga beberapa restoran dan kafe yang umurnya udah puluhan tahun kayak Kikugawa (restoran Jepang pionir dari 1969), Gado Gado Bonbin (dari 1969 juga!), Bakmi Gang Kelinci, atau Bakoel Koffie. Ini bukti kalo yang otentik dan rasanya konsisten itu bisa banget bertahan sampai sekarang.
Kalau Blok M Dulunya Gimana Sih?

Blok M memang sudah lama jadi kawasan nongkrong ikonik, jauh sebelum pergaulan bergeser dari Cikini. Khususnya Jalan Melawai, dulu dikenal buat "mejeng" atau "ngeceng" di era 90-an.
Yang paling khas itu julukan "Little Tokyo" dari 1980-an sampai awal 2000-an, karena Blok M jadi pusat komunitas ekspatriat Jepang dengan restoran, bar, dan karaoke otentik yang bikin suasananya kayak di Tokyo. Jadi, Blok M itu udah hits dari dulu, tapi beda jauh sama Blok M yang sekarang rame sama Gen Z dan kuliner viral.
Blok M: Dulu "Little Tokyo", Sekarang Pusat Kuliner dan Kreatif Gen Z

Jujur aja, vibe tempat nongkrong legendaris Jakarta dulu sama sekarang bedanya itu beda banget!
Ambil contoh Blok M. Dulu, pas masih jadi "Little Tokyo", lo bakal nemu banyak izakaya dan bar yang isinya rata-rata orang Jepang, papan nama sampai obrolan tapi berbahasa Jepang yang bikin lo serasa di Tokyo. Ini emang tempat yang dibikin khusus buat komunitas ekspatriat.
Tapi sekarang, Blok M udah bangkit lagi dengan identitas yang beda total! Julukan "Little Tokyo" udah mulai ilang, dan pasca-pandemi, Blok M justru jadi pusat tongkrongan viral targetnya Gen Z. D dan area Melawai kini lebih dikenal dengan variasi kuliner modernnya, termasuk street food viral.
Kehadiran M Bloc Space yang menyulap bekas perumahan jadi kompleks kreatif, ditambah akses MRT Jakarta yang super gampang, makin bikin Blok M jadi melting pot anak muda yang dynamic dan energic.
Cikini: Dari Artistik ke Nuansa Klasik yang Bertahan

Kalo Cikini di era 80-an dan 90-an, vibe-nya itu klasik, artistik, dan komunal banget, jadi pusatnya mahasiswa dan seniman di sekitar TIM dan IKJ yang nongkrong tanpa perlu banyak duit, fokusnya ke koneksi sosial murni, beda jauh sama konsep "nongki" jaman sekarang.
Sekarang, Cikini masih eksis dengan adaptasinya, beberapa tempat kuliner legendarisnya seperti Kikugawa atau Gado Gado Bonbin tetap bertahan, yang nunjukin gimana Jakarta beradaptasi dengan perubahan yang makin ke sini makin ‘medsos’ banget. Itu sih, menurut pengamatan gue.
Mungkin lo bingung, kok bisa ya tempat nongkrong yang dulu hits banget tiba-tiba berubah total? Jawabannya nggak sesimpel karena nggak laku doang. Ada banyak faktor yang jadi pemicu perubahan itu. Ibaratnya, tempat nongkrong legend itu juga kena efek seleksi alam!
Setelah napak tilas tempat nongkrong legendaris Jakarta, jelas terlihat kota ini terus bergerak. Dari Cikini yang artistik hingga Blok M yang bertransformasi, tempat-tempat ini membuktikan bahwa konsistensi otentik dan inovasi adalah kunci untuk tetap relevan di tengah perubahan zaman.
Jadi, mana nih tempat nongkrong legend yang bikin lo nostalgia, atau ada spot baru yang berhasil nyuri hati lo?
(PC)





Comments