Trending
Rabu, 10 Februari 2016

Restoran dengan Teknologi Molecular Gastronomy

  • Share
  • fb-share
Restoran dengan Teknologi Molecular Gastronomy

Makanan Thailand menjadi salah satu pilihan favorit warga New York dalam hal kuliner. Tentu ia juga dapat menjadi penawar rindu bagi orang-orang keturunan Thailand yang tinggal di New York. Itulah yang menjadi motivasi bagi Mallika Sukjaro dalam membangun restoran Thailand bercita rasa otentik. Menariknya, Sukjaro memanfaatkan teknologi molecular gastronomy untuk kelangsungan bisnis kulinernya tersebut.

 

Gara-Gara Rindu Masakan Negara Asal

Sukjaro merupakan lulusan S2 jurusan Bisnis Internasional dari University of Denver. Setelah lulus, ia sempat membangun bisnis impor-ekspor internasional untuk organisasi yang bekerja sama dengan klien-klien besar seperti Target dan Pier1 Imports. Ketika pindah ke New York pada tahun 2003 untuk mengembangkan usahanya, Sukjaro mendadak merasa rindu dengan masakan asli Thailand. Sayangnya, ia nggak bisa menemukan bahan-bahan yang fresh dan otentik selama di sana.

Enam tahun kemudian, saat sedang mencari pemasok untuk bisnis franchise gelato yang bakal dibuka di Thailand, Sukjaro mengunjungi sebuah pabrik di dekat Bangkok yang menerapkan teknik flash-freezing pada mangga dan nanas menggunakan nitrogen cair. Merasa kagum, Sukjaro pun minta dipertemukan dengan chef yang memasak hal tersebut. Ia mulai tertarik untuk menerapkannya pada masakan Thailand. Sukjaro juga berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mewujudkan idenya tersebut.

 

Semua Saus Dipersiapkan di Thailand

Akhirnya, Sukjaro berhasil membuka restoran Thailand bernama Dee Daa di New York pada tahun 2011. Menariknya, semua saus yang digunakannya untuk Dee Daa dipersiapkan di Thailand. Sukjaro menerapkan teknik flash-freezing dalam sebuah kantung untuk masing-masing saus agar bisa dikirimkan ke dapur Dee Daa di New York. Ia juga telah mengumpulkan pemasok yang dapat menyediakan bahan-bahan dasar segar, sehingga masakan di Dee Daa pun sama sekali nggak tersentuh kandungan MSG.

 

Udah Menemui Kendala pada Awal Pembukaan

Tentu usaha Sukjaro nggak berlangsung semulus yang ia inginkan. Acara pembukaan Dee Daa sempat tertunda selama beberapa bulan karena timnya nggak bisa menyalakan gas pada kompor. Ada pula beberapa pelanggan yang sempat komplain tentang makanan yang mereka konsumsi. Sukjaro pun harus kembali mengadakan training bagi staff dapurnya untuk memenuhi ekpektasi pelanggan Amerika. Tetapi, ia bakal keberatan jika harus mengubah resep otentik khas Thailand yang dimilikinya.

Hingga kini, Sukjaro udah membuka dua restoran Thailand lagi di kawasan Manhattan. Ia sedang berencana untuk membuat Dee Daa sebagai restoran berkonsep franchise. Kalau hal tersebut beneran terjadi, mungkin lo mau menocoba untuk membeli franchise-nya, Urbaners?

 

 

Source: forbes.com

Comments
Sadam Husaeni tulloh
Kerennnn bangettttt bossss
Mursidin
Keren banget