Trending
Rabu, 30 September 2015

Vinnyl Back in Action

  • Share
  • fb-share
Vinnyl Back in Action

Industri musik dari tahun ke tahun selalu berkembang. Musisi punya cara mempromosikan hasil karyanya melalui bentuk fisik atau album musik digital. Di era 70-an bentuk album berupa vinyl atau biasa kita bilang piringan hitam menjadi alternative pertama membuat album fisik. Naah, kalo untuk alat putar piringan hitam adalah phonograph atau grammophone. Dengan adanya phonograph lo bisa mendengar alunan musik yang ada di piringan hitam.

Musisi-musisi yang sempat terkenal di era piringan hitam adalah The Beatles, Rolling Stones, atau Simon and Art Garfunkel? Atau di Indonesia sendiri hadir nama-nama seperti Guruh Gipsy, Koes Plus, serta Dara Puspita. Kira-kira nyokap atau bokap lo punya nggakk nih salah satunya?

Piringan hitam diproduksi memang nggak banyak, Urbaners. Karena kurangnya label rekaman di Indonesia di jaman itu. Di era 60 sampai 70-an cuma beberapa label rekaman aja yang mencetak piringan hitam, seperti Remaco, Lokananta, dan Musika.

Masuk ke era 80 sampai 90-an, piring hitam tergusur bahkan menghilang, karena posisinya tergantikan oleh fisik album berupa kaset dan masuknya dunia digital menjadi CD (Compact Disc). Semua musisi dari luar maupun dalam negeri berbondong-bondong mnggaknti format albumnya kedalam CD album. Lo akan dimanjakan untuk mendengarkan musik di komputer, laptop sampe handphone kesayangan lo. Namun, yang di sayangkan dari kemudahan era digital adalah pembajakan semakin menggila.

Maraknya pembajakan lagu dan karya-karya ini lah yang akhirnya membuat sebagian musisi melirik kembali piringan hitam agar hasil karyanya tidak mudah dibajak.

Udah banyak juga nih, musisi yang memperkenalkan kembali piringan hitam, misalnya Jay Z, Justin Timberlake sampai boyband terpopuler One Direction pun mengeluarkan album Midnight Memories sebanyak 685 ribu keping piringan hitam. Bukan musisi luar negeri saja, di Indonesia juga sudah mulai banyak musisi yang kembali lagi merilis album dalam format vinyl, sebut saja album Maliq & D'Essentials yang bertajuk Musik Pop dan album vinyl Mocca yang berjudul Friends.

Tren retro yang mewabah juga menjadi salah satu alasan kembalinya vinyl. Lo bisa memilih untuk menggunakan vinyl player, karena ini menjadi salah satu pemutar musik yang masih bertahan di era serba digital ini.

Gimana Urbaners? udah siap koleksi piringan hitam lagi? coba deh kumpulin punya nyokap atau bokap lo di rumah, biar makin keren.

Source : abcnews.go.com, s3.amazonaws.com

 

 

Comments
Irwandi -
nice info bro
DENNY ADHY NUGROHO
Masuk ke era 80 sampai 90-an, piring hitam tergusur bahkan menghilang, karena posisinya tergantikan oleh fisik album berupa kaset dan masuknya dunia digital menjadi CD (Compact Disc). Semua musisi dari luar maupun dalam negeri berbondong-bondong mnggaknti format albumnya kedalam CD album. Lo akan dimanjakan untuk mendengarkan musik di komputer, laptop sampe handphone kesayangan lo. Namun, yang di sayangkan dari kemudahan era digital adalah pembajakan semakin menggila.