Trending

“BACA ATURAN PAKAI” SEBELUM BIKIN PODCAST

Lo ngerasa nggak sih kalo sekarang podcast tuh udah jadi salah satu hal yang FOMO buat didengerin anak-anak muda? Soalnya banyak banget yang bisa lo dapetin dari podcast. Mulai dari yang penting sampe nggak penting, dari yang berbobot sampe yang nggak, atau dari yang inspiratif sampe yang cuma sekadar canda, pokoknya banyak deh. 

Podcast juga sadar nggak sadar udah jadi tempatnya klarifikasi banyak orang. Termasuk juga jadi penghasil kontroversi ya nggak sih? Hahaha! Nah, biar jadi validasi soal argumentasi ini, MLDSPODCAST hadir secara langsung di Indonesia Millennial & Gen Z Summit 2023 dalam sesi "Broadcast To Podcast: Where Every Story Finds Its Stage" di Dome, Senayan Park, Sabtu, 25 November 2023. Siapa nih yang nonton juga di sana? Kita bahas yuk! 

Yang bikin obrolan jadi makin berkesan, duo host MLDPODCAST Oza Rangkuti dan Sastra Silalahi ngajak dua narasumber yang emang fully competent buat ngomongin hal ini, Iyas Lawrence dan Lula Lahfah. Fyi, Iyas ini Radio Announcer di Hard Rock FM yang juga founder Makna Talks, salah satu pioneer yang mempopulerkan format konten podcast di Indonesia. Sedangkan Lula adalah sosok multitalenta yang banyak berkecimpung di berbagai bidang kreatif mulai dari musik hingga seni peran. Saat ini, Lula lagi aktif-aktifnya jadi content creator yang juga sering jadi narasumber di banyak podcast. 

Kebayang kan serunya? Untuk yang dateng sih pasti paham. Tapi buat lo yang belum sempet dateng, tenang, lo bisa nonton kok versi fullnya nanti di akun YouTube MLDSPOT. Sambil nunggu, lo bisa simak dulu deh resume serunya di bawah. Gas!

GENERASI MANA SIH YANG DENGER PODCAST? 

Awal-awal obrolan aja udah se-insightful ini. Daging emang ygy, hehehe! Tapi emang bener deh, lo sendiri penasaran nggak sih kira-kira Gen Z itu dengerin podcast gak? Kalo iya, biasanya buat apa? Buat nyari info biar gak FOMO, nyari kebutuhan buat konten, atau sekadar buat temen di perjalanan aja? Nah, Iyas kemaren bilang gini, Bro: 

"Kalo berdasarkan data, 2018 attention spend orang-orang menonton podcast itu 3,5 menit. Abis itu, mereka akan berpindah-pindah tontonan ke mana-mana. Sementara setelah pandemi, pada 2022 attention spendnya jadi hanya 16 detik, sekecil itu. Jadi mungkin bisa disimpulkan kalo orang yang dengerin podcast sekarang lebih banyak milenial ke atas, sedangkan Gen Z lebih aktif di sosial medianya. Jadi mereka (Gen Z) memang lebih suka dengan potongan-potongan video, lalu kalau memang mereka tertarik dengan topiknya, maka akan nonton ke audio fullnya." Hmmm...gimana menurut lo, Bro? 

Seperti gue spill di awal, podcast saat ini emang udah sebegitu bebasnya membahas beragam jenis topik. Namun di sisi lain, kebebasan ber-podcast itu sendiri ternyata bisa menimbulkan kontroversi. Hal inilah yang menurut Iyas perlu digarisbawahi bahwa sebebas-bebasnya ngobrol di podcast, tetap harus ada koridor yang sebisa mungkin jangan dilanggar. Selain demi memberikan citra baik buat podcast itu sendiri, juga demi kenyamanan sang bintang tamu. 

Lula mengamini hal ini. Wanita yang juga seorang content creator ini pun terbilang cukup selektif menerima tawaran untuk jadi bintang tamu di podcast manapun. Jika dia merasa topik yang dibicarakan emang bukan bidang yang dia pahami maka lebih baik menolaknya. Termasuk juga jika ada pertanyaan-pertanyaan yang menurutnya terlalu pribadi atau berbahaya untuk dibahas. 

"Apalagi sekarang kan zamannya orang suka motong-motong obrolan demi konten. Bisa jadi menimbulkan salah paham, kan?" Hmmm, agree sih ya. Makanya hal itulah yang membedakan podcast dengan sosial media kebanyakan. 

JANGAN ASAL BIKIN PODCAST

Tapi memang nggak bisa dipungkiri, semakin trennya podcast membuat banyak orang sekarang berlomba-lomba untuk ikutan bikin. Tapi sayangnya, nggak sedikit juga yang berhenti di tengah jalan karena ngerasa podcastnya sepi dan nggak ada yang dengerin. Nah, Iyas juga punya saran emas nih buat lo, Bro. 

"Ketika lo bikin podcast dan berhasil mencapai 1.000 views. Bisa jadi bulan depannya akan jadi 2.000 views. Tapi bulan depannya lagi, bisa aja angkanya justru menurun. Kemudian terus menurun di bulan-bulan berikutnya bahkan sampai angkanya jadi cuma 300. Nah, saat situasi ini terjadi, sebenernya lo lagi diuji. Apakah lo akan stop, atau puas dengan angka 300 itu dan tetap konsisten melakukannya."

Well, emang sih nggak ada formula paten terkait cara bikin podcast yang 100 persen berhasil. Ada banyak faktor yang tentunya bisa menyebabkan podcast itu rame atau sepi. Namun Iyas dan Lula menyampaikan kalo setidaknya jangan bikin sesuatu dengan asal-asalan. 

"Pada dasarnya untuk menghasilkan podcast yang menarik tentu harus punya topik atau obrolan yang menarik. Untuk menciptakan obrolan yang menarik, maka harus memiliki pertanyaan yang menarik juga. Nah, pertanyaan yang menarik hanya akan bisa didapat jika melakukan riset yang baik," sambung Iyas. Sama halnya dengan Lula. Sebelum membuat konten, dia pun mengaku berpikir keras bagaimana mengolahnya menjadi konten yang baik. "Nah itu pake mikir, nggak cuma sekadar bikin dan yang penting jadi aja," ujarnya. 

Pada intinya, keberlanjutan semua karya memang kembali pada komitmen dan konsistensi lo dalam menjalaninya. Ketika lo bikin dengan sepenuh hati meski risetnya setengah mati, gue yakin sih tetep akan ada hasil yang bisa lo petik untuk dipelajari. Gimana menurut lo? 

Anyway, judul dari sesi "Broadcast To Podcast: Where Every Story Finds Its Stage" ini sendiri menurut gue udah jadi validasi dari semua obrolan yang mereka sampein. Tiap cerita emang punya tempatnya sendiri. Dan jika menurut lo ada hal menarik yang memang hanya works disampein dalam bentuk podcast ya why not? Gas dulu aja Bro sambil ngeriset dan belajar. Yakin banget sih, tiap progress yang lo lakukan akan menginspirasi lo untuk bikin yang terbaik. 

Sekali lagi, nantikan tayangan full edisi spesial MLDPODCAST di IMGS 2023 hanya di YouTube MLDSPOT. Nikmati, resapi, dan kasih komen soal pandangan lo di kolom komentar ya. Semoga menginspirasi!