Trending
Selasa, 30 September 2025

Dua Hari di Jazz Traffic: Sepaket Vibes Jazzy, Hits, dan Ambyar Jadi Satu!

  • Share
  • fb-share
Dua Hari di Jazz Traffic: Sepaket Vibes Jazzy, Hits, dan Ambyar Jadi Satu!

Grand City Convex Surabaya malam itu langsung berubah suasana. Nggak cuma jadi venue, tempatnya terasa kayak ruang nongkrong besar yang tahu cara bikin vibe yang mantap; musik melayang dari main stage ke exhibition hall, orang-orang nyanyi bareng, dan mood bergeser pelan tapi pasti ke arah asyik.

Yang paling kelihatan beda: MLDSPOT Stage Bus Jazz sekarang indoor di area Exhibition Hall. Posisi ini bikin set-stage terasa lebih intim. Bisa makan, ngobrol, terus ngedance kalau mau. Simple, tapi berdampak besar buat vibe.

Pembukaan di Stage Bus Jazz dipegang D’LUVINO, juara tiga kompetisi jazz. Aransemen full jazz mereka bikin suasana sendu tapi enak didengar, kayak obrolan mellow sambil nunggu acara mulai. Itu bikin mood orang rileks dulu sebelum gelombang selanjutnya datang.

Wijaya 80 & Raisa Bikin Rame!

Di main stage suasana langsung hidup sejak Wijaya 80. Masih sore tapi sudah ramai. Lalu Raisa naik dan venue langsung penuh; semua orang ikut bernyanyi. Ada momen ketika suara penonton sama lagu ketemu, dan tiba-tiba semua terasa terhubung.

Di Stage Bus ada Fivesub yang main penuh instrumental dan rapi. Mereka bikin orang terpaku, memberi jeda yang pas antara vokal besar di main stage dan set yang lebih “musik murni” di bus. Itu penting; festival yang enak itu yang punya nafas.

Suara Kayu naik dan ini jadi pertama kalinya mereka main di main stage Jazz Traffic. Penampilan mereka terasa segar, memberi warna baru di tengah deretan nama yang sudah familiar.

Coldiac Dan 1Tengah: Energinya Beda!

Coldiac langsung meluncurkan “VOW” dan “Beautiful Day”, dua lagu yang gampang nempel. Lalu 1Tengah nutup set Stage Bus Jazz dengan ledakan. “Mangu” dan “Fana Merah Jambu” bikin area meledak.

Mereka juga sempat nge-tease satu lagu baru yang katanya rilis Oktober. Bikin penasaran, dan jelas momen yang bikin orang ngobrol sampe pulang.

Hari pertama ditutup oleh Ambyar Takeover dari Denny Caknan. Semua joget, semua nyanyi, dan suasana yang tadinya adem jadi seperti pesta kelar kerja. Pulang? Pasti dengan telinga penuh lagu yang terus berputar.

Lanjut ke Hari Kedua!

Hari kedua berubah sedikit nuansanya. The Skuy membuka main stage dengan campuran jazz dan ska. Langsung seru, lantai goyang, dan suasana terasa lebih longgar tapi tetap terasa festival.

Stage Bus Jazz hari itu kebagian talenta dari kompetisi. Resonant, juara dua, tampil solid dengan solo dari tiap personil dan set yang meliputi “Berharap Tak Berpisah” sampai “Englishman in New York”. Lalu Buka Titik Jazz sebagai juara satu datang dengan full jazz dan bikin Stage Bus Jazz jadi vibing maksimal. Layak jadi juara, memang.

Setelah itu Bernadya bikin semua orang ikut bernyanyi dari “Lama-Lama” sampai “Satu Bulan”. Und Bodevan bawa energi tinggi lewat “Semoga Kita”. The Lantis bikin warga kompak nyanyiin “Lampu Merah” dan “Bunga Maaf”. Pawitra, band asli Surabaya, nutup stage bus dengan cara yang interaktif; area penuh dan orang terlibat semua.

Ditutup Tribute To Glenn Fredly

Penutupan resmi di main stage adalah Glenn Fredly live oleh The Bakuucakar dan Shabrina Leanor. Semua dari stage lain berkumpul, nyanyi bareng “My Everything”, “Kasih Putih”, “Sedih Tak Berujung”. Di akhir, fireworks bikin momen itu terasa besar dan rapi sebagai penutup.

Dua hari di Grand City nunjukin satu hal: Jazz Traffic bisa fleksibel. Ia bisa lembut dan sendu, lalu tiba-tiba ngajak semua orang joget.

Dari Stage Bus yang kini jadi spot indoor asyik sampai main stage yang ngumpulin massa, festival ini berhasil ngasih pengalaman yang jauh dari monoton.

Kalau lo ada di sana, kemungkinan pulang bawa playlist baru dan cerita enak. Kalau belum, catat buat berikutnya: festival ini enak buat nongkrong, dengerin, dan sesekali ikutan ambyar.

Comments
Putra Pratama
keren nih bro
Linda NM
nice info, thanks