Trending

Sustaination: The Zero Waste Lifestyle Journey

Kini reusable straw berbahan stainless steel, kaca, juga bambu mulai dipilih banyak orang untuk mengurangi penggunaan sedotan plastik. Begitu pula dengan cutleries, tumbler, serta reusable shopping bag yang setia menemani Urbaners belanja bulanan. Dengan banyaknya biota laut yang jadi korban limbah plastik, orang-orang mulai concern dengan lingkungan dan mulai berusaha menerapkan zero waste lifestyle.

Salah satunya adalah Sustaination. All-in-one platform yang menjadi tempat belajar mengenai zero waste lifestyle ini belakangan lagi happening banget. Sustaination yang nggak lain adalah akronim dari “sustainable nation ini menawarkan berbagai produk ramah lingkungan yang bisa mendukungmu dalam mengurangi produksi sampah. Founder-nya memiliki harapan besar untuk membuat bumi menjadi hunian yang lebih baik. Yuk, simak kisahnya di bawah ini, Urbaners!

Titik Balik Lahirnya Sustaination

Sayangnya, informasi mengenai zero waste lifestyle yang sesuai dengan budaya Indonesia sangatlah terbatas. Saat itu, informasi seputar gaya hidup minim sampah tersebut kebanyakan mengacu pada gaya hidup orang Amerika. Akhirnya, demi mendapatkan informasi yang dibutuhkan, Tyas mencoba belajar sendiri alias otodidak. Pun kalau ada hal yang nggak diketahui, Tyas nggak ragu bertanya ke mereka yang lebih ahli. Nah, karena nggak mau belajar sendirian, Tyas memutuskan untuk mulai menulis zero waste lifestyle journey-nya di www.sustaination.id

Berbagai Produk Zero Waste Sustaination

Straw and Cutleries, To Go, Cleaners, dan Books. Dengan tawaran produk yang lengkap, Urbaners nggak perlu repot lagi mencari reusable straw dan cutleries, natural soap, shampoo bar, natural deodorant bebas aluminium, sampai reusable bag!

The Zero Waste Lifestyle Journey

Karena terkesan nggak praktis dan butuh banyak effort, zero waste lifestyle memang bikin sebagian orang berpikir dua kali untuk mewujudkannya. Padahal, menurut Tyas justru sebaliknya, lho. “Menerapkan gaya hidup zero waste itu nggak susah selama ada akses yang memungkinkan, masalahnya kita mau berubah atau tidak?” tandasnya. Sebab, saat memutuskan untuk beralih ke gaya hidup minim sampah, niat yang dibutuhkan bukan lagi 100 melainkan harus 1000%.

Urbaners, usaha menyelamatkan bumi memang nggak cukup hanya dengan membeli produk zero waste. Karena berhubungan dengan daily basis, kebiasaan yang sudah ada juga harus diubah. Padahal, mengubah kebiasaan jelas bukan hal yang mudah dilakukan. Paling nggak, seseorang membutuhkan waktu selama kurang lebih 21 hari untuk menerapkan kebiasaan baru. Selain niat, Urbaners juga harus berkomitmen untuk mewujudkan zero waste lifestyle. So, sebelum nge-date bareng pasangan, jangan lupa bawa reusable straw dan cutleries yang sudah dibeli, ya!

Harapan Besar Sustaination

Berbagi ilmu melalui blog Sustaination miliknya, Dwi Sasetyaningtyas mengaku punya harapan tersendiri. “Harapanku adalah Sustaination dapat menemani dan membantu teman-teman yang ingin beralih ke gaya hidup minim sampah dan berkelanjutan,” jawabnya. Lanjut lagi, dengan informasi dan produk-produk zero waste yang ditawarkan Sustaination, Tyas berharap agar proses beralih ke gaya hidup minim sampah nggak terasa terlalu berat. Sebab, segala hal yang dilakukan sendirian, rasanya memang kurang menyenangkan, kan?

Nah, selain terus membagikan informasi dan dukungan, Tyas juga berharap Sustaination menjadi all-in-one platform zero waste lifestyle yang mengedepankan isu lingkungan. Berusaha mengurangi sampah dengan meninggalkan produk sekali pakai, Sustaination ingin menjadi bagian dari solusi untuk masalah sampah yang ada di Indonesia saat ini. Nggak sampai di situ saja, Sustaination juga memiliki harapan besar untuk membuat bumi menjadi hunian yang lebih baik.

So, gimana Urbaners? Hal kecil apa yang lo lakukan untuk menerapkan zero waste lifestyle?