Trending

Yuk Selfie di 4 Spot Terbaik Wakatobi

Indonesia sudah lama dikenal dengan pariwisata alam yang indah. Salah satunya adalah Taman Nasional Wakatobi yang terletak di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Urbaners yang hobi berpetualang di laut tentu tak asing dengan wilayah konservasi seluas 13.900 km persegi ini. Seperti keindahan pemandangan bawah laut di Pulau Hoga atau Pulau Tomia dengan gugusan terumbu dan laut biru jernihnya yang sudah terkenal hingga ke mancanegara.

Namun, tahukah lo? Ternyata masih banyak lokasi yang tak kalah menarik untuk dikunjungi, selain menyelam di Pulau Hoga atau Pulau Tomia. Lo bisa merapat ke tempat-tempat menarik ini untuk mengenal budaya dan tradisi termasuk tarian, kuliner, hingga adat dan kebiasaan masyarakat lokal setempat.

Nah, jika lo datang ke tempat tersebut, jangan lupa selfie karena keindahan alamnya yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Berikut beberapa spot selfie yang mesti dikunjungi saat wisata ke Wakatobi:

 

Benteng Palea

Di Kaledupa, Urbaners bisa mengunjungi Benteng Palea yang dibangun Sultan Langkariri Kesultanan Buton pada pertengahan abad XVI (Tahun 1531). Lokasi alam yang hijau dengan lanskap memukau begitu indah menjadi latar selfie lo.

Tapi lo harus tahu, ada kearifan lokal yang mesti dihormati di kawasan tersebut. Pada hari-hari tertentu, pengunjung dilarang memakai busana warna mencolok terutama merah, tidak diperkenankan menggunakan payung, dan tidak berbicara dengan suara nyaring.

 

Pantai Waikesa

Setelah dari Kaledupa, lo bisa kunjungi Pantai Waikesa yang berjarak 15 menit dari Resor Patuno, di Pulau Wangi-wangi. Di pantai ini terdapat penjaja makanan kaki lima yang berjejer teratur dan beroperasi sore hari. Menariknya, penganan yang dijajakan khas lokal yang tidak terdapat di tempat lain.

 

Pantai Resor Patuno

Tempat lain yang tak boleh dilewatkan untuk ber-selfie-ria adalah pesisir Pantai Resor Patuno. Pemandangan menarik adalah ketika laut sedang surut. Saat itulah pesisir pantai di Pulau Wangi-wangi ini terlihat seperti gugusan pasir dan karang dengan konfigurasi memanjang. Urbaners bisa berjalan dengan kaki telanjang menuju dua batu karang besar di depannya. 

 

Kampung Nelayan Bajo Mantigola

Terakhir adalah Kampung Nelayan Bajo Mantigola. Ini adalah sebuah kampung nelayan, yang terapung di atas laut. Masyarakat Bajo Mantigola mendirikan dermaga kayu bertopang pada batu-batu karang. Demikian pula dengan konstruksi rumah yang juga terbuat dari kayu dan batu karang sebagai fondasi.

Mentari terbenam yang ditingkahi bunyi riak air laut dari perahu nelayan, merupakan panorama terindah yang bisa disaksikan di sini.

 

 

Source: Kompas.com