Trending

Yumaju Coffee, Tempatnya Kolaborasi dan Kopi di Bandung

Urbaners! Kalau saat ini lo sedang tinggal atau berkunjung ke Bandung, pasti merasa bosan nggak sih untuk pergi ke tempat yang itu-itu aja? Walaupun aktivitas seperti ngopi di luar itu bikin kalian nyaman, pasti akan kerasa suntuk juga kalau tempatnya sama mulu!

Nah, maka dari itu, sudah saatnya untuk kalian ganti skena ngopi kalian nih. Yuk, kunjungi Yumaju Coffee, kedai kopi yang sudah terkenal banget. Selain jadi tempat tongkrongan favorit dari komunitas, kopi yang disajikan di sana juga enak banget!

Sebuah Kedai Kopi Dengan Nilai Tersendiri

Sebuah Kedai Kopi Dengan Nilai Tersendiri

Proses konsep dan kreasi untuk melahirkan Yumaju sudah jalan dari tahun 2016. “Waktu itu gue dan temen gue, Bayu dan Andi, berencana untuk bikin coffee shop yang punya value,” ujar Hari, salah satu co-founder dari Yumaju.

Terletak secara strategis di Jalan Maulana Yusuf, kedai kopi Yumaju menjadi tempat yang tepat untuk ngumpul bareng teman atau komunitas. Jika Urbaners masuk ke dalam Yumaju Coffee di Jalan Maulana Yusuf, akan ada banyak buku-buku bertema seni dan arsitektur serta karya-karya artistik yang menghias Yumaju.

“Dari awalnya, memang sebenarnya nggak pernah mikir untuk ngebuat (Yumaju) hanya untuk segelintir orang,” kata Hari. Walau begitu, terasa kental sekali rasa komunitasnya di Yumaju, dari nuansa tempatnya dan orang-orang yang nongkrong, ngobrol-ngobrol di situ.

“Semua profesi, semua orang boleh datang (ke Yumaju). Semua komunitas, ada.” tegas Hari ketika diwawancara.

Sebagai brand, Yumaju menjunjung tinggi nilai komunitas, walaupun tidak pernah melihat itu sebagai tujuan. Setiap bulan, Yumaju di Maulana Yusuf pun bisa disewa dua kali di hari Sabtu untuk seminar atau acara komunitas lainnya.

 “Maksudnya seperti, kami tidak pernah mengejar ‘tempat komunitas’ sebagai status kami, tapi ya, natural aja. Yumaju jadi jembatan dan menciptakan ruang dan wadah supaya mereka bisa memakai Yumaju untuk komunitas-komunitas yang ada,” ujar Hari.

Collaboration Over Coffee Sebagai Tagline Tersendiri

Collaboration Over Coffee Sebagai Tagline Tersendiri

Sekitar tahun lalu, Yumaju membuat pameran yang memegang tema Yumaju sebagai kedai kopi, yaitu ‘collaboration over coffee’. Bagi Hari, tagline tersebut memiliki artinya sendiri.

“Buat gue, gue nggak pengen tagline itu cuma tagline aja, tapi juga ingin direalisasikan,” lanjut Hari. Pameran itu memperlihatkan foto-foto dari pelanggan yang sering mengunjungi Yumaju sehari-harinya. Hasil dari potretan tersebut dipajang di Yumaju untuk beberapa bulan ke depannya.

Foto-foto tersebut juga merupakan hasil kolaborasi yang terjadi di Yumaju. Subyek yang ada di dalamnya adalah pengunjung setia Yumaju sedari dulu. “Awalnya, orang-orang ini nggak saling kenal, tetapi setelah mereka bertemu dan berteman, mereka jadi kolaborasi bikin foto dan video klip. Ada juga komunitas Cerita Perempuan yang dibuat di Yumaju,” ujar Hari.

Bangunnya Yumaju 2.0

Bangunnya Yumaju 2.0

Setelah suksesnya Yumaju di Jalan Maulana Yusuf, pada awal tahun ini dibangunlah Yumaju kedua—atau Yumaju 2.0—di Jalan Manado, Bandung. Awal mula adanya Yumaju 2.0 disebabkan karena sebelumnya, area tersebut merupakan tempat pembuangan sampah.

Sebelumnya, Hari dan kawan-kawan sempat struggling ketika area tersebut ditawarkan ke mereka untuk membuat Yumaju 2.0 di situ. “Awalnya kami mikir, apakah Yumaju [yang di Jalan Maulana Yusuf] bisa dibuat juga di sini?” kata Hari agak was-was. Tetapi ketika sudah dibangun, keberadaan Yumaju 2.0 di sana memengaruhi tempat di sekitarnya untuk menjadi lebih teratur dan bersih.

Kepedulian mereka akan kebersihan lingkungan juga dapat dilihat dari akun Instagram @yumajucoffee. Terkadang mereka mengunggah video untuk menunjukkan jumlah sampah seperti puntung rokok dan plastik yang tersebar di kedai kopi mereka.

Hal itu digunakan sebagai bentuk pengumuman layanan yang mengingatkan kita untuk selalu menjaga kebersihan dan membuang sampah sesuai dengan tempatnya. Hari berharap agar value dari Yumaju ini bisa menyebar. Tidak hanya mengenai kepedulian terhadap lingkungan saja, tapi juga kebersamaan dan empati dalam keseharian.

“Buat gue, kopi itu sebuah media yang dapat mengumpulkan orang-orang untuk datang ke sebuah tempat,“ kata Hari, yang menginginkan pengunjung di Yumaju untuk lebih open dengan satu sama lain secara empatik.

Batasan-batasan yang ada di luar sana adalah sesuatu yang ingin dihapuskan oleh Yumaju. “Karena dengan ketiadaannya batasan tersebut, opportunity untuk dapat peluang-peluang akan lebih besar. Senggaknya, area itu bisa membuat orang-orang untuk lebih baik,” ceritanya.