Trending

Mengenang The Godfather of Broken Heart, Didi Kempot

Dibesarkan dalam keluarga seniman, nggak heran kalau pria asal Solo bernama asli Dionisius Prasetyo yang lebih dikenal dengan Didi Kempot ini berkarir di bidang yang sama. Beliau sendiri adalah salah satu musisi tanah air yang dicintai, nggak hanya oleh generasi boomers penikmat musik campursari, tetapi juga anak-anak muda di Indonesia.

Selain sibuk mempersiapkan konser eksklusifnya pada Juli mendatang, Didi Kempot juga ikut andil dalam membantu mereka yang terdampak penyebaran COVID-19. Dalam “Konser Amal dari Rumah” yang ditayangkan oleh KompasTV, donasi berhasil terkumpul hingga 7,51 milyar rupiah. Ini yang lo perlu tahu lebih banyak tentang Didi Kempot, junjungan para Sobat Ambyar Indonesia.

Dulunya Mengamen Bersama “Kempot”

Didi Kempot tersenyum saat sedang tampil membawakan lagunya

Buat lo yang belum tahu, Didi memulai karirnya benar-benar dari bawah. Nggak langsung masuk dapur rekaman, Didi merantau ke Jakarta, meninggalkan kampung halamannya sambil berharap dapat berkarir menjadi musisi sungguhan. Sebelum menjadi penyanyi campursari yang terkenal, ia mengamen di jalanan Jakarta dengan nama grup Kempot. Kempot adalah akronim dari kelompok penyanyi trotoar.

Dibesarkan di tengah keluarga seniman yang menjunjung tinggi nilai-nilai seni tradisional khas Jawa, nggak heran kalau akhirnya Didi juga melanjutkan amanah tersebut dan berkarir sebagai penyanyi campursari. Ia menjadi penerus budaya Indonesia yang diturunkan dalam keluarganya.

Mulai Dikenal Masyarakat di Tahun 1983

Didi Kempot tampil bernyanyi dengan batik berwarna merah

Sudah hampir 37 tahun Didi Kempot menghiasi hari-hari masyarakat Indonesia dengan lantunan musik campursari melalui suaranya yang khas. Bahkan, jauh sebelum itu, Didi sudah mulai menulis dan membuat lagu sendiri. Lagu “Cidro” dibuat serta dirilis oleh Didi Kempot di tahun 1983. Walau belum terlalu terkenal, nyatanya lagu ini jadi momentum besar pada karirnya.

Ada seorang turis dari Suriname yang berkunjung ke Indonesia kala itu dan membawa lagu tersebut pulang ke Belanda karena ia kebetulan tinggal di sana. Lagu Cidro lalu diputar di radio berbahasa Jawa di Amsterdam. Itu sebabnya Didi sering sekali diundang untuk bernyanyi di Belanda dan Amerika karena musik campusari dan lagu-lagunya yang dirasa enak di telinga.

Mendapat Gelar The Godfather of Broken Heart

Didi Kempot sedang bernyanyi dengan setelan tradisional Jawa berwarna hitam

Di tahun 2019 lalu, nama Didi Kempot kembali tenar lewat lagunya yang berjudul “Pamer Bojo” yang rilis di tahun 2016. Banyak kalangan menyukai lagu ini, terutama anak-anak muda. Jadi, wajar saja lagu ini cepat viral di internet. Didi Kempot kembali mendapat penggemar di dekade baru ini.

Nggak lama setelah kembali tenar, beliau lalu diberi julukan oleh para milenial sebagai The Godfather of Broken Heart. Ini bukan tanpa alasan, dilihat dari karya-karya yang dihasilkan oleh Didi, kebanyakan bercerita tentang kisah patah hati dan rumitnya hubungan percintaan. Itu sebabnya juga para fansnya disebut Sobat Ambyar.

Karya-karya Didi Kempot akan selalu dikenang, walau Sobat Ambyar begitu terpukul dengan berita bahwa sang legenda campursari telah berpulang Selasa (5/5) pukul 07.30 WIB di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, Jawa Tengah. Informasi yang dikonfirmasi oleh Lilik, kakak kandung Didi Kempot, meramaikan linimasa Indonesia sejak pagi ini.

Semoga almarhum Didi Kempot di terima amal ibadahnya dan berpulang dalam damai. Kini, tembang-tembang campursari yang dibawakan oleh almarhum akan jadi kenangan terbaik dari salah satu musisi hebat yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Selamat jalan, Lord Didi kempot.

Sources: Kompas, Ayo Bandung, Dream.co