Inspiring People
Senin, 15 November 2021

Di Balik Proses Kreatif Alipjon dan Riandy Karuniawan

  • Share
  • fb-share
Di Balik Proses Kreatif Alipjon dan Riandy Karuniawan

Yang namanya industri kreatif itu pasti ngasih lo kebebasan untuk berkreasi sekreatif mungkin dan sebebas mungkin. Di episode kali ini, MLDSPOT TV bakalan interview sama seniman-seniman di balik berbagai video dan cover musik. 

 

MLDSPOT TV bakal ngobrol bareng Alipjon (AJ) dan Riandy Karuniawan (RK), dan bakalan bahas tentang sentuhan seniman dalam industri musik. Apalagi mereka udah kerjasama bareng nama - nama besar seperti Slank dan The Sigit. 

 

Bersama host kesayangan kita Andri Mashadi (AM), kali ini kita menemui Alipjon buat ngobrolin tentang perjalanannya masuk ke dunia seni rupa, dan kontribusinya di dunia musik melalui karya-karyanya;

 

Karya seni jadi passion Alipjon

 

(AM) Ceritain dong gimana ceritanya pertama kali lo kenalan sama karya seni, dan akhirnya karya seni itu jadi passion lo?

 

(AJ) Waktu itu tahun 2007, gue baru tahu kalau itu sebuah karya seni, abis itu baru gue ngulik. Dan tanpa gue sadari ternyata gue banyak bekerja di kantor bikin surfboard dan segala macam, tapi di sela-sela itu gue terus menggambar, gue tetep terusin bikin karya, gue gambar, dan pada akhirnya klik. Gue pameran pertama kalinya di 2017, sudah ngajuin ke banyak galeri dan gue ditolak, akhirnya gue bikin sendiri dengan bantuan teman-teman kebetulan support, akhirnya gue bikin pameran pertama gue di mushola di Kemang. 



Arian13 yang menjadi salah satu tokoh yang berasosiasi dengan Alipjon, dan sempat mengkuratori untuk salah satu pameran dari Alipjon pun memberi komentarnya mengenai Alipjon. 

 

Impresi gue pertama pas lihat karya-karya Alipjon gue ingatnya merchandise atau t-shirt surf dan skate 80’s. Mungkin karena warnanya juga waktu jaman 80’s kan cenderung sama. Tapi waktu gue jadi kurator dia menurut gue komunikasinya mudah, karena memang mungkin visi nya juga gak jauh beda, terus dia memaparkannya juga dia tahu apa yang dia mau. Akhirnya pamerannya jadi dan gue seneng sih bisa jadi kurator (di pameran) dia.

 

Alipjon yang mendapuk Frank Zappa, Tupac Shakur, dan seniman liar S. Teddy Darmawan sebagai figur yang banyak mempengaruhi karyanya ini pun kembali menjawab pertanyaan dari Andri Mashadi.

 

Tantangan terberat di dunia seni apa?

 

(AM) Apa sih tantangan terberat lo di dunia seni?

 

(AJ) Kalo bicara secara general, lo tuh harus bikin karya dan gimana ngembangin itu. Dunia seni menurut gue dunia yang berbahaya dan gelap. Lo harus bawa lentera lo sendiri dan lo harus bisa nyalain api lo sendiri. Kalo lentera lo mati ya udah lo tersesat di dalam situ dan gak balik. Tantangan terberatnya jelas gimana biar api lo terus menyala.

 

(AM) Setelah pertama kali pameran di tahun 2017, sebenarnya sejak kapan lo pertama kali gabungin karya seni lo dengan dunia musik?

 

(AJ) Waktu itu gue sempet collab bareng Kelompok Penerbang Roket di tahun 2016. Itu salah satu bentuk support gue di dunia musik, karena musik membantu di hidup gue.



Karya Alipjon yang unik dan liar, membuatnya banyak mendapatkan tawaran kolaborasi dari band dan musisi tanah air. 

 

(AM) Biasanya konsep buat kolaborasi lo dengan para musisi itu datangnya dari mereka atau lo diberi kebebasan sama mereka?

 

(AJ) Kalau dari konsep itu kita obrolin ya, dua-duanya gitu. Jadi kalau setelah gue denger gue suka, gue ada masukan gue kasih tahu, gue cerita, mereka juga kalau ada masukan ada input juga buat gue. 



Collab Alipjon dengan Slank

 

(AM) Tahun 2019 lo collab sama Slank, lo bikin apa aja?

 

(AJ) Tahun 2019 gue collab sama Slank tuh kalo gak salah gue bikin merch, kaos, shorts, bendera, banyak juga. Selain itu gue sempet ada video klip untuk single “Jangan Marah”, trus ada juga gue performing art pas konser ulang tahun Slank yang harusnya diadakan di GBK batal dan dipindahkan ke M-Bloc jadi private party, yang gue bikin senjata AK-47 tapi ujungnya kuas. 

 

Dan masih banyak lagi obrolan Andri Mashadi bareng Alipjon di episode MLDSPOT TV kali ini, termasuk tantangan Bimbim Slank untuk Alipjon mengganti logo dari Slank. Obrolan pun dilanjutkan dengan Andri Mashadi mengunjungi Riandy Karuniawan, visual artist yang juga banyak berkolaborasi dengan musisi kenamaan lainnya.



(AM) Lo kan sebenarnya background nya arsitektur kan kuliah lo, kenapa terus sekarang lo nyemplung ke dunia seni rupa?

 

(RK) Jadi pas tahun 2001 lulus SMA, untuk memutuskan jurusan kuliah gue mikirnya apa ya yang bisa meneruskan hobi gue tapi juga bisa profesional juga. Makanya gue pilih arsitektur karena menurut gue ideal. Setelah gue terusin arsitektur-nya malah gue ngerasa salah, karena susah banget arsitektur ternyata, dan memang passion gue tuh lebih kearah seni rupa ternyata.

 

(AM) Jadi sebenarnya apa yang bikin lo masuk ke dunia musik? Dan pertama kali kerja sama sama musisi itu sama siapa?

 

(RK) Pengalaman pertama mengerjakan merchandise musik itu di tahun 2008 untuk band Komunal. Gue segitu die hard nya sama Komunal, dan pas ngeliat mereka gue kepikiran punya ide untuk bikin ilustrasi merchandise nya. Belum kenal sama band nya, gue cuma benar-benar ngefans aja gitu. Gue beranikan diri janjian datang ke kosannya, bawa gambar gitu. Dari situ jadi akhirnya kenal.



(AM) Lo kan lebih dikenal dengan signature art lo yang menurut gue arahnya ke science fiction dan surreal, lo dapetnya dari mana sih?

 

(RK) Jadi pas kecil memang gue menonton film-film yang sifatnya science fiction, fantasy, surreal, dan semenjak SMA juga gue kenal seniman yang namanya Salvador Dali, terlihat dari karya-karya gue banyak terinspirasi dari dia.



Riandy bahkan juga memberikan sentuhan personal pada tiap karyanya untuk para musisi ini dengan menciptakan sebuah karakter bernama Sathar yang selalu muncul di karya yang dibuatnya.

 

(AM) Berarti total ada berapa musisi yang pernah kolaborasi sama lo?

 

(RK) Gue tuh ngerjain ilustrasi band lebih dari 11 tahun. Cuma di antaranya adalah Komunal, Rajasinga, Homicide, gue juga pernah bikin ilustrasi buat band rock SIngapura, Marijannah. Gue juga pernah bikin buat death metal Jakarta, Siksa Kubur, itu juga salah satu momentum buat gue. 

 

(AM) Selain artwork dan merchandise, gue tau lo pernah mengerjakan musik video untuk single “Another Day” dari The S.I.G.I.T, itu gimana sih prosesnya?

 

(RK) Jadi kebetulan Rekti adalah tetangga gue, pas main basket bareng suatu saat dia bilang dia lagi bikin musik video untuk single baru. Dan karena kebetulan punya kesukaan yang sama pada animasi Jepang, akhirnya kita bikin animasi. Padahal belum pernah bikin animasi sebelumnya, tapi kebayang aja kayaknya bisa nih gue bikin animasi frame-by-frame.



Rekti pun juga menceritakan impresinya terhadap Riandy Karuniawan; 

 

Jadi alasan kenapa saya suka dengan Riandy, karena dia selalu terbuka dengan ide-ide dan kemungkinan-kemungkinan membuahkan karya yang ada di pikiran dia. Gak menutup diri bahwa saya adalah A hanya pakai medium ini, gaya saya hanya ini, itu yang menjadikan Riandy sebagai kolaborator yang ideal. Kenapa saya suka sama Riandy juga karena kita punya kesukaan yang sama terhadap anime, manga, dan segala hal berbau Jepang.”


Dan masih banyak lagi obrolan Andri Mashadi dengan Riandy Karuniawan membahas proses berkreasi dari para seniman ini. Simak video lengkapnya di sini karena ada banyak obrolan yang akan menginspirasi lo untuk terus berkarya.

Comments
Epul Saepuloh
Thanks artikelnya
Tjong tjauw min
Karya seni jadi passion Alipjon