Inspiring People
Rabu, 22 Juli 2020

Philip Mulyana: Stop Membandingkan Diri dengan Orang Lain

  • Share
  • fb-share
Philip Mulyana: Stop Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Pernah nggak lo merasa bingung dengan arah hidup lo dan nggak tahu mau melakukan apa?  Ternyata, mengalami hal itu di usia 20-30an adalah wajar. Di tahap tersebut, lo sedang mengalami yang namanya Quarter Life Crisis (QLC) yakni masa transisi dari remaja menjadi dewasa. Sayangnya, nggak ada panduan bagaimana cara menjadi orang dewasa yang baik, Bro!

Untungnya, di era digital ini, lo bisa belajar menjadi orang dewasa yang baik dari financial advisor dan life coach, Philip Mulyana. Yuk, kenalan lebih dekat dengan Philip dan simak tips untuk mengembangkan diri berikut ini!

 

Si Introvert yang Menjadi Speaker

Siapa bilang introvert nggak bisa jadi public speaker? Buktinya, Philip—yang akrab disapa Ko Philip oleh pengikutnya di Instagram, sejatinya adalah seorang introvert. Namun, ia berhasil mengalahkan rasa takut dan sekarang justru menikmati karir sebagai Financial Advisor, Coach, dan Speaker yang berhubungan dengan banyak orang dan public speaking. “Gue introvert dan lumayan parah, socially awkward. Untungnya, gue pelan-pelan berusaha mengatasi ketakutan ini setelah bekerja di bidang finance,” ungkap Philip.

Posting dalam Instagram @philipmulyana mengenai introvert

Pria yang berdomisili di Jakarta Selatan ini mulai terjun sebagai Stockbroker di tahun 2008, walau minim pengetahuan tentang saham. Sebelumnya, ia bekerja sebagai developer di perusahaan IT selama dua tahun. Penghasilan yang dirasa kurang sebagai developer IT membuat Philip terpaksa menantang dirinya untuk beralih karir ke bidang finance.

Nggak cuma harus belajar banyak tentang dunia finance dan saham, Philip juga harus berlatih menjalin komunikasi yang baik dengan klien. “Dengan pengetahuan finance dan saham yang minim, akhirnya gue harus learning by doing. Nah, tantangan paling besar itu lebih ke komunikasi. Di pekerjaan sebelumnya, sebagai developer IT, hanya di depan layar dan nggak perlu ketemu orang. Beda dengan Stockbroker, yang harus sering komunikasi dengan klien melalui telepon atau bertemu langsung. Kalau bertemu langsung makin tambah bebannya, karena harus maintain eye contact,” cerita Philip menghadapi tantangan di profesi barunya. “Gagal udah pasti banyak, terutama dari segi komunikasi dan advising nasabah,” imbuhnya.

Philip Mulyana menjelaskan tentang reksadana melalui video YouTube

Setelah satu tahun berulang kali gagal dan belajar, Philip pun mulai terbiasa dengan cara bermain saham dan semakin mahir menjalin komunikasi dengan klien. Meski begitu, setiap klien memiliki kasus yang berbeda dan membutuhkan solusi yang beragam. Untuk memberikan solusi yang tepat, Philip terus mengasah kemampuan interpersonalnya supaya bisa menemukan akar permasalahan yang dihadapi oleh klien. Setelah 12 tahun bekerja di perusahaan sekuritas, Philip kembali menantang diri untuk meninggalkan posisi Business Manager dan membangun usaha Finance Advisor and Coach sendiri hingga sekarang.

 

Masih Berjuang Setiap Hari

Philip menceritakan bahwa dirinya memiliki dua tujuan saat memutuskan untuk menjadi seorang advisor dan coach. Pertama, ia ingin berbagi pengalaman ke orang lain tentang kesalahan dasar dalam mengelola keuangan yang pernah ia lakukan di masa lalu. Harapannya, orang lain nggak perlu mengalami kesalahan yang sama dengannya.

Alasan kedua, ia ingin memberi masukan yang sesuai dengan permasalahan di kehidupan nyata. “Keahlian yang nggak kalah penting untuk seorang advisor dan coach adalah empathy, you have to be in their shoes. Nggak bisa membereskan masalah cuma dari teori doang,” tambah Philip.

Menurut Philip, hambatan untuk berkembang biasanya disebabkan oleh self sabotage

Bagi Finance Advisor and Coach lulusan IT Binus ini, lo nggak akan bisa memberi solusi cuma dari ilmu personal finance. Sebagai advisor and coach, dirinya juga merasa harus tahu bagaimana kebiasaan dan perilaku kliennya. “Biasanya, masalah keuangan itu datang dari habit dan behaviour. Di sinilah pentingnya kemampuan interpersonal, seorang advisor harus mengajukan pertanyaan supaya tahu masalah kliennya itu apa. Seringnya orang itu nggak sadar kalau dia sedang self-sabotage.”

Untuk memaksimalkan kemampuan interpersonal, ia mulai banyak membaca buku psikologi dan belajar tentang Neuro-Linguistic Programming (NLP). Inilah yang kemudian menjadikan Philip lebih lekat dengan Personal Life Coach, karena ia memperbaiki permasalahan keuangan seseorang dengan mengenal kebiasaan dan perilaku orang tersebut terlebih dahulu.

 

Berhenti untuk Self-Pity

Buat lo yang lagi bingung mau melakukan apa untuk hidup, Philip menyarankan untuk menjadikan diri lo sebagai prioritas dalam kehidupan. Lakukan apa yang menurut lo menarik dan jangan membatasi kemampuan lo. “Do something for yourself. Keluar dari comfort zone dan lakukan sesuatu yang lo tahu harus lo lakukan, tapi dihindari terus menerus,” ungkap Philip memberi saran.

Keluar dari zona nyaman memang berat, tetapi lo harus melakukannya untuk mengembangkan diri, Bro! “Akar dari masalah keuangan itu mayoritas berasal dari kurangnya income. Limiting belief terhadap diri sendiri bisa menjadi salah satu penyebab. Contohnya, gue kan hanya kuliah D3 di kampus XYZ, mana bisa seperti mereka yang lulusan luar. Contoh lainnya, gue kan orangnya introvert, jadi nggak bisa networking. Nah, pada akhirnya yang terjadi malah self-pity. Kalian mengasihani diri sendiri, membatasi kemampuan diri, dan akhirnya kembali lagi ke zona nyaman,” tambahnya.

Supaya nggak self-pity terus menerus, berhenti untuk membandingkan diri lo dengan orang lain dan jangan merendahkan kemampuan lo. “Gue merasa we can accomplish so many great things kalo kita nggak underestimate diri kita sendiri dan berani stepping out of our comfort zone,” pungkas Philip di akhir obrolan.

Ajakan untuk mengembangkan diri mulai dari sekarang

Nah, tentunya nggak mungkin untuk bisa memperbaiki diri sendiri hanya dalam semalam. Lo butuh konsistensi untuk menyingkirkan pikiran-pikiran negatif seperti self-sabotage dan self-pity tadi. Salah satu caranya adalah dengan belajar menghargai dan memotivasi diri sendiri. Lo juga bisa meniru Philip, yang nggak bosan belajar hal baru walaupun terasa menakutkan.

Mau tips-tips lain biar lo jago menata keuangan dan kehidupan? Lo bisa follow langsung akun micro-blogging dari @PhilipMulyana, Bro!

Comments
Ubaidillah Syaifullah
Lanjutkan boskuu
KARTIKA SAPUTRA
Masih Berjuang Setiap Hari