Inspiring Products
Jumat, 02 Juni 2023

Affald Leather Goods, Si Kulit Handmade Asal Bandung yang Mendunia

  • Share
  • fb-share
Affald Leather Goods, Si Kulit Handmade Asal Bandung yang Mendunia

Lo ngerasa enggak sih kalau makin ke sini, rasanya makin gampang nemuin produk lokal yang kualitasnya enggak kalah sama produk luar? Gue seneng banget nih, akhirnya nemuin satu hidden gem brand lokal yang menurut gue punya kualitas Internasional. 

Baru-baru ini gue kenalan sama Affald Leather Goods, brand aksesoris pria dari bahan kulit asal Bandung. Produk Affald ini dibuat langsung dari tangan pendirinya sendiri, yaitu Dea Desmana Krisnayuda, loh. 

Karakter produk Affald yang kuat dan modelnya yang khas bisa jadi pelengkap looks lo biar makin kece dan maskulin. Mau dipakai buat acara formal atau acara kasual, Affald juga mudah dikombinasikan dengan penampilan lo. Mau kenalan lebih lanjut? Simak obrolan gue bareng Dea soal seluk-beluk Affald Goods ini.

Berawal dari Suka Bahan Kulit

Nah, Dea buka obrolan ini dengan cerita tentang Affald yang berawal dari kesukaannya sama warna cokelat dan bahan kulit. Tapi buat Dea cuma sekedar suka aja enggak cukup, harus ada achievement-nya. Makanya Dea mulai belajar menjahit, cara ngembangin brand, sampai seluk beluk tentang kulit dari YouTube dan Kaskus. 

“Dari awal emang pengen bikin produk kulit tapi buat anak muda. Di Bandung sendiri pun, produk yang bahannya kulit masih dibuat dengan mesin. Lagiankan gue pengennya yang unik dan handmade juga.” tambah Dea. 

Sejauh ini Affald sendiri udah ngeluarin banyak produk, mulai dari dompet, card holder, sampai ikat pinggang. Nah, dari sekian banyak produk, yang paling memorable buat Dea adalah dompet kulit yang pertama kali dia buat dan pakai sampai sekarang, loh. Dompet ini nih yang jadi motivasi dia untuk enggak berhenti berkreasi nyiptain produk yang disukai anak muda. 

“Proses pembuatannya tricky. Karena kalau gue bikin pola terus diaplikasi ke kulit dan beda 2mm aja itu bentuknya udah aneh. Makanya pas pertama bikin dompet ini tuh hampir 10 kali ganti pola.” jelas Dea sambil nunjukin dompet “bersejarah”-nya ke gue. 

Usaha kerasnya pun akhirnya berhasil. Di tahun 2016, Affald berkesempatan untuk buat sharing booth di event denim terbesar Asia Tenggara, Wall of Fades. Dea awalnya ikutan event ini untuk ajang branding Affald aja. Tapi ternyata produk Affald malah laku keras, sampai followers di Instagram juga ikutan naik.

Kesuksesan di event Wall of Fades ini juga bikin Affald jadi diliput sama salah satu majalah berbahasa Inggris, Neighbourlist. Karena liputan ini nih, request produk Affald ke luar negeri juga jadi ikutan naik. “Malah ada yang pernah ngasih produk gratis ke influencer luar dan itu dampaknya juga luar biasa bagi kita,” jelas Dea.

Udah Berdiri Dari 2014

Nah buat yang bertanya-tanya nih, nama Affald artinya adalah ‘limbah’ dalam bahasa Denmark. Soalnya bahan baku Affald diambil dari limbah brand lain. Dan tahun ini adalah tahun ke-9 Affald muncul sebagai salah satu brand lokal yang promising. “Jadi Affald ini udah ada dari 2014 sebenernya, tapi baru berani buat jualan di 2015” kata Dea. 

Selama satu tahun itu, Dea bener-bener mantepin Affald dengan belajar dari temen-temennya yang juga punya bisnis di bidang kulit dan ngelewatin berkali-kali proses trial and error. Nah dari pengalaman itu, akhirnya Dea berhasil nemuin pace yang pas untuk buat produk berbahan dasar kulit yang modis, berkualitas, dan tahan lama. 

Untuk prosesnya sendiri, Dea pertama-tama bakal bikin polanya, cari bahan, dan uji coba. Kalau dirasa udah oke, baru deh produk tersebut bakal di-launch. Menurut Dea, ketelitian dalam penjahitan tangan adalah pembeda Affald dengan brand lain. 

Bicara soal bahan, kulit yang Affald pakai adalah kulit nabati yang diolah tanpa campuran bahan-bahan kimia. “Kulit nabati atau organik juga lebih tahan lama. Gue inget pernah punya customer yang beli dari 2015 dan kondisi dompetnya masih bagus biar pun warnanya udah berubah” ujar Dea.

Menurut Dea, dari segi kualitas bahan, sebenarnya bahan dari Indonesia masih enggak konsisten kualitasnya. Jadi dia pun milih untuk masih pakai kulit impor dari Italia dan Turki. “Karena Affald udah dibuat di Indonesia, ya pengennya bahannya juga dari Indonesia,” tambah pria yang punya impian bikin workshop buat orang yang mau lebih mendalami bahan kulit ini. 

Percaya Pada Proses

Selama ngobrol, gue bisa ngerasain sih gimana tangguhnya Dea ngejalanin bisnis ini. Karena selain jadi founder, dia juga jadi artisan, admin, fotografer dan ngerjain banyak hal-hal lainnya sendiri. Bukannya dia enggak suka kerja dalam tim ya, cuma ini adalah salah satu cara Dea untuk menjaga ‘kesakralan’ Affald.

Tau enggak sih, bahkan Dea butuh waktu sekitar 6 jam untuk buat 1 dompet bifold. Makanya biar pun Affald udah dapet banyak tawaran untuk nge-display produknya di berbagai toko, Dea ngerasa belum bisa nyiapin produk ready-stock kalau dia belum punya tim yang cukup. 

“Di 2015 gue udah punya tim sebenernya, tapi dampak pandemi emang cukup besar sampai tim pun terpaksa gue kurangin,” jawab Dea jujur. Dea juga mutusin untuk nge-handle langsung akun medsos Affalds, karena menurutnya bisa fatal kalau sampai salah kasih informasi ke ke customer yang baru pertama kali kenal produk berbahan kulit.. 

Tapi bukan berarti Affald enggak punya misi kedepannya ya. Selain tetap melayani pengiriman luar negeri, Dea juga ada mimpi biar Affald bisa lebih go International

“Kalau ke luar, Affald udah punya beberapa dropshipper, yang memang khusus beli putus. Ke Swiss, Malaysia, Thailand & Filipina. Kalau sekarang ini saya lagi nge-follow up toko-toko luar supaya Affald bisa di-display di toko mereka.” pungkasnya.

Bukan Sebatas Produk, Melainkan Seni

Dea ngaku kalau harga produk Affald tergolong cukup premium. Tapi dia jamin, ada harga ya ada kualitas, kan. Ini karena Affald bukan cuma sekedar produk berbahan kulit biasa. Tapi merupakan produk seni yang dijahit tangan langsung, untuk ngejaga kualitas dan ketelitian.

Enggak jarang juga Dea dapat komentar dari customer yang bandingin harga Affald sama brand lain. Tapi Dea bukannnya minder, loh. Justru hal ini Dea jadikan momen buat ngenalin kelebihan Affald dan alasan dibalik pemilihan harganya.

“Karena jatuhnya, customer yang beli produk Affald ya bukan semata beli produk, tapi beli karya seni yang saya buat. Dimana di tiap produk selalu ada cerita untuk dibagikan,” tutup Dea. 

Itu tadi kisah inspiratif dari berdirinya salah satu brand lokal yang menjanjikan dan memang punya kualitas oke, Affald Leather Goods. Nah, buat lo yang pengen kepoin produk-produk Affald lainnya, bisa langsung cek di Instagram-nya @affaldgoods, ya!

Baca juga cerita inspiring & insightful lainnya di MLDSPOT. Di MLDSPOT, lo juga bisa dapetin berbagai rewards keren. Caranya gampang, cukup daftar jadi member dan kumpulkan MLDPOINTS. Yuk, daftar sekarang!

Comments
Agus samanto
cakep...dibuat langsung dari tangan pendirinya sendiri
Agus samanto
Informasi menarik nih