Trending
Rabu, 24 Februari 2016

Angga Sasongko: Pengalaman dan Team-work yang Menjadikannya Seperti Sekarang

  • Share
  • fb-share
Angga Sasongko: Pengalaman dan Team-work yang Menjadikannya Seperti Sekarang

Kalau berbicara tentang proses pembuatan sebuah film, Angga Sasongko tidak perlu diragukan lagi. Karena ia telah berhasil membuat film tidak hanya untuk menghibur, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang isu-isu sosial yang terjadi di Indonesia. Untuk menjadi seperti sekarang, bukan hal yang mudah lho, Urbaners, Angga Sasongko membuktikan kepiawaiannya membuat film melalui kerja keras dan tekad yang besar. Buat lo yang ingin seperti Angga, intip yuk bagaimana cara sang sutradara ini mencapai kesuksesannya.

Dalam membuat film, Angga selalu dengan tim yang sama, sehingga hubungan mereka sudah seperti keluarga, dan tidak sulit untuk berkomunikasi satu sama lain. Intinya, dalam membuat suatu film, doing it with love, karena Angga selalu membuat film yang ia sukai, dari mulai jalan cerita dan konfliknya, sehingga proses pembuatannya menjadi lebih mudah dan tidak ada beban. Memang selalu ada hambatan di setiap proses, begitupun pembuatan film, tetapi itu merupakan hal yang wajar.

"Sulit untuk mengaggap hal tersebut sebuah kesulitan" itulah yang Angga rasakan dalam proses pembuatan film Filososfi Kopi.

Justru malah kesulitan besar yang dirasakan oleh Angga dalam pembuatan film adalah mencari investor untuk film tersebut. Beruntung sekarang ia dan tim memiliki Investment Banking dengan prinsip  investasi. Selain lebih sustainable, hal ini juga dapat menjadi pemicu Angga dan rimnya membuat karya yang lebih accountable, rapi dan berinovasi membuat bisnis model lainnya diluar perfilman.

Saat membuat sebuah film, Angga merasa terbantu banget dengan pengalamannya di dunia film yang sudah dijalankannya sejak lulus SMA. Pada tahun 2009 sampai 2012 Angga sudah sering membuat film, tetapi lebih ke TVC dan juga video klip. Brand yang dipegang oleh Angga juga terbilang tidak kecil, kalau lo inget tentang 'perang' iklan para telko-telko di Indonesia beberapa tahun silam, Angga ada dibalik itu semua lho, Urbaners!

Nah, karena Angga sudah sering membuat sebuah iklan, dapat mempermudah Angga dalam melakukan proses built-in dalam suatu film. Bagi Angga built-in dalam suatu film harus dibuat sehalus mungkin tanpa penonton menyadarinya. Sehingga tidak terkesan "mengganggu" tetapi tetap menjual. Ciri khas Angga dalam membangun suatu built-in atau yang bisa disebut juga product placement adalah disaat scene yang memiliki emosi, seperti tertawa, marah ataupun sedih. Sehingga tercipta engagement yang kuat antara produk tersebut dengan suasana dalam film. Trik ini Angga pelajari pada saat ia bekerja untuk membuat iklan untuk suatu produk.

Hal-hal seperti inilah yang membuat kualitas film Angga berbeda dari yang lainnya. Angga mengakui bahwa ia selalu merasa puas akan film-filmnya. Dengan begitu sama saja menghargai kerja keras seluruh tim. Sulit bagi Angga mengidentifikasikan kepuasan filmnya dalam sebuah angka, yang jelas, ketika ia sudah merilis sebuah film berarti film tersebut layak untuk dipertontonkan. Meskipun pasti ada kekurangam, tetapi itulah salah satu alasan mengapa harus membuat film lainnya. Jadi kata-kata "Tidak ada kata puas dalam melakukan sesuatu" tidak berlaku bagi Angga Sasongko.

Comments
Epul Saepuloh
Thanks artikelnya
Putra ragil
Mantaplah bro