Sumber: Instagram @strike_cap

Pernah gak sih lo punya temen yang koleksi topinya udah kayak rak display? Setiap nongkrong pasti ganti model, dan tiap topi pasti ada ceritanya sendiri. 

Buat banyak orang, topi cuma pelindung kepala dari panas, udah gitu aja. Tapi buat yang udah nyemplung di dunia ini, topi bisa jadi identitas, bahkan lambang pertemanan.

Itu juga yang dirasain sama anak-anak Indo Caps Club (ICC), komunitas pecinta topi yang awalnya cuma ngobrol-ngobrol santai waktu pandemi, eh sekarang malah bisa kolaborasi sama New Era®, brand topi nomor satu di dunia.

Penasaran gak sama Indo Caps Club? Nah, pantengin deh artikelnya sampai habis buat tau hasil nongkrong gue sama founder-nya!

Dari Gerilya Online ke Komunitas Nasional

Sumber: Instagram @strike_cap

Semuanya mulai di 2020, pas pandemi bikin semua orang gabut di rumah. Foundernya, @strike_cap, iseng gerilya di medsos: cari orang yang demen topi, DM satu-satu, terus ngumpulin mereka di satu grup WhatsApp.

Dari situ, mulai deh ada kopdar kecil-kecilan. Setiap anggota bawa temen baru, komunitas makin rame. Indo Caps Club pun pelan-pelan tumbuh jadi komunitas gede, anggotanya nyebar di banyak kota di Indonesia.

Nama “Indo Caps Club” sendiri lahir dari keinginan buat ngumpulin pecinta topi se-Indonesia. Dari awal udah lintas kota, lintas latar belakang, jadinya ICC jadi rumah buat siapa aja yang suka topi, entah itu kolektor, desainer, atau yang cuma pengen tampil beda.

Collabs Impian Bareng New Era®

Sumber: Instagram @strike_cap

Pencapaian paling gokil ICC datang di 2024: akhirnya bisa kolaborasi resmi sama New Era®. Tapi jalannya nggak mulus. Dari 2020, mereka udah beberapa kali coba hubungi principal New Era di Amerika; jawabannya selalu sama, ditolak.

“Goal terbesar kami dari awal memang collab sama New Era,” kata Boyke dari ICC. “Akhirnya kejadian juga di 2024, setelah dibantu MAP yang pegang lisensi New Era di Indonesia.”

Proposal desain mereka sempat ditolak, direvisi berkali-kali, sampai akhirnya tembus juga. Begitu rilis perdana, langsung diserbu penggemar. Buat ICC, ini milestone gede banget.

Soal desain, ICC tetap bawa ciri khas mereka: logo interlock ICC dan kode +62, simbol kebanggaan yang nunjukin mereka perwakilan Indonesia.

Komunitas yang Hidup

Sumber: Instagram @strike_cap

Yang bikin ICC beda bukan cuma koleksi topinya, tapi juga cara mereka jaga semangat komunitas di tengah tren yang silih berganti. Mereka rutin adain meet-up, bahas rilisan baru, sharing koleksi, semua dengan suasana santai tanpa senioritas.

“Selama saling respect dan nggak ada yang ngerasa paling jago, semua pasti enjoy berkomunitas,” kata Boyke.

Biar makin solid, sejak 2022 mereka bikin chapter per daerah, mulai dari Jakarta Selatan, Bekasi, Bandung, sampai Samarinda. Setiap chapter punya cara sendiri buat kumpul dan jaga interaksi antaranggota.

Bicara soal masa depan, ICC lagi siapin benefit khusus buat member resmi biar makin gampang ngoleksi topi. “Intinya, kami pengen jadi partner resmi brand-brand topi,” ujarnya.

Kalau harus disimpulin dalam satu kata, Boyke langsung sebut istilah yang udah jadi mantra di ICC: #Permainan.

Satu kata yang nunjukin semangat kompetitif tapi tetap santai — karena buat mereka, main topi itu bukan cuma buat gaya, tapi udah jadi cara hidup.

Jadi, buat apa ngoleksi topi segambreng? Kalo jawaban Boyke gini: “Topi buat kami bukan sekadar penutup kepala, tapi identitas". Kelas, king! Mahkota udah sampai DC Cakung!