Trending
Rabu, 05 Juni 2019

7 Highlight Pajangan dari Pameran "Dunia Dalam Berita" di Museum MACAN

  • Share
  • fb-share
7 Highlight Pajangan dari Pameran "Dunia Dalam Berita" di Museum MACAN

Untuk menghabiskan waktu luang, kunjungan ke museum bisa menjadi pilihan yang menarik. Salah satu museum yang lagi happening karena fotonya banyak membanjiri feed Instagram adalah Museum MACAN (Modern And Contemporary Art in Nusantara). Saat ini, museum yang berlokasi di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, tersebut sedang mengadakan pameran yang bukan cuma bersifat rekreasional, tapi juga penuh dengan unsur edukasi, Urbaners.

Pameran yang digelar dari tanggal 1 Mei hingga 21 Juli 2019 ini mengambil judul dari sebuah siaran berita televisi nasional TVRI yang pastinya udah nggak terdengar asing, Dunia Dalam Berita. Di sini, lo bisa melihat perkembangan seni rupa kontemporer dari tiga periode yang berbeda: sebelum Reformasi, saat terjadinya Reformasi, dan setelah Reformasi.

Dunia Dalam Berita menampilkan berbagai karya seni dari sepuluh perupa yang memperlihatkan perubahan sosial dan politik di Indonesia. Perubahan ini tentunya nggak terlepas dari peran media, baik cetak maupun elektronik, di tahun 1990-an hingga 2000-an yang juga menjadi sorotan utama di pameran ini.

Dari banyaknya seni rupa menarik yang dipamerkan, ada tujuh karya seni yang menjadi highlight dari segi visual maupun cerita dibaliknya.

 

Linimasa Peristiwa

Linimasa Peristiwa

Saat memasuki ruangan pameran, lo akan melihat sebuah dinding putih dengan cetakan tinta hitam berisi informasi peristiwa sosial, ekonomi, politik, media, dan seni di Indonesia. Rangkuman dari peristiwa sejarah, seperti periode Orde Baru, tertulis jelas dengan bahasa yang mudah dipahami.

Perkembangan media juga dijelaskan dengan alur yang menarik untuk ditelusuri. Contohnya adalah perkembangan televisi nasional yang pertama mengudara di Indonesia pada tahun 1962, hingga berkembangnya beberapa stasiun televisi hingga saat ini.

 

Shameless Gold IV (2002) oleh Mella Jaarsma

Shameless Gold IV (2002) oleh Mella Jaarsma

Mella Jaarsma merupakan perupa asal Belanda yang karyanya berfokus pada pakaian, tubuh, dan makanan. Instalasi-instalasi seniman ini juga mencerminkan keanekaragaman ras dan budaya. Shameless Gold IV disimbolkan sebagai pakaian mewah yang terbuat dari kepompong liar Cricula Trifenestrata.

Makna dari instalasi ini juga deep banget, Urbaners. Sang perupa menyinggung soal strata dan kesenjangan sosial yang ada di sekitar kita. Nggak jarang kita temui orang-orang berlomba untuk menampilkan citra mewah yang ditunjukkan dari penampilannya, tetapi belum tentu berbanding lurus dengan kenyataannya.

 

Zipper Zone (2009) oleh Mella Jaarsma

Zipper Zone (2009) oleh Mella Jaarsma

Kalau karya seni lain yang dipamerkan nggak boleh disentuh, beda halnya dengan Zipper Zone. Instalasi seni ini menggunakan resleting yang melekat pada dinding dan bersifat interaktif. Lo bisa menyentuh dan membuka resleting yang memperlihatkan berbagai karya fotografi di dalamnya.

Instalasi ini mencerminkan kehidupan masa kini dengan segala akses media yang ada, khususnya media sosial. Saat menggunakannya, lo bisa menentukan informasi apa yang ingin atau nggak ingin lo lihat dan bagikan. Pesan lainnya juga kita harus bisa menggunakan media sosial secara bijak, dengan memilih dan menyaring informasi yang diterima.

 

Visit Indonesian Years (1999) oleh Tisna Sanjaya

Visit Indonesian Years (1999) oleh Tisna Sanjaya

Instalasi Visit Indonesian Years merupakan salah satu yang paling besar dari segi ukuran di Museum Macan. Karya ini merupakan satir dari perubahan situasi sosial dan politik setelah berakhirnya periode Orde Baru. Sang perupa mencoba untuk menggambarkan narasi yang berbeda dengan apa yang pemerintah gaungkan pada saat itu.

Lukisan besar dengan pemandangan indah menggambarkan iklan pariwisata Indonesia pada saat itu. Keluarga yang dihadirkan di lukisan dibuat oleh perupa sebagai gambaran tipikal sebuah keluarga Indonesia yang stabil dan ideal. Hal ini menjadi ironis dengan adanya beberapa kaos bergambar pemandangan di Indonesia yang ditulisi dengan lokasi kerusuhan pada masa itu, seperti Semanggi, Ambon, dan Sampit.

 

Makanan Tidak Mengenal Ras (1999) oleh Krisna Murti

Makanan Tidak Mengenal Ras (1999) oleh Krisna Murti

Instalasi yang satu ini bisa dibilang sebagai salah satu spot foto favorit pengunjung Museum Macan, Urbaners! Terdiri dari 12 buah kloset dengan pencahayaan berwarna merah muda, instalasi ini menampilkan berbagai gambar hidangan yang merupakan pencampuran dari beberapa budaya, seperti gulai kambing (arab), lontong kari (India), dan Macaroni Schotel (Eropa). Karya ini ingin menunjukkan bahwa kalau dari segi makanan pun, Indonesia nggak akan pernah terlepas dari pengaruh budaya negara-negara lainnya.

 

Viva La Muerte (2000-2002) oleh S. Teddy D

Viva La Muerte (2000-2002) oleh S. Teddy D

Lo nggak salah kalau melihat instalasi ini sebagai sesuatu yang menyeramkan. Viva La Muerte diartikan sebagai “panjang umur kematian”. Perupanya sendiri memang seseorang yang senang mengkritisi kekerasan, khususnya di negara dan militer. Material instalasi ini terbuat dari barel minyak yang biasa digunakan oleh para militer, yang diartikan sebagai kekuatan dan kegiatan eksploitasi sumber daya alam di Indonesia. Kesan menakutkan didukung oleh bagian mata merahnya yang menggambarkan sesuatu yang menyeramkan, kejam, dan ditakuti. Filosofis banget, kan?

 

Operasi Pengendalian Pikiran (1999) oleh Heri Dono

Operasi Pengendalian Pikiran (1999) oleh Heri Dono

Di bagian belakang museum, terdapat sebuah instalasi yang terdiri dari miniatur kepala manusia sebagai pengontrol dan beberapa gelas dengan lempengan yang menyerupai kepala di atasnya. Jika dihidupkan, kepala pengontrol dan lempengan akan bergerak diikuti dengan dentingan gelas.

Kepala pengontrol merepresentasikan pemerintah pada masa Orde Baru yang selalu mengontrol opini yang beredar di masyarakat. Lempengan-lempengan kecil berbentuk kepala direpresentasikan sebagai segala jenis media yang dikontrol oleh pemerintah dalam menyuarakan dan menyiarkan opini. Sangat relatable pada masanya.

Itu dia 7 highlight karya seni yang wajib lo kunjungi di pameran Dunia Dalam Berita. Pameran di Museum MACAN ini nggak cuma memperbagus feed Instagram lo, tapi juga memperluas wawasan lo. Selain itu, lo bisa kunjungi beberapa ruang pameran lainnya di Museum MACAN, seperti Infinity Mirrored Room by Yayoi Kusama, Main Getah/Rubberscape, dan Jeihan: Hari-Hari di Cicadas. Info lengkapnya lo bisa kunjungi Instagram Museum MACAN di @museummacan ya!

 

Comments
Noni
Nice info, thanks
Fadya Aulia
Bagus sekali