Trending
Kamis, 16 Maret 2017

G-Pluck Yang Otentik Tiru The Beatles

  • Share
  • fb-share
G-Pluck Yang Otentik Tiru The Beatles

Super band dunia macam The Beatles mungkin telah lama tiada. Namun karya mereka tak pernah lekang oleh waktu. Tak terhitung band yang mengenang The Beatles dan menjadi band cover secara musikal dalam bentuk special live performance di dunia.

 

G-Pluck Beatles Band

Seperti yang dilakukan G-Pluck Beatles Band. Mereka dengan bangga mengakui sebagai band jiplakan The Beatles. G-Pluck sendiri dibaca jiplak yang berati meniru persis. Memang, band yang digawangi Awan Garnida ini membawakan lagu-lagu The Beatles tanpa mengubah komposisi musiknya.

Bahkan instrumen yang digunakan pun sejenis dengan instrumen yang digunakan para personil The Beatles di masa lalu. Mulai dari amplifier, gitar, drum, dan bass. Aksi panggung, harmoni vokal, hingga keaslian musik yang dimainkan mirip sekali dengan The Beatles. Busana yang mereka gunakan pun serupa dengan The Beatles.

G-Pluck Beatles mungkin satu-satunya band di Indonesia yang mampu menampilkan kembali The Beatles secara otentik. Awan Garnida yang berperan sebagai Paul McCartney harus memainkan gitar bass dengan tangan kiri sebagaimana Paul McCartney yang merupakan musisi kidal. Demikian juga suara Adnan Sigit sebagai vokalis memiliki kemiripan suara dengan John Lennon.

G-Pluck yang berdiri sejak tahun 2000 memang pantas menjadi ‘reinkarnasi’ The Beatles. Kesungguhan mereka sudah diakui dunia dengan ikut serta dalam acara ‘Beatles Week Festival’ di Liverpool pada Agustus 2008. Mereka menjadi satu-satunya wakil Asia Tenggara di ajang tersebut. Salut!

 

Acid Speed Band

Lain lagi dengan Acid Speed Band yang telah lama malang melintang di dunia musik Indonesia sejak tahun 1982. Band rock yang terdiri dari enam personil ini bisa dibilang photo copy dari The Rolling Stones, karena adopsinya yang besar-besaran terhadap semua warna The Rolling Stones.

Dengan formasi klasik yaitu Rico (vokal), Ipank (gitar 1), Choldun (gitar 2), Tonny (bass), Ading (drum), Andre (keyboard) dan Bram (perkusi), mereka membawakan lagu-lagu The Rolling Stones dengan cermat dan apik. Tak heran, image Stones langsung melekat kuat pada Acid Speed Band setelah tampil dalam acara ulang tahun The Rolling Stones di Taman Ismail Marzuki pada 5 Desember 1982.

 

Voodoo

Voodoo dikenal sebagai band rock yang rumit dan punya idealisme tinggi. Bisa dibilang ini adalah band Indonesia dengan rasa kelas dunia dan sering disejajarkan dengan Van Halen dan Mr. Big. Dimana pada era saat itu, belum banyak musisi yang mampu membuat band dengan warna musik seperti Van Halen atau Mr. Big.

Bukan tanpa alasan Voodoo diidentikkan dengan Van Halen dan Mr. Big. Solo gitar Edo Widiz dalam lagu "Bunga dan Kumbang" dan "Katakan (New Version)" mirip dengan gaya solo gitar Eddie Van Halen. Tapping gitar dan bass pada lagu "Tsunami" juga dinilai memiliki tema seperti lagu dari Mr. Big yang berjudul "Addicted to That Rush".

 

Roxx

Roxx terbentuk di Jakarta pada awal tahun 1986 atas inisiatif Arry Yanuar. Arry Yanuar pada jamannya merupakan drummer tangguh yang sangat disegani bahkan digandrungi musisi-musisi rock lokal. Permainan drumnya selalu disejajarkan dengan Lars Ulrich, drummer Metallica. Sementara aksi panggung dan attitude-nya mengingatkan dengan gaya Tommy Lee, drummer Motley Crue.

Di awal kelahirannya, Roxx lebih berkiblat ke The Who, Van Halen, Motley Crue hingga Iron Maiden. Hingga pada suatu waktu di tahun 1987, Arry memperdengarkan para personel Roxx album Master of Puppets milik Metallica yang dibawanya dari Australia. Saat itu album-album Metallica bahkan belum ada yang dirilis secara resmi di Indonesia.

Awalnya tak satu pun di antara personel Roxx yang suka dengan musik thrash metal ala Metallica. "Di denger sambil mabok aja nggak enak (Tertawa)," kenang Jaya. Namun Arry bersikeras. Roxx akhirnya tunduk. "Master of Puppets" adalah lagu pertama dari Metallica yang mereka bawakan di atas panggung Bulungan, Blok M di tahun 1987. "Habis itu penginnya bawain lagu-lagu kenceng semua," ujar bassist Tony.

Kisah berikutnya, Roxx tinggalkan Van Halen, Motley Crue, Iron Maiden dan juga fashion 80's glam rock yang selama ini menjadi identitas mereka di atas panggung. Roxx telah menemukan arah musik bahkan attitude mereka yang baru: thrash metal dan kostum hitam-hitam!

 

 

Source: Kaskus.co.id

Comments
Mun mbah iban
Wah jan mantep bro
Putra ragil
Top information