Trending
Selasa, 21 Januari 2020

Glorious Friends Kenalkan Reggae Nuansa Indonesia

  • Share
  • fb-share
Glorious Friends Kenalkan Reggae Nuansa Indonesia

Tak banyak band reggae di Indonesia, apalagi yang vokalisnya cewek. Glorious Friends ingin menyuguhkan musik santai namun penuh kualitas buat Indonesia dan dunia. Kalau Lo tinggal di luar Kota Malang, dan mungkin belum kenal dengan band yang satu ini, please welcome Monica Yurike pada vokal, Alif Reda pada gitar, dan Rizco Raharja pada trombon.

Bergelut di skena musik Kota Malang sejak 2014, Glorious band berawal dari sebuah proyek regular yang bermain cafe to cafe. Dalam perjalanannya, band ini sudah berganti nama beberapa kali, sampai akhirnya pada 2016 resmi memakai nama Glorious Friends. Selain nama, mereka juga mengalami beberapa kali penambahan dan pergantian personil. Hingga hari ini, tinggal Rizco yang jadi satu-satunya personil awal tersisa.

Nggak cuma ngobrol bareng para personilnya, hari ini MLDSpot juga mendapat banyak cerita dari Andi Kristanto, manager Glorious Friends. Meski baru bergabung pada tahun 2018 akhir, tapi peran dan kontribusi cowok yang akrab disapa Cimenk ini cukup besar. Dia yang selalu menyuntikkan semangat pada para personil yang tersisa, untuk disiplin dan nggak berhenti berkarya.

 

Kenapa Berani Pilih Musik Reggae?

"Sebenarnya alasan dari semua pemain itu, karena di Malang nggak ada yang main musik reggae seperti Glorious Friends," ungkap Cimenk.

Dilihat dari musik yang selama ini banyak dikonsumsi di Kota Malang, bisa dibilang reggae termasuk yang nggak terlalu booming. Meski begitu, Glorious Friends nggak pernah takut nggak dapat pasar. Sejak awal, semua personil memang nggak pernah berpikir sejauh itu. Mereka hanya menginginkan hal baru yang diharapkan bisa bikin audiens nyaman. Mengaku bahwa memang idealis, mereka bersikeras mengenalkan genre reggae hingga saat ini.

Bercita-cita mendunia, Glorious Friends usung musik reggae dari Kota Malang © Dok. Pribadi

"Sebenarnya musik seperti Glorious Friends itu ada (di Indonesia), tapi yang banyak menikmati tuh anak-anak Jakarta. Reggae justru banyak dikonsumsi di IKJ dan anak-anak seni lainnya di Jakarta," papar Cimenk.

Memasarkan musik reggae memang nggak semudah itu. Cimenk juga mengungkapkan bahwa banyak orang Malang lebih suka musik rock, tapi beberapa anak kampus mengaku bisa menikmati dan suka mendengarkan Glorious Friends. Sepanjang perjalanan mereka menjalankan tur dari kota ke kota, Jakarta memberikan sambutan sangat baik dan mereka yang hadir tampak benar-benar menikmati dan mengerti musik yang dimainkan Glorious Friends.

 

Sumber Inspirasi dan Musisi Idola

Memilih reggae, masing-masing personil Gloriuous Friends punya musisi idolanya

Dalam bermain musik reggae di Indonesia, Glorious Friends sedikit banyak terinspirasi dari satu band Jakarta, Caltonettes Serenade, yang memainkan musik rocksteady. Band tersebut berani membawakan lagu-lagu rocksteady dari rilisan-rilisan lama dari beberapa records label dunia. Itulah yang akhirnya membuat Glorious Friends juga nggak punya ketakutan dan mantap membawakan musik reggae dan turunannya.

Untuk musisi favorit, tiap personil punya idolanya sendiri-sendiri, walau ada beberapa yang sama. Baik itu Monic, Alif, dan Rizco, sama-sama berkiblat pada musisi dengan warna musik yang senada dengan apa yang sekarang mereka mainkan.

"Secara band, idola saya adalah The Miceteeth. Mereka asyik memadukan nuansa haru yang syahdu. Kalau gitaris, saya suka dengan Alberto Tarin yang memang fokus bermain genre ska atau reggae dengan instrumen gitarnya. Sedikit banyak, mereka mempengaruhi harmoni manis di beberapa lagu Glorious Friends," papar Alif.

Pada umumnya, musisi yang jadi favorit seorang pemain band memang sedikit banyak berpengaruh dalam permainan musik mereka. Masing-masing personil Glorious Friends punya musisi idola yang hampir semuanya membawakan musik reggae. Ini tentunya sangat membantu memudahkan mereka dalam berkarya.

"Kalau aku pertama kali masuk Glorious Friends banyak dengerin Bob Marley dan Dawn Penn. Waktu itu aku belum tahu reggae itu gimana. Terus akhirnya lihat Dawn Penn, kok ternyata enak gitu," ungkap Monica.

Perkataan Monica diamini oleh Rizco. Ia juga punya musisi idola yang memainkan musik reggae dan turunannya. Pemain trombon ini mengaku paling suka mendengarkan Katchafire, yang jadi musisi paling berpengaruh besar untuknya. Selain itu, dia juga banyak terinspirasi Alton Ellis dan Hirie.

 

Dukungan Teman-Teman jadi Pemicu untuk Tetap Maju

Yang membuat Glorious Friends tetap semangat berkarya, teman-teman yang selalu menunggu

Bisa bertahan hampir empat tahun, nggak ada kiat khusus bagi para personil Glorious Friends dalam menekuni band ini. Mereka nggak punya jadwal latihan khusus setiap minggunya, juga nggak ada rutinitas bertemu bersama. Kesibukan masing-masing personil membuat mereka harus merasa cukup saat nggak bisa sering berkumpul.

"Sebenarnya yang bisa bikin GF bertahan walau pakai additional player dan berganti-ganti itu adalah support dari teman-teman yang ada di Kota Malang, ada di Studio AA, ada di Malang Ska Club, ada di ARM. Banyak yang merasa sayang kalau Glorious Friends nggak jalan," tambah Cimenk. Tentunya, kegigihan GF hingga bisa eksis sampai sekarang nggak luput dari campur tangan Cimenk yang sangat ketat menggiring para personil ke jalur musik.

 

Cita-Cita Mendunia dan Harapan pada Pemerintah

Glorious Friend mengaku punya tujuan besar yang ingin diwujudkan dalam waktu dekat, yaitu mengeluarkan banyak album. Harapannya, dengan adanya banyak album, yang tentu saja masing-masing akan berbeda warna, mereka jadi bisa tahu musik Glorious Friends yang disukai dan nggak disukai khalayak. Sedangkan tujuan besar yang ingin dicapai jauh ke depan, mereka ingin mendunia.

Punya cita-cita setinggi mungkin, Glorious Friends pun punya keinginan agar karya musik yang sudah mereka hasilkan ini bisa dinikmati oleh orang-orang di luar Indonesia. Untuk menuju ke sana, sudah ada beberapa link yang mereka genggam. Dengan bantuan ini, nantinya mereka bisa memasarkan album di beberapa negara.

"Tetapi, yang terberat dalam bermain musik di Indonesia itu, biaya untuk mengirim rilisan kami (ke luar negeri). Di sana itu sistemnya bukan kulak, jadi kita titip (rilisan fisik), baru ada report per bulan nantinya. Tapi, dana untuk mengirimnya itu yang sangat berat," ungkap Cimenk.

Melihat kendala tersebut, Glorious Friends punya harapan supaya event yang mengundang band apa pun, bisa memberi support dengan benar dan fee yang layak. Mereka juga berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk band-band Indonesia – nggak hanya Glorious Friends – yang ingin karya mereka go international. Namun yang paling utama, mereka berharap masing-masing personil tetap semangat untuk menjalani semua sampai cita-cita mendunia ini terwujud.

Nah Urbaners, kita doakan ya supaya Glorious Friends bisa mewakili Indonesia untuk mempopulerkan musik reggae dengan sentuhan lokal! Pantengin terus aksi mereka di @GloriousFriends, ya!

Comments
Susiana Saputri
Mantap banget
asrul firmansyah
Aransemen musik reggae yang sangat berbeda dengan yang lain ya