Trending
Selasa, 23 Juli 2019

Kontribusi Musisi Indonesia di Luar Musik

  • Share
  • fb-share
Kontribusi Musisi Indonesia di Luar Musik

Berkarya tidak harus melalui menciptakan lagu yang baru, karena ada banyak cara untuk berkutat di dunia musik, setuju nggak, Urbaners? Seperti ketiga musisi yang dibahas MLDSPOT TV x NET Season 4 Episode 2 ini, Urbaners! Mereka punya caranya masing-masing untuk tetap bermanfaat bagi komunitasnya bahkan dunia permusikan Indonesia. Seperti Ardhito Pramono yang juga menekuni dunia perfilman, atau band Efek Rumah Kaca yang menciptakan ruang baru yang bernama Kios Ojo Keos, dan Aksan Sjuman dengan produk Sjuman Instruments yang merupakan alat musik standard internasional dengan material yang berasal dari Indonesia.

 

Ardhito Pramono: Musisi Serba Bisa

Ardhito Pramono: Musisi Serba Bisa

Bukan hanya sekedar musisi, pria ini juga movie maker dan juga radio announcer. Yap, Ardhito Pramono bisa dibilang sosok yang serba bisa. Kecintaannya pada dunia musik justru membuka matanya tentang dunia yang lain seperti film. Ia mengaku, menekuni perfilman adalah salah satu cara untuknya belajar dalam bermusik. Nggak heran jika ia memproduksikan video klip-nya sendiri. Selain itu, ia juga membuat dan memainkan peran langsung di dalam short movie “Hole in Vessels” dan “Bitter Love”. Dan kalau membicarakan musik, Ardhito mengaku bahwa sudah menyukai jazz sejak sekolah dasar. Ia mengaku inspirasinya dalam bermusik banyak datang dari musisi legendaris Indonesia, Saiful Bahri, Frank Sinatra dan Dean Martin.

 

Medium Baru Persembahan Efek Rumah Kaca

Medium Baru Persembahan Efek Rumah Kaca

Berdedikasi di luar musik juga dilakukan oleh band Efek Rumah Kaca (ERK). Grup band yang selalu memiliki lirik pintar dan mengandung sindiran kritis di dalamnya ini memiliki wadah kreativitas untuk berbagi kegelisahan dan turut memberikan kontribusi bagi komunitas. Bernama Kios Ojo Keos, bertepat di bilangan Lebak Bulus, Jakarta, banyak banget yang bisa lo lakukan Urbaners! Mulai dari membaca buku, mencicipi kopi dan kudapan, sampai hunting merchandise. Tidak hanya itu, terdapat pula program mingguan yang bisa lo ikuti. Di hari-hari tertentu, lo bisa ikut kegiatan diskusi, pemutaran film, dan pertunjukan musik. Acara-acara tersebut ada yang sifatnya rutin diadakan dan ada pula yang sesekali. Contoh yang paling unik adalah kegiatan diskusi terbuka Ngaso Malam Kamis, yang diadakan kelompok muda Aksi Kamisan, dan Open Mic Ojo Keos, yang memberi kesempatan bagi siapapun untuk tampil unjuk kebolehan dan bakat terpendam. Dan Kios Ojo Keos ini sangat terbuka untuk umum tidak hanya para anggota komunitas, Urbaners!

 

Aksan Sjuman Memperkenalkan Bunyi Indonesia

Aksan Sjuman Memperkenalkan Bunyi Indonesia

Ada banyak cara untuk berkarya di dunia musik. Mungkin kalimat tersebut adalah tepat untuk Aksan Sjuman. Drummer kawakan yang dikenal sebagai mantan personel Dewa 19 ini selain masih aktif di band Potret, ia juga menciptakan sesuatu yang tentunya juga bermanfaat untuk permusikan Indonesia. Sekitar April 2015 ia mendirikan Sjuman Instruments yang memproduksi alat musik seperti gitar, bass dan piano. Tujuannya, ia ingin memiliki bunyi sendiri yang disebut Bunyi Indonesia. Seluruh material produknya berasal dari Indonesia. Sjuman Instrument memanfaatkan pula material kayu-kayu bekas yang berasal dari bangkai kapal, dermaga, pohon tumbang, dan bambu sebagai bahan dasar untuk pembuatan instrumennya. Selain sudah tersebar di berbagai wilayah Indonesia, Sjuman Instruments juga sudah diekspor ke beberapa negara seperti Inggris, Jerman, Korea dan Amerika Serikat.

Comments
Kamto mun
Mantap bro
Fitra Abimanyu
Mantap bro