Trending
Senin, 25 September 2017

Laurent Setjodiningrat, Anak Dari Hauwke Setjodiningrat yang Juga Gemar dengan Mobil Klasik

  • Share
  • fb-share
Laurent Setjodiningrat, Anak Dari Hauwke Setjodiningrat yang Juga Gemar dengan Mobil Klasik

Mobil-mobil klasik memang mempunyai kecantikan tersendiri yang membuat sebagian orang jatuh cinta dan tertarik untuk mengoleksinya. Salah satunya adalah Hartawan Setjodiningrat yang dikenal dengan nama Hauwke. Awal Ketertarikannya dengan mobil-mobil klasik muncul pada tahun 1979, di mana Ia melihat mobil-mobil tua yang terlantar, dari situ mulai membeli satu per satu mobil tua tersebut. Sampai akhirnya, Hauwke membuka “Hauwke’s Auto Gallery” di rumahnya di bilangan Jakarta Selatan. Mobil klasik yang terparkir di gallery-nya diperkirakan ada sekitar 60 unit. Kegemarannya terhadap mobil-mobil klasik ini juga menurun ke anaknya yang bernama Laurent Setjodiningrat, yang sekarang juga turun langsung mengurus Hauwke’s Auto Gallery. Simak obrolan seru dengan Laurent Setjodiningrat seputar mobil-mobil klasik yang dimilikinya:

 

Dari kapan sih tertarik dengan mobil-mobil klasik?

Jadi, sebenarnya ini dari passion ayah saya ya mulainya, dari tahun 1979. Setelah pulang dari Australia, dulu kuliah sempat magang di salah satu bengkel di sana juga, beliau melihat banyak mobil-mobil tua yang terlantar, istilahnya jadi besi tua yang hanya dijogrokin gitu aja. Terus, mulailah dia beli satu, dua. Pada saat itu masih belum banyak pemainnya nih, bisa dibilang dia pioneer juga lah, terus dia mulai beli dan beli lagi, akhirnya sampai 200 unit dulunya tahun 1979. Secara nggak langsung dia mesti nyari teman dong, kalau nggak kayak orang gila kan? Yang namanya ngoleksi mobil tua kan juga harus ada temannya, saling tukar pikiranlah, ini ada yang bagus apa nggak, mulai tergabung dalam komunitas namanya PPMKI (Perhimumpan Penggemar Mobil Kuno Indonesia) di tahun 1979 juga. Sampai sekarang beliau sudah pernah beberapa kali jadi ketua, namun pada saat ini jadi pembina aja, gitu lho. Lalu dari situ, karena mobil terlalu banyak dan cara dia meracuni teman-temannya adalah menjual mobil-mobil tersebut, supaya dapat “mainan”nya, kalau nggak kan ngeracunin otaknya aja tanpa ada “mainan”nya sama aja bohong. Jadi, biasanya sistemnya gini, kalau di tempat kita kan kita bukan kolektor ya, kita restorer, jadi kita beli setengah jadi atau yang bangkai, kita bangun sampai jadi, dan kembali kealirannya bisa dibilang balik original lagi, ada orang yang suka custom , dipotong sana-sini, kita nggak, kita kembali pada mobil era tahun segitu tuh kayak gimana sih bentuknya? Kalau Amerika banget, yaudah kayak gitu, kita nggak mau macam-macamkan. Mungkin, ada satu faktor yang nggak kita masalahkan itu bagian cat lah, kalau cat mungkin kadang-kadang kita yaa preference lah, kalau cat ulang kita maunya apa, nggak sesuai sama aslinya, tapi kita usahakan 80% ke atas tuh semua menggunakan original parts. Kalau memang kita nggak bisa dapat, kita nggak nimpalin, gitu.

Jadi, ini isinya masih original semua?

Original, dari mesin juga. Tapi, memang ada satu atau dua lah yang nggak original karena kebetuan kita dapatnya cuma body sama cassis-nya aja, yaudah lah kita bangunnya nggak orisinil, kita masukin mesin apa, gitu.

Mobil yang pertama dibeli itu apa sih?

Mobil Austin 7 keluaran tahun 1937.

Kenapa sih tertariknya sama kendaraan roda empat? Motor klasik kan juga bagus-bagus.

Sebetulnya, karena ini ayah saya, sebenarnya zaman dulu ayah saya sempat naik motor. Cuma, memang passion-nya itu di roda empat gitu lho, toh juga makin tua nggak mungkin naik motor terus kan, namanya motor kan jauh lebih bahaya daripa naik mobil, gitu mikirnya. Dan, mobil-mobil yang ada di sini dipakai lho, bukan hanya untuk dipajang doang.

Oh, jadi ini mobil-mobilnya masih berfungsi semua?

Berfungsi. Jadi, biasanya karena di PPMKI itu tiap tahunan ada event nasional & event di Pemdanya sendiri, misalnya DKI, ya DKI bikin acara apa gitu. Nah, biasanya kita ikut ngeluarin mobil ini sekalian manasin mesin untuk acara seperti itu, atau kalau nggak misalnya pameran akhir tahun, kadang-kadang akhir tahun ada pameran gitu lho. Kebetulan memang beberapa tahun ini belum ada lagi ya.

Yang jadi paling favorit mobil yang mana nih?

Kalau favorit, semuanya sih ada nilainya sendiri ya. Kalau kita bilang yang punya nilai history paling tinggi, mobil Bung Karno, udah pasti. Mobil paling tua ada sendiri. Jadi, semua punya nilainya masing-masing lah.

Ini kan semua mobil tua ya, untuk dapetinnya pasti nggak gampang juga. Yang paling susah didapetin ada nggak sih?

Nah, gini, sebetulnya kalau mobil kadang orang nanya, mobil apa yang dipengenin tapi kita belum dapat? Sebetulnya, nggak juga, karena apa yang ada di Indonesia kita pilah-pilah lah istilahnya. Jadi, di Indonesia sebetulnya kalau di zaman dulu, ini menurut buku Belanda yang judulnya “Kereta Setan”, di Indonesia itu ada 240 merek mobil, bukan tipe ya, nah, tapi banyak yang udah hancur mungkin pas perang dipakai atau dilebur jadi senjata atau apa. Jadi, apa yang ada di Indonesia itu kita pilih, kita seleksi lah yang mana yang paling baik gitu, karena kita sendiri mengoleksi mobil nggak punya satu aliran khusus, contohnya kita maunya Amerika doang, atau satu merek itu doang, ada kan kolektor yang maunya satu aja, misal Itali aja, kita nggak, kita benar-benar pilih yang mana kira-kira yang patut atau layak untuk di koleksi.

Susah nggak sih merawat mobil-mobil tua ini?

Kalau ngerawat, kita ngomongin bukan ngerawat ya, awalnya lebih ke restore dulu. Step awalnya restore, cukup sulit kadang-kadang. Satu, untuk dapetin parts, kita mesti belanja online, mungkin kalau sekarang bisa belanja online, tapi, back then? Masih surat-menyurat, pas masih ayah saya yang ngurus kan itu masih surat-menyurat. Terus, kadang-kadang juga SDM-nya, orang-orangnya nggak familiar, misalnya ngebangun body, body-nya udah hancur, kropos, nggak familiar. Kita juga mesti punya guidance dari buku, atau dari mana? Gitu lho. Kalau untuk masalah ngerawatnya sih lebih mudah kalau udah jadi ya, di mana kita udah menyediakan dana untuk restorasi yang benar, asal restorasinya udah benar itu maintenance-nya lebih gampang, tapi kalau misalkan kita setengah-setengah, nggak jadi-jadi pasti mobilnya, maintenance-nya jadi mahal.

Kira-kira apa sih yang harus benar-benar diperhatikan dari mobil tua atau klasik?

Kalau dari mobil klasik ya orisinalitas kalau dari pandangan cerita ya, kita orisinalitas di mana waktu kita dapat, 80% parts yang menempel di mobil itu masih asli, bukan mesin yang udah dituker atau apa, kita nyarinya yang seperti itu gitu lho. Dan, di Indonesia kita nyarinya pasti yang bersurat, yang bisa digunakan, mobil-mobil kita semuanya bersurat, jadi kita kapanpun mau keluar nggak ada masalah.

Ini kan tiap mobil tahunnya beda-beda, cara mengurusnya sama kah? Atau beda-beda juga?

Pada dasarnya, dari segi paling mudah, kita ngomongin engine deh, kalau masalah engine semuanya bisa dibilang teknologi yang di-apply pada era-era tahun segitu tuh sama semua, walaupun beda merek. Jadi, kalau satu bisa, kita pasti bisa ngerjain yang lain, cuma paling ada sedikit perbedaan lah, minor banget. Tapi, tetap apa yang kita apply, cara nge-restore-nya sama semua.

Koleksi mobil klasik yang paling tua dari tahun berapa?

Kalau koleksi kita sebenarnya paling tua tahun 1908, Lorraine Dietric keluaran Prancis, itu tahun 1913 atau tahun berapa gitu udah tutup pabriknya, udah nggak ada lagi.

Mobil-mobil klasik yang Anda punya total jumlahnya ada berapa?

Kalau untuk saat ini kurang lebih jumlah totalnya koleksi mobilnya ada 90, di sini (Hauwke’s Auto Gallery) ada 60, dan ada 30 lagi yang belum kita restore. Jadi, kita istilahnya udah meminimalisir koleksinya, tapi kualitasnya yang kita pentingkan gitu lho, daripada kuantitasnya.

Anda sendiri tertarik dengan mobil klasik memang karena ayah Anda, atau memang muncul sendiri rasa ketertarikannya itu?

Memang menurun, saya dari kecil memang dijejelin yang namanya mobil klasik ya pasti menurun, jadi tertarik juga.

Nah, akhirnya kan ada Hauwke’s Auto Gallery nih, jadi lading bisnis juga. Peluang apa sih yang Anda lihat dari Hauwke’s Auto Gallery ini?

Sebetulnya gini, kita kan awalnya tadinya hanya merestorasi, mengoleksi, dan menaruh mobil itu di dalam satu gubuk gitu lah istilahnya, kita nggak punya proper tempat untuk di display. Waktu 2008, kita rencana renovasi tempat ini, dan dari situ kita menempatkan mobil-mobil ini pada satu display atau layout yang lebih baik gitu lho, jadi sesuai dengan era-eranya. Nah, dari situ banyak dari pihak-pihak media atau bidang lain-lain yang kepengen menggunakan spot kita, dan kenapa nggak dikomersilin ujung-ujungnya? gitu istilahnya. Kita kan juga butuh dana untuk maintenance tadi kan, apalagi ada tukang-tukang dan lain-lain, yaudah lah, kita pikir kalau mobilnya bisa cari duit sendiri kenapa nggak? gitu lho.

Jasa apa aja sih yang bisa diberikan oleh Hauwke’s Auto Gallery ini?

Kalau di tempat kita basically tempat aja tuh dipakai buat photo shoot, biasanya digunakan sama orang-orang yang photo shoot buat pre wedding, bisa buat video klip. Klien kita paling banyak orang pre wedding lah. Untuk mobilnya sendiri biasanya buat iklan atau macam-macam, dan wedding car yang pasti.

Yang mengoleksi mobil klasik kan pasti nggak cuma Hauwke atau Anda saja, pasti ada juga yang lainnya. Nah, kalau misalkan ada satu mobil klasik yang limited banget, gimana cara kalian bersaing untuk mendapatkan mobil itu?

Jadi sebenarnya gini, kalau mobil di Indonesia tuh itu-itu aja, yang kita tau di komunitas kan kita register nih, zaman dulu nih, jadi kita tau mobil-mobil di Indonesia tuh itu-itu doang, berarti kalau misalkan ada mobil aneh yang lain-lain itu pasti masuk sendiri, atau memang nggak pernah ada di Indonesia tadinya kan, nah, kita kan memang nggak pernah benar-benar memaksakan diri untuk bisa mendapatkan satu mobil yang kita mau nih, ujung-ujungnya juga dipegang kolektor lain yang nanti kalau udah bosen, “Eh, nanti lo kalau udah bosen kasih ke gue ya? Tuker sama mobil gue deh ini,” ujungnya gitu aja, gitu lho. Dan, perlu diketahui juga di PPMKI ini karena Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia, nggak perlu memiliki, hanya penggemar aja bisa ikut jadi member kan. Jadi, kadang-kadang ada beberapa member yang misalnya mereka belum sanggup merawat atau apa, yaudah ikut aja di komunitas itu, bisa enjoy bareng-bareng, nebeng di mobil kita lah atau gimana. Kayak gitu lho sistemnya, jadi bisa sharing, ya memang bukan memiliki ya, tapi paling nggak kan bisa ngerasain, “Oh, mobil ini enak ya.. blablabla…” Nanti kedepannya kalau mau nyari mobil yang sama atau apa ya terserah gitu kan. Kalau untuk mobil-mobil langka ya itu-itu doang sih, kita tau siapa yang punya. Lingkupnya nggak besar, karena seperti yang saya bilang itu tadi, kita kan tau ada beberapa mobil yang nggak ada di Indonesia nih, bukan dari dulunya ada.

Kalau nama Hauwke sendiri itu dari mana?

Itu sebenarnya nama bokap. Nama panggilannya Hauwke, dibanding Hartawan nama Hauwke lebih familiar di orang-orang mobil tua.

Orang-orang yang punya mobil klasik bisa restorasi ke tempat Anda juga?

Nggak, untuk saat ini kita masih bisa belum bisa menangani, soalnya kita punya mobil sendiri yang belum terestorasi tuh masih banyak, masih ngantri. Karena, di Indonesia ini kita aja kalau target tuh ya minimal kalau bisa 3 - 4 mobil restorasi dalam setahun. Nah, cuma masalah dan kendalanya apa? Tadi, kita mau pesen parts ketahan di bea cukai lah, ada yang apa lah, tapi kebanyakan sih memang ketahan di bea cukai. Jadi, menghambat kerjanya kita gitu lho.

Tapi, apakah kedepannya akan ada rencana untuk buka bengkel juga untuk orang-orang yang mau restorasi mobil klasiknya?

Sekarang gini, sebenarnya di komunitas mobil kuno ini juga ada beberapa orang yang sudah membuka bengkel. Memang kita bukan salah satunya, karena kita ngerasa bukan ranahnya aja untuk mengerjakan mobil orang lain, tapi kalau kerabat atau teman-teman dekat sih biasanya kita bantu.

Ada hobi lain selain mobil-mobil klasik nggak sih?

Sebenarnya masih otomotif, selain mobil klasik, kita suka off road.

Tips-nya apa nih untuk merawat mobil-mobil klasik?

Kalau untuk tips-nya sih lebih ke arah restorasi, untuk membeli dulu pertamanya, jadi orang yang mau beli mobil klasik tuh mesti tau, memang bisa dibilang mobil-mobil klasik di Indonesia udah mulai berkurang ya, tapi yang namanya mobil-mobil ’70-an, retro-retro gitu at same point akan menjadi klasik kan? Jadi, nggak ada salahnya kalau dilirik juga untuk dibeli sekarang, di-keep, tapi memang nggak bisa direstorasi langsung jadi mobil klasik, cuma ya di-keep 10 tahun lagi lah udah jadi klasik kan. Terus, kalau masalah restorasi, ya, kita memastikan barang yang kita beli tuh tingkat orisinalitasnya seperti apa, jumlahnya, jangan yang mobilnya A, mesinnya udah B, gitu kan. 

Comments
DEVI TRI HANDOKO
Sebetulnya gini, kita kan awalnya tadinya hanya merestorasi, mengoleksi, dan menaruh mobil itu di dalam satu gubuk gitu lah istilahnya, kita nggak punya proper tempat untuk di display. Waktu 2008, kita rencana renovasi tempat ini, dan dari situ kita menempatkan mobil-mobil ini pada satu display atau layout yang lebih baik gitu lho, jadi sesuai dengan era-eranya. Nah, dari situ banyak dari pihak-pihak media atau bidang lain-lain yang kepengen menggunakan spot kita, dan kenapa nggak dikomersilin ujung-ujungnya? gitu istilahnya. Kita kan juga butuh dana untuk maintenance tadi kan, apalagi ada tukang-tukang dan lain-lain, yaudah lah, kita pikir kalau mobilnya bisa cari duit sendiri kenapa nggak? gitu lho.
Irwandi -
wah keren nih