Login
Akhir pekan kemarin, hampir seluruh daerah di Indonesia diliputi oleh udara dingin. Pagi hari di Pegunungan Dieng terdapat embun es dengan suhu mencapai minus 5 derajat celsius! Spekulasi langsung bermunculan, ada yang mengatakan Indonesia memasuki musim pancaroba, ada yang mengatakan efek global warming, sampai efek Aphelion. Para ahli langsung angkat bicara, ternyata perubahan udara dingin ini bukan karena Aphelion.
Tipisnya kandungan uap air di atmosfer
Deputi Bidang Meteorologi Mulyono R. Prabowo, seperti dilansir dari tempo.co mengatakan bahwa beberapa wilayah di Indonesia memang mengalami penurunan suhu, tetapi bukan dikarenakan Aphelion. Menurut Mulyono, di Pulau Jawa, Bali, NTB, dan juga NTT kandungan uap air di atmosfer ini cukup tipis.
“Kandungan uap air dan air merupakan zat yang cukup efektif dalam menyimpan energi panas,” ujar Mulyono.
Sebelumnya beredar kabar bahwa Indonesia sedang berada pada titik Aphelion, yaitu posisi bumi berada paling jauh dari matahari. Mulyono sendiri nggak menampik kabar tersebut, tetapi Aphelion bukan menjadi alasan utama beberapa daerah di Indonesia ini berubah jadi dingin.
Di mana suhu paling dingin?
Bagi lo yang tinggal di kota tropis seperti Jakarta, Semarang, atau Surabaya tentu penasaran bagaimana rasanya tinggal di tempat yang dingin. Pantauan BMKG, pada akhir pekan kemarin ada beberapa tempat khususnya di Pulau Jawa, Bali, Papua NTB, dan NTT yang ditangkap memiliki suhu dingin banget. Pertama ada Wamena Papua, Tretes Pasuruan, dan Frans Sales Lega Nusa Tenggara Timur.
Menurut pantauan BMKG, di Frans Sales Lega ini suhunya rata-rata 12 derajat celsius lho, Urbaners. Jadi coba bayangkan ketika lo berada di daerah dengan suhu rata-rata 24 derajat, tentu suhu 12 derajat ini bisa membuat tangan lo membeku!
Lalu, bagaimana dengan Pegunungan Dieng? Pada tanggal 5 Juli 2018 kemarin, suhu di Pegunungan Dieng sempat menyentuh minus 5 derajat celcius. Tetapi setelah itu berangsur naik dan terakhir suhu di sana berada di kisaran 10 derajat. Hmm, jadi pengen ke Dieng nih, Urbaners.
Source: tempo.com
Comments