Trending

Septian Pamungkas, Asyik Merancang Soundtrack dan Efek Suara untuk Puluhan Game

Diawali dari hobi bermusik, Septian Pamungkas selalu ingin mengeksplorasi bakatnya yang terpendam. Menjauh dari karir yang sebelumnya, ia memilih menekuni dunia game sound designer. Meskipun profesi ini belum familiar di Indonesia, Septian justru mengembangkan bakat dengan merancang soundtrack dan efek suara dari berbagai macam game. Hasilnya selalu unik dan orisinil, Urbaners!

Mau tahu bagaimana perjalanan Septian berkecimpung di dunia game sound designer? Simak cerita lengkapnya di sini!

Berawal Dari Magang Di Game Developer

Berawal Dari Magang Di Game Developer

Ketertarikan Septian pada dunia game sound dimulai sejak tahun 2012. Saat itu, Tian - sapaan akrab pria kelahiran Jakarta ini - mendapat kesempatan magang di salah satu game developer untuk mengerjakan sound, mulai dari aransemen sampai membuat sound effect. Tian memiliki latar belakang musik yang cukup panjang. Ia bahkan sempat membuat band ketika duduk di bangku SMP hingga kuliah.

Meski menikmati hobi sebagai anak band, nyatanya Tian nggak berpuas diri dan diam di satu tempat. Ada berbagai dilema yang ia rasakan. Walaupun ia menyukai dunia musik, tapi ia merasa kemampuan bermusik susah untuk berkembang, tidak semisi dengan teman-teman band, dan ia juga ragu untuk masuk lebih dalam ke industri musik Indonesia. Karena itulah, sejak tahun 2012, ia pun memutuskan untuk mencari jalan lain dalam menyalurkan hobi bermusiknya. 

Magang di salah satu game developer akhirnya membuat Tian secara pribadi mulai jatuh cinta dengan dunia game. Ia tertarik menjadi game sound designer karena profesi ini menyediakan alur komunikasi dua arah antara media dan penikmat medianya.

“Bayangkan, selama ini film-film bisa memiliki impact yang sangat besar pada penonton. Padahal, film ini hanya bisa kita nikmati satu arah. Kita nggak bisa menentukan alur cerita di film atau mengubah elemen-elemen tertentu. Nah, sekarang bayangkan ada media lain yang bisa menawarkan impact yang sama, dan bahkan lebih besar. Tapi bedanya, lo bisa berperan langsung atas keputusan-keputusan di media tersebut. Itulah yang bikin game beda dari media lain - karena interaksi berjalan dua arah,” ujar Tian.

Keputusannya semakin mantap setelah berbincang dengan salah seorang temannya yang mengatakan bahwa game adalah penyelamat hidup. Berbeda dari stigma negatif masyarakat tentang game, teman Tian justru mengaku bahwa ia bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih percaya diri berkat game.

Dari sana, Tian beranggapan bahwa game adalah media yang tepat untuk berkarya karena keterlibatan audio di game sangat besar dan bisa memberikan impact luar biasa pula kepada pemain.

Serunya Menjadi Game Sound Designer

Serunya Menjadi Game Sound Designer

Secara garis besar, ada 5 bagian utama pekerjaan di dunia game audio. Yang pertama adalah Music Director. Tugas utama music director adalah men-direct keseluruhan audio yang akan dibuat oleh game yang akan dikembangkan, mulai dari sisi kreatif hingga teknis.

Yang kedua adalah komposer yang bertugas untuk melakukan aransemen musik yang akan dibuat. Ketiga, ada Sound atau voice Designer. Mereka bertugas untuk membuat efek suara dari elemen-elemen yang ada di game, misalnya suara karakter, jurus-jurus, hingga suara makhluk aneh yang ada di game, seperti monster dan robot. Untuk melakukan hal ini, Tian harus memutar otak dengan kreatif. Ia membuat efek suara unik dengan memanfaatkan hal-hal yang ditemui sehari-hari, entah itu gesekan daun atau suara panci besi yang dipukul.

Serunya Menjadi Game Sound Designer

 
Selanjutnya ada Audio Programmer. Tugas audio programmer adalah mengimplementasikan berbagai efek suara dan musik yang sudah dibuat ke dalam game engine. Bagian terakhir adalah Voice Actor yang bertugas untuk mengisi suara dialog antar karakter yang ada di game.

Tian mengatakan, dunia game audio adalah pekerjaan yang sangat menarik dan menantang, karena selalu dihadapkan dengan situasi yang tentatif. Dalam setiap game, setiap pemain akan mendapatkan pengalaman yang berbeda, karena mereka bisa menentukan sendiri alur cerita game yang mereka inginkan. Oleh karena itu, kemungkinan-kemungkinan ini harus dideteksi dan dipikirkan matang-matang, karena akan mempengaruhi proses kreatif dan teknis dalam membuat sebuah sound audio untuk game.

Meski bidang kerjanya menarik, namun industri game di Indonesia masih tergolong dalam industri yang sedang berkembang. Pemain di industri game audio di Indonesia juga baru perlahan-lahan tumbuh. Jika dibandingkan dengan negara seperti Jepang, Indonesia masih tertinggal 10 tahun dalam hal industri game sound.

“Meski gue menekuni dunia game sound, tapi sejujurnya industri ini belum bisa dijadikan pegangan kuat untuk sebuah pekerjaan. Gue pribadi masih belum bisa sepenuhnya hidup hanya dengan mengerjakan project game saja, terutama game lokal yang buatan Indonesia, ya. Jadi, mau nggak mau, gue juga harus coba ngerjain yang lain seperti kebutuhan iklan, animasi, atau film,” paparnya.

Mendirikan Start-Up Monkey Melody

Mendirikan Start-Up Monkey Melody

 
Kecintaan dan ketertarikannya pada industri game sound membuat Tian mendirikan start up Monkey Melody tahun 2013. Saat itu, status Tian memang masih magang, tapi ia memberanikan diri untuk memulai usahanya sendiri. Ia nggak mau hanya mengerjakan pekerjaan internal kantor. Ia ingin mengembangkan diri dengan mengerjakan proyek dengan skala lebih besar.

Di awal pendirian Monkey Melody, banyak kendala yang Tian hadapi. Karena di Indonesia industri game sound masih berkembang, ia harus mengedukasi para game developer lokal untuk meyakinkan mereka bahwa musik sangat memberikan impact di dalam sebuah game. Efek suara pada game juga menentukan apakah pemain akan suka/tidak dengan permainan tersebut.

Kini, klien Tian di Monkey Melody bukan hanya game developer. Ia menangani berbagai proyek aransemen musik, soundtrack, efek suara, hingga iklan, untuk nama-nama besar seperti Singapore Tourism Board, Pocari Sweat, dan Redoxon. Monkey Melody juga memiliki portofolio game yang beragam, misalnya game Tahu Bulat yang viral, Own Coffee Shop, dan Toriko.

Saat ini, Tian sedang disibukkan dengan beberapa proyek game dan aransemen musik untuk kebutuhan advertising. “Untuk proyek game, gue bisa cerita game-game yang udah beres gue kerjain. Kita November lalu rilis satu game bernama Rage In Peace di Steam (untuk PC) dan di Nintendo Switch. Bulan Agustus nanti juga rencananya akan rilis satu game yang gue kerjain, namanya Forged Of Blood,” ungkap Tian.

Wah, keren banget ya cerita perjalanan Septian Pamungkas menjadi salah satu game sound designer Indonesia profesional? Semoga industri game di Indonesia bisa makin maju, supaya nggak kalah dari negara-negara lain ya, Urbaners!