Trending

Misi Tersembunyi Di Balik Instalasi MLDSPOT Art & Sound Experience 2019

Pernah membayangkan kalau diri lo mengecil, lalu masuk ke dalam sebuah rotan? Lo bisa merasakan pengalaman tersebut di MLDSPOT Art & Sound Experience Jakarta International BNI Java Jazz Festival (JJF) 2019 nanti!  MLDSPOT Art & Sound tidak pernah berhenti menyuguhkan sebuah instalasi yang luar biasa. Pada tahun ke-4 ini, Handoko Hendroyono melakukan kolaborasi dengan Glenn Fredly, Keris Kwan, Abie Abdillah dan Dua Sejoli akan mempersembahkan instalasi dengan konsep Hela Rotane. Nah, bukan hanya sekedar instalasi, ternyata Hela Rotane adalah awal sebuah movement lho, Urbaners!

Kenapa harus rotan?

Konsep Hela Rotan ini berawal dari Glenn Fredly yang datang ke Handoko dan menceritakan rencananya dengan Abie. Mereka pergi ke Indonesia Timur tepatnya wilayah yang menghasilkan rotan. Abie yang prihatin tentang rotan Indonesia, karena pada dasarnya Indonesia adalah penghasil rotan terbesar di dunia, tetapi baru 10% yang benar-benar dimanfaatkan. Saat itu Glenn langsung tertarik membuat album musik tentang rotan yang berjudul Hela Rotane. Mendengar cerita tersebut, awalnya Handoko hanya berpikiran mengangkat Hela Rotane ini sebagai content, tetapi saat ingin membuat instalasi MLDSPOT Art & Sound Experience, kenapa tidak Hela Rotane ini tidak diperluas ruang lingkupnya menjadi sebuah instalasi.

Kenapa harus rotan?

Seniman Dibalik Hela Rotane

Bisa dibilang Hela Rotane juga merupakan kolaborasi antar seniman dengan latar yang berbeda-beda, Ada Handoko Hendroyono sebagai konseptor, lalu ada juga Glenn Fredly sebagai pencetus dari ide Hela Rotane itu sendiri, lalu Keris Kwan pada bagian arsitekturnya, dan Abie Abdillah seorang product designer spesialis rotan. Meskipun berbeda, mereka memiliki misi yang sama dalam project ini yang membuat kolaborasi ini dapat berjalan dengan baik.

Seniman Dibalik Hela Rotane

Glenn Fredly sendiri yang disebut-sebut Handoko sebagai artist beyond musician karena ia tidak hanya berkutat di musik, tetapi ia juga concern terhadap dunia sosial. Lalu Keris Kwan, arsitektur yang sudah langganan membuat project bersama Handoko sangat gemar merespon objek secara natural, tidak melulu soal estetika, tetapi bagaimana merefleksikan impact dan efisiensi dari bangunan yang ia rancang dan fungsi sosial tentunya. Mereka juga dibantu oleh Abie Abdillah pakar rotan yang telah mengeksportir produk-produk rotannya ke New Zealand, Singapore, Malaysia, Jepang bahkan salah satu produknya telah menjadi koleksi salah satu brand di Milan. Nggak heran bahwa Abie sangat ahli untuk mengeksplorasi dan memaksimalkan bahan rotan hingga menjadi instalasi yang cukup besar.

Diluar seniman yang membuat instalasi ini, nantinya mereka juga akan berkolaborasi dengan Dua Sejoli. Pasangan Intan Anggita dan Aria Anggadwipa ini akan mengangkat kembali musik-musik Indonesia ditahun 1950-an di activity Silent Disco yang ada di MLDSPOT Art & Sound Experience.

Hutan Rotan Di Tengah 'Broadway'

Saat sejauh mata memandang lo disuguhkan dengan suasana theatrical broadway, terdapat satu sudut dengan sentuhan tradisional, pastinya akan membuat lo penasaran, Urbaners! MLDSPOT Art & Sound Experience 2019 ini memang akan mengawinkan tema dari JJF 2019 yakni broadway dengan sesuatu yang natural dan 'Indonesia Banget'. Handoko Hendroyono berpendapat jika dunia kreatif hanya mengikuti arus tanpa membuat interpretasi baru pasti nggak seru, jadilah ia dan tim mempertahankan instalasi rotan satu ini. Eits, meskipun berbeda, bukan berarti menyebrang dari konsep besar JJF 2019, Urbaners. Keris Kwan sang artsitek mensiasatinya dengan lighting yang mencirikan broadway, full color dan penuh dengan hiruk pikuk. Warna yang dipilih juga warna-warna malam yang identik 1980-an, seperti ungu, magenta, biru. Seperti yang ada di film Knight Rider. Hmm.. penasaran nggak sih akan jadi seperti apa?

Hutan Rotan Di Tengah 'Broadway'

Instalasi Dalam Instalasi

Nggak cuma bangunannya yang unik dari rotan, instalasi ini juga memiliki banyak stopping power yang bisa lo nikmati, Urbaners. ’’Instalasi-ception”, karena di dalam MLDSPOT Art & Sound Experince ini terdapat instalasi lain yang juga nggak kalah keren dari seniman-seniman Indonesia. Saat masuk ke dalam Hela Rotane, lo akan berjalan di lorong kurang lebih 17 meter, dan sepanjang perjalanan tersebut terdapat tiga tube besar yang bisa lo kunjungi. Tube pertama terdapat DJ booth dari Dua Sejoli dan instalasi mural dari Handoko. Tube kedua terdapat instalasi dari Keris Kwan berupa pohon besar yang merealisasikan asal dari rotan itu sendiri. Dan yang terakhir, instalasi dari Abie Abdillah  dengan sculpture yang menggantung-gantung. Sudah kebayang dong, apa saja yang bisa lo lakukan disana?

Instalasi Dalam Instalasi

Mengunjungi Dunia Baru Di MLDSPOT Art & Sound Experience

Bisa dibilang instalasi ini seperti alat ajaib dari Doraemon, yang mengecilkan pengunjung, hingga dapat masuk ke pori-pori rotan. Harapannya, ketika lo masuk, akan mengalami suatu dunia yang baru dan berbeda dari kehidupan lo sehari-hari. Hint sedikit, lo harus mengunjungi instalasi ini saat siang dan malam. Saat lighting mulai dinyalakan ambience-nya akan berubah total. Instalasi ini juga membebaskan pengunjungnya memiliki interpretasi yang berbeda-beda. Nah, ditunggu ya Urbaners pendapat lo tentang instalasi ini!

Berkreasi Dengan 1 Ton Rotan Dalam Waktu Singkat

Ketika biasanya rotan dimainkan dalam objek kecil, kali ini lebih di eksplor dengan ruang yang spasial, tentu hal tersebut menimbulkan tingkat kesulitan tersendiri. Bagaimana tidak, mereka harus menyulap rotan seberat 1 ton selama kurang dari satu bulan menjadi sebuah instalasi berukuran 20 x 10. Sentra bahan juga cukup sulit karena menggunakan beberapa jenis rotan yang berbeda, yakni rotan manau dari Sumatra, rotan Lambang dan Tohiti dari Sulawesi. Belum lagi tantangan Handoko Hendroyono yang harus mural dengan media rotan yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Hela Rotane: Langkah Awal Sebuah Gerakan Dari Seniman

Ternyata ada misi lain di balik instalasi ini. Para seniman yang terlibat ingin membuat sebuah gerakan yang menyadarkan masyarakat, arsitek ataupun para pengrajin, bahwa ada media lain yang bisa di eksplorasi yakni rotan. Instalasi ini juga sebagai langkah awal bukti bahwa rotan tidak hanya dapat digunakan untuk objek kecil seperti furniture tetapi juga bisa menjadi bahan utama suatu bangunan. Mengubah paradigma rotan yang sebelumnya hanya menjadi bahan baku kerajinan ternyata memuliki value lebih dengan kualitas yang sebanding dengan bahan lainnya.

Hela Rotane: Langkah Awal Sebuah Gerakan Dari Seniman

Dengan mengangkat issue ini, mereka juga sekaligus ikut membantu mensejahterakan pengrajin-pengrajin rotan di Indonesia. Setelah JJF 2019, instalasi Hela Rotane ini akan  dibawa ke Karang Asem, Bali untuk dijadikan sebuah space yang bisa digunakan untuk aktivitas apapun sepertu Catwalk, Taman Jajan ataupun bazaar produk lokal. Handoko dan seniman lainnya tidak mau instalasi ini hanya sekedar 'pajangan' tetapi lebih ke bagaimana masyarakat berpartisipasi dalam movement Hela Rotane tersebut.